MAUMERE, KOMPAS.com - Menikmati semangkuk bakso di sebuah restoran atau warung tentu sudah biasa. Namun, bagaimana rasanya ketika makan bakso di tengah hutan bakau?.
Pengalaman itu bisa kamu rasakan saat berkunjung ke Klakat, salah satu wisata di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
Wisata Klakat berada di Desa Watubaing, Kecamatan Talibura. Sekitar 42 kilometer dari Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka dengan waktu tempuh 1 jam perjalanan.
Baca juga: Wisata Mangrove Watubaing, Destinasi Baru di Sikka NTT
Belum lama ini Kompas.com berkesempatan mampir di wisata Klakat sebelum bertolak ke Larantuka, Kabupaten Flores Timur.
Saat hendak memasuki kawasan wisata Klakat, tampak baliho berukuran 2x3 meter dengan tulisan bakso tempur seakan menyambut setiap pengunjung.
Ada satu pohon asam berukuran besar dan rindang. Selain itu beberapa tempat duduk yang dari potongan kayu diatur secara apik, membuat pengunjung merasa betah saat berada di sini.
Anda perlu sedikit merogoh kocek untuk membeli semangkuk bakso dengan berbagai varian, tergantung selera. Harganya sangat ramah kantong, dibanderol Rp 10.000 sampai Rp 15.000 per mangkok.
Sebelum pesanan tiba di meja hidangan, kamu bisa berkeliling membelah hutan bakau melewati jembatan alami dari kayu dan bambu. Ada banyak spot foto instagramable yang bisa diabadikan.
Baca juga: Pemandian Air Panas Blidit di Sikka, NTT Mulai Diminati Turis Asing
Udara sejuk dan menyegarkan begitu terasa. Siulan burung ditaburi gemuruh ombak terdengar merdu. Saat sore hari pengunjung akan melihat monyet yang loncat diantara pohon bakau.
"Untuk sementara baru satu area tempat duduk yang baru dibangun di dalam kawasan hutan mangrove, bisa duduk sementara sambil menikmati baksonya," ujar Wawan Duran (32) selaku inisiator wisata Klakat.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.