Lantas, kenapa Surakarta disebut Solo? Bani mengatakan hal tersebut lantaran pusat Keraton Surakarta dipindahkan ke desa bernama Sala.
Nah, sejarah nama Solo ternyata berasal dari nama Desa Sala.
“Sebutan masyarakat umum, karena tempat itu namanya Sala, maka sering menyebut Sala,” terangnya.
Bani menjelaskan pelafalan nama Sala seperti huruf sa dan la dalam aksara Jawa. Sayangnya, masyarakat acapkali salah eja, sehingga guna menghindari salah pelafalan tersebut, maka tulisannya diganti dengan Solo, dengan menggunakan huruf O.
“Orang membacanya cenderung menjadi Sala, kemudian diubah tulisannya menjadi Solo. Maksudnya supaya dibaca menjadi Solo, sehingga ditulis Solo,” terangnya.
Baca juga: Harga Tiket dan Waktu Buka Keraton Surakarta, Jangan Sampai Kecele
Baca juga: Rute dan Harga Wisata Bendi di Alun-alun Selatan Keraton Surakarta
Meskipun lebih familier dengan nama Solo, namun Bani menyatakan bahwa Surakarta merupakan nama administrasi yang digunakan hingga saat ini.
Pernyataan ini diperkuat dengan informasi dari laman situs DPRD Kota Surakarta, bahwa nama Surakarta digunakan dalam kondisi formal atau pemerintahan.
Sedangkan, nama Solo lebih banyak digunakan dalam percakapan umum.
“Nama resmi untuk pemerintahan adalah Surakarta, itu resminya yaitu Kotamadya Surakarta,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.