Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pariwisata Bukan Sekadar Traveling Jadi Bahasan KTT G20

Kompas.com - 13/11/2022, 19:19 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perjalanan dan pariwisata (travel and tourism) merupakan sektor yang berperan besar dalam masyarakat, ekonomi, dan alam seluruh dunia.

Pada 2019, kurang dari 330 juta orang bekerja di industri perjalanan dan pariwisata atau sekitar 10 persen dari profesi di dunia. Angka ini berkontribusi terhadap total 10,3 persen PBD global.

Oleh karena itu, industri pariwisata menjadi salah satu agenda pembahasan penting dalam G20, khususnya terkait peran dalam pemulihan pasca-pandemi.

Baca juga: Naik Pesawat Super Air Jet ke Bali Selama KTT G20, Perhatikan Hal Ini

Adapun pembahasan negara yang terlibat dalam G20 mendatang adalah pentingnya pariwisata yang tidak hanya sekedar perjalanan, tetapi juga pariwisata berkelanjutan.

“Cara kita bisa punya pertumbuhan ekonomi yang permanen, salah satunya dengan bertanggung jawab terhadap lingkungan, dan ini berlaku dalam pariwisata,” kata mantan Presiden Meksiko Felipe Calderan.

Pernyataan itu ia sampaikan dalam rangkaian agenda G20, yaitu THK Blended Finance yang digelar secara hybrid, Minggu (13/11/2022).

Ilustrasi wisatawan di Canggu, Kabupaten Badung, Bali.Dok. UNSPLASH/David Gor Ilustrasi wisatawan di Canggu, Kabupaten Badung, Bali.

Menurut Calderan, merupakan hal yang sangat mungkin untuk suatu negara memiliki pertumbuhan ekonomi sekaligus mengatasi perubahan iklim dengan cara bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Ia melanjutkan, tourism dan travel sebenarnya merupakan salah satu sektor yang sangat menjanjikan dalam hal besarnya lapangan kerja dan menaikkan angka pendapatan negara.

Baca juga: KTT G20, Penerbangan Reguler di Bandara Ngurah Rai Dipastikan Normal

“Tapi dalam waktu yang sama, juga menjadi sektor yang rapuh dalam kaitannya dengan isu perubahan iklim. Bayangkan saja, 80 persen sumber daya di dunia, seperti pantai, terumbu karang, dan lain-lain di sejumlah tempat sudah terancam,” tutur Calderan.

Kerja sama untuk pariwisata berkelanjutan

Oleh karena itu, menurut dia selain bertanggung jawab kepada lingkungan, pihak terlibat dalam industri wisata juga harus bekerja sama mengatasi isu pariwisata berkelanjutan.

Salah satu cara sederhana, kata Calderan, dapat dilakukan melalui suatu sektor krusial di pariwisata, yaitu pelayanan (hospitality).

“Kita bisa meningkatkan efisiensi energi di bidang hospitality. Hotel, misalnya, bagaimana cara mengefesiensikan energi lampu, AC, sensor di dalam gedung, Ini berpengaruh untuk lingkungan, biaya, dan lain-lain,” tutur Calderan.

Baca juga: Mengenal Sustainable Tourism, Konsep Wisata dengan Memperhatikan Aspek Keberlanjutan Lingkungan

Ia menilai, melalui sektor pariwisata, sangat banyak hal yang bisa diupayakan untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan, ekonomi, biaya, dan sekaligus perusahaan.

Lebih lanjut, ia memaparkan pentingnya kebijakan dan aksi publik yang baik, serta perencanaan hingga koordinasi antar semua pihak. Mulai dari pemerintah, sektor privat, hingga masyarakat.

Pentingnya kolaborasi antarpemimpin dunia

Senada, seorang pebisnis sekaligus penulis Paul Polman menjabarkan pentingnya kepemimpinan berbasis kooperasi.

Ilustras snorkeling di Karimunjawa.Dok. Tamasya Karimunjawa Ilustras snorkeling di Karimunjawa.

“Kepemimpinan yang kompetitif yang selama ini kita belajar dan diajarkan, ternyata tidak lebih baik dibandingkan dengan cooperative leadership,” ujar Polman.

Untuk mengurusi perubahan iklim yang menjadi isu besar, menurut dia para pemimpin dunia juga harus berkolaborasi. Tak hanya pemimpin, ia menegaskan, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat.

Baca juga: 5 Destinasi Wisata Berbasis Sustainable Tourism di Indonesia

“Sendiri, kamu bisa pergi dengan cepat. Tapi kalau bersama, kamu bisa pergi jauh. Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana mencipatakan solusi untuk menyelesaikan masalah, bukan untuk menciptakan masalah baru,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com