Memasuki waktu makan siang, saatnya menaiki motor atau berjalan kaki agak jauh menuju Istana Mini Neira.
Istana yang dibangun pada 1622 dan dulunya menjadi tempat tinggal pejabat VOC ini berlokasi sekitar 500 meter dari Benteng Belgica.
Menurut penduduk setempat, bangunan yang kini tidak ditinggali itu biasanya digunakan untuk acara desa tertentu, seperti lomba 17 Agustus-an.
Baca juga: Panduan Wisata ke Desa Wisata Ngilngof di Kei Kecil, Maluku Tenggara
Selain itu, pengunjung juga bisa duduk-duduk di selasar sambil makan Patita.
Patita adalah tradisi makan bersama dalam jumlah besar, dengan sajian menu khas Maluku, seperti ikan asar, ikan goreng, ikan kuah kuning, papeda, kokohu, patatas rebus, manisan pala, dan lain-lain.
Baca juga: Menikmati Indahnya Senja di Pulau Nailaka, Kepulauan Banda
Biasanya hidangan patita disajikan di atas daun kelapa atau daun pisang yang ditata sebagai alas. Menurut pemandu wisata lokal, biaya Patita mulai Rp 125.000 per orang.
Tradisi ini bertujuan untuk mengenalkan menu khas Maluku dan juga meningkatkan kekerabatan serta kebersamaan masyarakat.
Sekitar pukul 14.00 WIT, perjalanan dilanjutkan menuju Klenteng Sun Thien Kong.
Berada di daerah pecinan di Desa Nusantara, klenteng ini jadi bangunan peribadatan bagi pemeluk agama Konghucu dan beberapa keturunan Tionghoa di Banda Neira.
Belum jelas kapan klenteng ini dibangun, meski menurut tokoh Tionghoa yang sekarang menjadi pemegang kunci, Sinto Holsen (Ho Tjiau Sin), klenteng tersebut telah ada sebelum datangnya Bangsa Eropa di Banda Neira.
Baca juga: 3 Pulau di Banda Maluku yang Cocok untuk Island Hopping Seharian
Seperti diketahui, Bangsa Tionghoa memang lebih dahulu menjalin kerjasama perdagangan dengan rakyat Banda dan bermukim di Banda Neira.
Klenteng Sun Thien Kong terdiri dari tiga bangunan yakni bangunan utama, bangunan samping, dan sumur, seperti dikutip Kemdikbud.
Menjelang sore hari pukul 15.00 WIT, tujuan terakhir yang cocok untuk didatangi adalah Benteng Belgica. Pengunjung bisa berjalan kaki meski agak menanjak, atau menyewa ojek untuk menuju ke benteng.
Benteng yang dibangun abad ke-16 ini memilih denah segi lima, dan masih berdiri dengan kokoh. Terdapat beberapa menara dan meriam yang bisa dilihat saat sudah naik ke atas benteng.
Baca juga:
Tak hanya itu, Benteng Belgica menawarkan pemandangan menakjubkan karena menghadap ke arah laut dan Gunung Api Banda, sehingga akan semakin menambah keindahan foto para pengunjung.
Kamu bisa menghabiskan waktu berlama-lama mengeksplorasi benteng ini, sebelum kembali ke penginapan untuk istirahat dan makan malam.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.