KOMPAS.com - Harga kamar hotel saat ramai pengunjung (high season) mengalami kenaikan sebesar 15 persen dibandingkan saat sepi pengunjung (low season). High season biasanya terjadi saat musim liburan.
Fakta tersebut terungkap dari riset yang dilakukan Online Travel Agent (OTA), Pegipegi.
Baca juga: Kapan Waktu Terbaik Pesan Kamar Hotel agar Dapat Harga Murah?
Vice President of Commercial and Marketing Pegipegi, Ryan Kartawidjaja mengatakan, harga kamar hotel jauh lebih murah pada saat low season karena pihak hotel berusaha menarik minat akibat sepinya pengunjung.
“Pada low season, masyarakat cenderung tidak bepergian, sehingga destinasi menjadi lebih sepi dibandingkan pada high season yang diwarnai momen liburan, seperti liburan sekolah, Lebaran, Natal dan tahun baru,” kata Ryan dikutip dari keterangan resmi Pegipegi, Rabu (16/11/2022).
Baca juga: 7 Hotel Murah Dekat Bundaran HI untuk Tahun Baruan, Cuma Rp 100.000-an
Menjelang akhir tahun 2022, Ryan memperkirakan tren traveling di Indonesia makin tumbuh.
Ia menilai minat traveling masyarakat masih tinggi di tengah pandemi Covid-19, ketidakpastian ekonomi global, konflik di sejumlah negara, hingga kenaikan harga BBM.
“Sejak Mei 2022, Pegipegi mencatat peningkatan tren yang signifikan untuk pemesanan akomodasi. Jumlah transaksi dan pengunjung telah berkembang berkali lipat terhitung dari Februari 2022,” tuturnya.
Baca juga: 8 Hotel Mewah di Bali yang Disiapkan untuk Delegasi G20
Dalam riset ini, Pegipegi mengolah data nilai median harga hotel mitra yang tersebar di 19 wilayah populer Indonesia. Meliputi akomodasi non-bintang (seperti guest house, homestay, villa) serta hotel bintang 1 hingga bintang 5.
Baca juga: Perbedaan Kamar Standard dan Deluxe di Hotel, Jangan Sampai Keliru
Data nilai median yang diambil terdiri dari harga hotel saat low season (periode Februari-April dan September-Oktober) dan high season (periode liburan sekolah, liburan Lebaran, liburan Natal dan Tahun Baru).
Hasil pengumpulan data diolah dan dibandingkan dalam beberapa kategori. Meliputi, geografis, jenis akomodasi, dan rentang harga.
View this post on Instagram
Secara wilayah, harga kamar hotel di Yogyakarta tercatat naik paling tinggi saat high season, sebesar 36 persen.
Sebaliknya, harga kamar hotel di Jakarta mengalami perubahan terendah pada high season, sebesar 9 persen.
Baca juga: Hotel Murah Dekat Malioboro untuk Tahun Baruan, di Bawah Rp 200.000
Dari jenis akomodasi, hotel bintang 2 mengalami kenaikan harga cukup tinggi saat high season, sebesar 26 persen.
Sedangkan hotel bintang 3 mengalami perubahan harga yang terendah, yakni sebesar 13 persen.
Pegipegi mengungkapkan, saat low season hotel bintang 2 di Palembang memiliki nilai median harga paling murah, yaitu Rp182.274.
Sementara itu, hotel bintang 5 di Bali menjadi akomodasi paling mahal saat low season, dengan nilai median harga hotel sebesar Rp4,73 juta.
Baca juga: 7 Tips Mencari Promo Hotel Agar Liburan Lebih Hemat
Pada high season, hotel bintang 1 di Medan memiliki nilai harga median termurah yakni Rp223.340.
Sedangkan hotel bintang 5 di Bali lagi-lagi cenderung memiliki nilai paling tinggi dengan harga median Rp5,41 juta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.