Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tri Hita Karana, Falsafah Hindu yang Sejalan dengan Wisata Berkelanjutan

Kompas.com - 14/11/2022, 16:35 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pariwisata berkelanjutan menjadi tren baru dalam pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dunia di Indonesia.

Tren ini dinilai selaras dengan Tri Hita karana, falsafah hidup masyarakat Bali yang merupakan konsep dan ajaran dalam agama Hindu, seperti disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno.

Baca juga:

"Pengembangan pariwisata berkelanjutan selaras dengan falsafah hidup masyarakat Bali yaitu Tri Hita Karana yang merupakan konsep dan ajaran dalam agama Hindu tentang tiga sub-sistem utama yaitu Parhyangan, Pawongan, dan Palemahan," ujar Sandiaga dalam Tri Hita Karana (THK) Forum di Bali Nusa Dua Convention Center, Minggu (13/11/2022). 

 

Untuk diketahui, Parhyangan merupakan hubungan manusia dengan Tuhan yang dapat diartikan sama dengan pola pikir, konsep, atau nilai.

Baca juga: Pura Sakenan, Tempat Ibadah yang Dikunjungi Delegasi G20 di Bali

Sementara itu, Pawongan artinya adalah hubungan manusia dengan sesamanya sebagai elemen sosial, sedangkan Palemahan yaitu hubungan manusia dengan alam sekitar sama dengan elemen artefak.

Ajaran ini juga menitikberatkan pada upaya bagi sesama agar bisa hidup berdampingan, saling bertegur sapa satu dengan yang lain, tidak ada riak-riak kebencian, penuh toleransi, dan penuh rasa damai.

Upaya pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia

Kelompok Sahabat Mangrove Desa Kersik bersama Pemerintah Desa Kersik rutin menanam mangrove dan pembangunan pegar (pemecah gelombang ambang rendah), sebagai bagian program Desa Wisata Kersik yang diinisiasi PHKT. DOK. PHKT Kelompok Sahabat Mangrove Desa Kersik bersama Pemerintah Desa Kersik rutin menanam mangrove dan pembangunan pegar (pemecah gelombang ambang rendah), sebagai bagian program Desa Wisata Kersik yang diinisiasi PHKT.

Lebih lanjut, menurutnya, pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) saat ini adalah suatu tren pariwisata yang sekarang tidak terhentikan dan tidak tergantikan.

"Karena sustainable tourism membuka peluang kita untuk lebih melestarikan lingkungan, juga meminjam istilah dari Felipe Calderon (mantan presiden Meiksiko) adalah ‘make money while you preserve the environment’," kata Menparekraf.

Ia menyampaikan, konsep pariwisata berkelanjutan ini telah diimplementasikan dalam upaya pengembangan potensi desa-desa wisata yang ada di Indonesia.

Baca juga:

"Kami akan terus mengembangkan destinasi-destinasi wisata yang ada di Indonesia dengan fokus pariwisata berkelanjutan dan berkualitas," katanya.

Selain itu, salah satu upaya pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia, lanjut Menparekraf, adalah melalui penanaman bibit bakau melalui program carbon footprint offset.

"Ini adalah contoh dari program pengembangan destinasi pintar dan berkelanjutan yang kami kembangkan, tidak hanya di Bali, tetapi juga di seluruh destinasi yang ada di Indonesia," pungkasnya. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Travel Update
Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Travel Update
Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

Travel Update
Artotel Group Akuisisi Hotel Century Senayan, Tetap Ada Kamar Atlet

Artotel Group Akuisisi Hotel Century Senayan, Tetap Ada Kamar Atlet

Travel Update
Lokasi dan Jam Buka Terbaru Kebun Binatang Bandung

Lokasi dan Jam Buka Terbaru Kebun Binatang Bandung

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com