Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Surakarta Disebut Solo? Simak Sejarahnya

Kompas.com - 09/11/2022, 20:45 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - Kota Surakarta kerap disebut dengan nama Solo oleh sebagian masyarakat.

Kota yang berada di Jawa Tengah ini merupakan kota budaya yang banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah. 

Lantas, kenapa Surakarta disebut Solo? Ternyata, ada sejarah panjang di balik nama Surakarta dan Solo tersebut.

Simak penjelasan beserta sejarahnya seperti dirangkum Kompas.com berikut ini.

Baca juga: Jelajah Sungai Bengawan Solo Naik Kapal Naga di Taman Sunan Jogo Kali Surakarta

Baca juga: Apa Perbedaan Solo dan Surakarta? Berikut Penjelasannya

Grebeg besar diselenggarakan oleh Keraton Surakarta Hadiningrat.KOMPAS.com/Silvita Agmasari Grebeg besar diselenggarakan oleh Keraton Surakarta Hadiningrat.

Sejarah Kota Surakarta 

Pengamat Budaya Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Prof. Dr. Bani Sudardi menjelaskan nama lengkap kota Surakarta adalah Surakarta Hadiningrat. 

Nama Surakarta Hadiningrat diberikan pada masa pemerintahan Kerajaan Mataram Islam. 

Bani menjelaskan, pusat pemerintahan kerajaan Mataram Islam dipindahkan dari Kartasura ke Surakarta atas perintah Pakubuwono II karena sebuah peristiwa pemberontakan 

 “Pakubuwono menganggap kerajaan di Kartasura sudah tidak bertuah, sehingga kemudain dipindahkan ke arah timur yaitu di pinggir (sungai) Bengawan Solo,” terangnya saat dihubungi Kompas.com, dikutip Rabu (9/11/2022).  

Baca juga: Masjid Agung Surakarta, Saksi Berdirinya Keraton Surakarta

Baca juga: Beda Gamelan Gaya Yogyakarta dan Surakarta, Warisan Budaya Tak Benda dari Indonesia

Mengutip Kompas.com (3/7/2021), pada 1743 terjadi peristiwa Geger Pecinan yang berdampak pada kehancuran Keraton Kartasura. 

Peristiwa tersebut dipicu oleh pemberontakan etnis Tionghoa lantaran Pakubuwono II, yang kala itu memimpin Keraton Kartasura, dinilai berpihak kepada Belanda. 

Kemudian, Pakubuwono II memerintahkan pemindahan keraton dari Kartasura ke Desa Sala. Desa Sala dipilih karena beberapa faktor, tetapi utamanya karena posisinya yang dekat dengan Sungai Bengawan Solo. 

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Secara resmi, Keraton Surakarta di Desa Sala mulai ditempati pada 17 Februari 1745, meskipun pembangunannya belum selesai sepenuhnya.  

Setelah peristiwa yang dikenal sebagai bedol keraton ini, wilayah Desa Sala berkembang pesat hingga menjadi kota seperti saat ini. 

Ilustrasi Monumen Patung Slamet Riyadi di Jalan Slamet Riyadi, Kota Solo.SHUTTERSTOCK/LANO LAN Ilustrasi Monumen Patung Slamet Riyadi di Jalan Slamet Riyadi, Kota Solo.

Kenapa Surakarta Disebut Solo?

Lantas, kenapa Surakarta disebut Solo? Bani mengatakan hal tersebut lantaran pusat Keraton Surakarta dipindahkan ke desa bernama Sala. 

Nah, sejarah nama Solo ternyata berasal dari nama Desa Sala. 

“Sebutan masyarakat umum, karena tempat itu namanya Sala, maka sering menyebut Sala,” terangnya. 

Pasar Klewer Kota Solo, Jumat (9/6/2017)M Wismabrata/KOMPAS.com Pasar Klewer Kota Solo, Jumat (9/6/2017)

Bani menjelaskan pelafalan nama Sala seperti huruf sa dan la dalam aksara Jawa. Sayangnya, masyarakat acapkali salah eja, sehingga guna menghindari salah pelafalan tersebut, maka tulisannya diganti dengan Solo, dengan menggunakan huruf O.

“Orang membacanya cenderung menjadi Sala, kemudian diubah tulisannya menjadi Solo. Maksudnya supaya dibaca menjadi Solo, sehingga ditulis Solo,” terangnya. 

Baca juga: Harga Tiket dan Waktu Buka Keraton Surakarta, Jangan Sampai Kecele

Baca juga: Rute dan Harga Wisata Bendi di Alun-alun Selatan Keraton Surakarta

Nama resmi pemerintahan

Meskipun lebih familier dengan nama Solo, namun Bani menyatakan bahwa Surakarta merupakan nama administrasi yang digunakan hingga saat ini. 

Pasar Gede yang berada di Jalan Jenderal Urip Sumoharjo, Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah ini, memiliki letak yang strategis. Solo adalah kota yang telah memperoleh predikat universal health coverage (UHC) dari BPJS Kesehatan sejak 2018.Fristin Intan/Kompas.com Pasar Gede yang berada di Jalan Jenderal Urip Sumoharjo, Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah ini, memiliki letak yang strategis. Solo adalah kota yang telah memperoleh predikat universal health coverage (UHC) dari BPJS Kesehatan sejak 2018.

Pernyataan ini diperkuat dengan informasi dari laman situs DPRD Kota Surakarta, bahwa nama Surakarta digunakan dalam kondisi formal atau pemerintahan. 

Sedangkan, nama Solo lebih banyak digunakan dalam percakapan umum. 

“Nama resmi untuk pemerintahan adalah Surakarta, itu resminya yaitu Kotamadya Surakarta,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com