Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tempat Melukat di Bali, Bisa Wisata Spiritual

Kompas.com - 18/11/2022, 12:25 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada banyak pilihan tempat wisata di Bali, salah satunya untuk wisata spiritual berupa ritual melukat, ritual pembersihan dan penyucian diri dengan air suci. 

Guru Besar Universitas Udayana I Gde Pitana menyampaikan, melukat bisa menjadi wisata spiritual yang dapat dilakukan oleh siapa pun karena ritual ini diyakini bermakna membersihkan jiwa dari hal-hal negatif, seperti kecemasan dan mimpi buruk.

Baca juga:

“Sejak dulu, masyarakat Bali sudah biasa melakukan ritual melukat ini. Lalu kemudian, wisata spiritual melukat menjadi ramai di kalangan wisatawan lima tahun terakhir,” kata Pitana, dikutip dari Kompas.com, Rabu (15/12/2021).

Pembersihan diri ini menggunakan air suci. Menurut dia, ada beberapa tempat yang bisa dijadikan lokasi melukat, antara lain sungai, mata air, pura, laut, pancuran, dan air yang disucikan oleh pendeta Hindu di rumahnya.

Baca juga: Melukat dan Paket Wisata Spiritual Lainnya Diprediksi Makin Diminati

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Bali Tjok Bagus Pemayun memberikan beberapa rekomendasi tempat melukat di Bali bagi wisatawan.

"Ada beberapa tempat, Tampak Siring Gianyar, Air terjun di Sebatu Gianyar, Sudamala Bangli, Pancoran Solas di Bangli, dan Pura Tamba Waras Tabanan," kata Tjok Bagus kepada Kompas.com, Kamis (17/11/2022). 

Rekomendasi tempat melukat Bali

1. Pura Tirta Empul di Tampaksiring, Gianyar

Melukat di Pura Tirta Empul Bali. Airnya dipercaya sebagai air suci yang dapat membawa kesehatan dan kebaikanSHUTTERSTOCK/AUGUSTINE BIN JUMAT Melukat di Pura Tirta Empul Bali. Airnya dipercaya sebagai air suci yang dapat membawa kesehatan dan kebaikan

Pura Tirta Empul merupakan salah satu pura di Bali yang sering dikunjungi wisatawan. Pura ini dikenal sebagai tempat melukat, baik bagi wisatawan maupun warga setempat. 

Pura yang terletak di Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, ini terkenal karena memiliki banyak pancuran sebanyak 14 pancuran.

Baca juga: Cara dan Aturan Saat Melukat, Dilarang Bicara Sembarangan

Dilaporkan Kompas.com, Selasa (14/6/2022), Pura Tirta Empul dibuka bagi wisatawan setiap hari, pukul 08.00-18.00 Wita. Harga tiket masuk bagi wisatawan nusantara mulai Rp 30.000 untuk dewasa dan mulai Rp 25.000 untuk anak-anak.

Sebagai catatan, pengunjung bisa menyiapkan uang lebih untuk menyewa kain dan selendang yang nantinya akan dimasukkan ke dalam kotak secara sukarela.

2. Pura Dalem Pingit Sebatu di Tegalalang, Gianyar

Beji pertama saat menuju Pura Dalem Pingit Sebatu, Gianyar. (TRIBUN BALI/CISILIA AGUSTINA S) Beji pertama saat menuju Pura Dalem Pingit Sebatu, Gianyar.

Di kawasan pura yang terletak di Banjar Sebatu, Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, ini terdapat satu area untuk melukat yaitu Pasiraman Dalem Pingit Sebatu.

Meski belum sepopuler Tirta Empul, tempat yang ditemukan sejak 2007 ini termasuk cukup ramai dikunjungi wisatawan maupun warga lokal. 

Area pemandian tersebut tampak seperti air terjun, tetapi lebih rendah. Sekelilingnya cukup asri dengan nuansa alam yang kental, seperti dikutip dari Tribun Bali. Tirta atau air suci yang ada dikatakan jernih dan bisa diminum. 

Baca juga: 25 Wisata Bali yang Populer dan Unik, Pas buat Libur Panjang

"Tirta ini konon untuk menghilangkan ilmu hitam. Ada juga, masyarakat, yakni pasangan yang sudah menikah dan belum punya anak melukat bersama di sini," ujar Jro Mangku Pura Dalem Pingit Sebatu, I Wayan Adi Armika. 

