Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RS di Malang Jajaki Kerja Sama dengan Institusi Kesehatan AS, Kembangkan Wisata Medis

Kompas.com - 21/11/2022, 11:57 WIB
Nugraha Perdana,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Rumah sakit Persada Hospital di Malang, Jawa Timur, tengah menjajaki kerja sama dengan institusi kesehatan asal Amerika Serikat (AS) Mass General Brigham.

Selain mendukung Malang sebagai kawasan medical tourism (wisata medis) tahun 2023, kerja sama ini diharapkan dapat meningkatan kualitas pelayanan melalui pertukaran wawasan.

Baca juga:

"Kita lagi mengeksplorasi bagaimana caranya kita bisa meningkatkan kualitas healthcare (layanan kesehatan) kita dari segi SDM (sumber daya manusia), center of excellence tadi, dan juga dari segi teknologinya," kata Wakil Direktur Persada Hospital Ardantya Syahreza, Minggu (20/11/2022).

Potensi wisata medis di Indonesia cukup besar

Menurut Ardantya, potensi wisata medis di Indonesia cukup besar. Dari hasil risetnya, masyarakat Indonesia setiap tahun pergi berobat sekaligus berwisata ke luar negeri dan mengeluarkan uang sekitar 11,5 miliar dollar Amerika Serikat (AS), sekitar Rp 180,57 miliar.

Mereka berobat ke sejumlah negara seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Baca juga: Beda Wisata Medis dan Wisata Kesehatan, Ada di Kegiatan dan Motivasi

"Kami juga melihat bahwa di rumah sakit kami beberapa pasien dari Kalimantan, Sulawesi, Medan. Mereka datang kesini untuk berobat, artinya kualitas kita tidak kalah, memang untuk pelayanannya harus ditingkatkan," katanya.

Dari sisi pariwisata, ia melanjutkan bahwa wilayah Malang Raya memiliki tempat wisata alam dan buatan yang dapat menarik wisatawan nusantara. Salah satunya di kawasan Gunung Bromo dan Kota Batu.

"Kita bisa menjadi kawasan medical tourism yang cukup diminati orang apabila healthcare (layanan kesehatan) kita kolaborasikan dengan industri pariwisata," ujarnya. 

Baca juga: Wisata Kebugaran dan Wisata Kesehatan, Apa Bedanya?

Pihaknya juga sudah mulai berkomunikasi dengan pelaku industri pariwisata untuk mendukung terwujudnya Malang Medical Tourism tahun depan.

"Hotel seperti Grand Mercure sudah menyampaikan kalau terbuka untuk kerja sama, Jatim Park juga sudah, kita juga ada obrolan untuk mengembangkan sebuah rehab atau wellness holistic center di Batu, jadi ini masih digiring betul-betul," terang Ardantya.

Harus ada kolaborasi dengan rumah sakit lain untuk wisata medis

Ilustrasi wisata medis.Dok. Shutterstock/Andrew Angelov Ilustrasi wisata medis.

Selain itu, pihaknya juga sudah mulai berkomunikasi dengan rumah sakit lainnya di Malang untuk mendukung terwujudnya kawasan Malang Medical Tourism.

Ia berpendapat, mewujudkan Malang Medical Tourism tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri dan harus ada kolaborasi dengan rumah sakit lain.

"Seperti contohnya di (RS) Lavalette kuat di onkologi, jadi mereka punya fasilitas sinar untuk mengobati mengenai kanker, nah ini semua harus terintegrasi agar Malang semakin kuat untuk menjadi destinasi Medical Tourism, walaupun memang belum semuanya siap," katanya.

Baca juga: Langkah Kemenparekraf Kembangkan Wisata Kesehatan di Indonesia

Komunikasi dengan pemerintah dikatakannya sudah dilakukan dan respons yang diterima positif. Tetapi, dia menyampaikan bahwa dukungan perlu didapatkan dari seluruh pemerintah daerah di Malang Raya.

"Kami sudah bicarakan, sebetulnya pemerintah di Malang sudah mencoba untuk mendorong adanya tourism datang, apalagi pasca-Covid, walaupun belum spesifik ke kesehatan atau Medical Tourism, kita sudah bicarakan dan mereka terbuka. Tapi tidak bisa hanya Malang (Kota dan Kabupaten) saja tapi juga Batu," jelasnya.

Baca juga: Influencer dan Konten Kreator Jadi Strategi Promosi Wisata Kesehatan

Meski begitu, diakuinya, perlu adanya pembenahan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit di Malang yang harus go international.

Menurutnya, ada beberapa permasalahan terkait kualitas pelayanan rumah sakit Indonesia pada umumnya.

"Kenapa orang kita pergi ke luar negeri, ternyata banyak masalah, kualitas dokter yang suka terlambat atau mungkin tidak terintegrasi, jadi semua hal ini menjadi komplikasi dari semua masalah di rumah sakit di Indonesia," katanya.

Baca juga: Wisatawan Indonesia Jadi Pasar Utama Wisata Kesehatan di Bali

Peran rumah sakit saat ini, tuturnya, tidak hanya untuk melayani pasien guna penyembuhan, tetapi juga berperan aktif dalam memberikan pelayanan yang lebih.

"Selain memberikan pelayanan medis yang komprehensif, rumah sakit juga harus mulai memberikan perhatian pada layanan yang lebih, mendorong orang untuk medical check-up dan hidup sehat," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com