Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Fakta Soal Pinandita, Rohaniwan dalam Agama Hindu

Kompas.com - 15/11/2022, 18:14 WIB
Louis Brighton Putramarvino,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat menyaksikan umat Hindu yang tengah bersembahyang di tempat suci, mungkin wisatawan pernah melihat sosok berpakaian serba putih yang umumnya duduk di depan umat. Sosok tersebut dikenal sebagai pinandita atau pemangku.

Pinandita dikenal sebagai rohaniwan dalam agama Hindu yang berperan dalam melaksanakan upacara persembahyangan. 

Baca juga: Mengenal Pinandita, Pemuka Agama Hindu yang Doakan Kesuksesan KTT G20

Lantas, apa itu pinandita dan siapa yang bisa menjadi pinandita? Simak faktanya berikut ini:

Fakta seputar pinandita 

1. Apa bedanya pandita dengan pinandita?

Dikutip dari laman resmi Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), kata "pinandita" berasal dari kata "pandita" dengan sisipan "-in", serta bermakna orang yang disiapkan menjadi pandita.

Sementara itu, kata "pandita" bersumber dari bahasa Sansekerta yang diartikan sebagai pendeta atau brahmana. 

Baca juga: Tri Hita Karana, Falsafah Hindu yang Sejalan dengan Wisata Berkelanjutan

Peran pinandita kerap dikaitkan dengan pandita, namun sesungguhnya keduanya memiliki perbedaan.

Dilansir dari Kompas.com, Minggu (13/11/2022), berdasarkan ketetapan PHDI tahun 1968, pinandita bertugas membantu serta mewakili pandita. 

Perbedaan keduanya adalah dari segi skala upacara. Pinandita umumnya melaksanakan upacara yang berskala kecil, serta tidak menggunakan alat pemujaan yang seperti yang digunakan oleh pandita. 

Baca juga: Melukat, Tradisi Umat Hindu di Bali dan Wisata Spiritual

2. Siapa yang bisa menjadi pinandita?

Menurut Ketua PHDI Provinsi Banten, Ida Bagus Alit Wiratmaja, seseorang yang ingin menjadi pinandita harus sehat secara jasmani dan rohani.

“Orang yang (ingin menjadi pinandita harus) memiliki jiwa pengabdian yang tulus ikhlas, berbudi luhur, bermoral baik, memiliki mental yang tinggi, serta memiliki jiwa yang tulus untuk selalu siap bekerja tanpa mengharapkan imbalan,” jelasnya kepada Kompas.com, Jumat (11/11/2022).

Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Upacara Potong Gigi dalam Agama Hindu?

3. Pinandita dan membebaskan diri dari tujuh kegelapan

Pemuka agama Hindu mengikuti kegiatan doa bersama jelang penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (26/10/2022). Doa bersama yang diikuti sekitar 1.200 orang pemuka agama Hindu secara langsung yang hadir di Nusa Dua dan sekitar 150 ribu umat Hindu yang tersebar di 1.493 desa adat di wilayah Bali secara serentak itu dilakukan untuk memohon kepada Tuhan agar penyelenggaraan KTT G20 di Bali pada 15-16 November dapat berjalan lancar dan aman serta untuk mendoakan perdamaian dunia.Dok. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/hp. Pemuka agama Hindu mengikuti kegiatan doa bersama jelang penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (26/10/2022). Doa bersama yang diikuti sekitar 1.200 orang pemuka agama Hindu secara langsung yang hadir di Nusa Dua dan sekitar 150 ribu umat Hindu yang tersebar di 1.493 desa adat di wilayah Bali secara serentak itu dilakukan untuk memohon kepada Tuhan agar penyelenggaraan KTT G20 di Bali pada 15-16 November dapat berjalan lancar dan aman serta untuk mendoakan perdamaian dunia.

Seorang pinandita juga diwajibkan untuk membebaskan diri dari tujuh perilaku kegelapan menurut kepercayaan dalam agama Hindu yang disebut Sapta Timira, berikut selengkapnya:

1. Dhana: Sifat manusia yang cenderung mabuk karena kegelapan pikiran akibat pengaruh kekayaan.

2. Guna: Sifat manusia yang cenderung mabuk karena kegelapan pikiran akibat pengaruh kepandaian.

3. Kasuran: Sifat manusia yang cenderung mabuk karena kegelapan pikiran akibat pengaruh kemenangan atau keberanian.

4. Kulina: Sifat manusia yang cenderung mabuk karena kegelapan pikiran akibat pengaruh keturunan atau kebangsawanan.

5. Sura: Sifat manusia yang cenderung mabuk karena kegelapan pikiran akibat pengaruh minuman keras seperti arak, bir, tuak, dan minuman beralkohol lainnya.

Baca juga: Rangkaian Perayaan Hari Raya Kuningan untuk Umat Hindu

6. Surupa: Sifat manusia yang cenderung mabuk karena kegelapan pikiran akibat pengaruh keindahan rupa.

7. Yowana: Sifat manusia yang cenderung mabuk karena kegelapan pikiran akibat pengaruh keremajaan, atau karena usianya yang masih muda.

Menurut Ida, seseorang yang memiliki sifat-sifat tersebut tidak pantas untuk ditunjuk sebagai seorang pinandita.

“Sebab seseorang yang pantas menjadi pemangku atau pinandita adalah mereka yang telah mencapai keadaan rohani dan bebas dari kemabukan atau mahardhika, yaitu bebas dari kemabukan, bijaksana, suci dan berbudi luhur,” pungkasnya.

Baca juga: Goa Seplawan, Peninggalan Hindu yang Kaya Makna Kehidupan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com