Ia mengatakan, hal magis dan nuansa unik lainnya sering muncul di Pingit Sebatu. Misalnya air yang bisa berubah warna, konon terjadi saat pengunjung sedang sakit atau banyak masalah. 

3. Pura Tirta Sudamala di Bangli


Para pemedek saat melakukan pelukatan di Pura Tirta Sudamala. Minggu (31/1)(Tribun Bali/Muhammad Fredey Mercury) Para pemedek saat melakukan pelukatan di Pura Tirta Sudamala. Minggu (31/1)

Pura Tirta Sudamala terletak di Banjar Sedit, Kelurahan Bebalang, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, dilansir dari laman resmi Kabupaten Bangli. 

Pura ini menawarkan pemandangan alam berupa hamparan persawahan yang berpadu dengan pura dan sumber mata air suci.

Pura Tirta Sudamala memiliki sembilan pancuran yang diyakini sebagai pengelukatan Dewata Nawa Sanga. Ada juga dua buah pancuran berketinggian lebih rendah yang diyakini sebagai pengelukatan Widyadara dan Widyadari.

Baca juga:

Dikutip dari Tribun Bali, dua pancuran tersebut biasa ditujukan bagi mereka yang baru selasai menjalani upacara mepandes atau potong gigi. Terdapat juga satu buah pancuran yang khusus untuk ketika ada upacara pitra yadnya.

4. Pancoran Solas di Bangli

Pancoran Solas di Bangli, Bali. (Tribun Bali/Muhammad Fredey Mercury) Pancoran Solas di Bangli, Bali.

Nama Pancoran Solas yang berada di Banjar Guliang Kangin, Desa Taman Bali, Bangli, mungkin sudah tidak asing bagi sebagian masyarakat.

Selain aksesnya yang mudah dijangkau lantaran berada di jalur Desa Tulikup, Gianyar, menuju Bangli, tempat melukat ini juga kerap menjadi perbincangan di media sosial, dikutip dari Tribun Bali.

Sebab, selain sakral, tempat ini dipercaya mampu menyembuhkan berbagai penyakit mulai dari medis hingga non-medis, seperti disampaikan Jero Mangku Danu Pancoran Solas.

Baca juga: 5 Pantai Dekat Ubud Bali, Waktu Tempuh Mulai dari 40 Menit

Menurutnya, sudah menjadi hal yang lumrah kalau seseorang dari Bangli hingga luar Bali  datang untuk melukat di Pancoran Solas.

“Biasanya ramai jika menjelang hari libur, atau saat Saraswati dan menjelang ujian. Di sini penuh dengan siswa-siswi yang nunas (memohon) tirta,” tuturnya.

5. Pura Luhur Tamba Waras di Tabanan


Ritual pengelukatan di Pancoran Sapta Gangga, Pura Luhur Tamba Waras, Kecamatan Penebel.
Tribun Bali/I Made Argawa Ritual pengelukatan di Pancoran Sapta Gangga, Pura Luhur Tamba Waras, Kecamatan Penebel.

Tujuh pancuran berderet di halaman Pura Luhur Tamba Waras di Kecamatan Penebel, Tabanan, Bali. Tempat yang diberi nama Pancoran Sapta Gangga itu mulai dibuka untuk umum sejak November 2016.

Hingga saat ini, ratusan umat Hindu datang setiap hari raya untuk melakukan ritual pengelukatan, seperti dikutip Tribun Bali.

Pemangku Gede Pura Luhur Tamba Waras, Putu Wijaya menyebutkan, pembangunan pancuran Sapta Gangga dilakukan karena ada yang menerima pawisik.

Baca juga: 8 Resor di Bali Masuk Daftar Resor Terbaik Dunia 2022

"Saat ini banyak masyarakat yang datang untuk melakukan pengelukatan, terutama saat rerainan, Sabtu, dan Minggu," ujarnya. 

Adapun para pengunjung yang datang biasanya untuk melakukan penyembuhan penyakit medis maupun non-medis. Selain membasuh diri, mereka juga diharuskan meminum air pancuran yang sumbernya berada di kawasan Muncak Sari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com