Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/11/2022, 19:32 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Ketika melintasi ruas jalan tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka) di Jalan Tol Trans-Sumatera, kamu mungkin menyadari adanya kesamaan di beberapa rest area.

Tepatnya, pada detail bangunan utama yang menampilkan bentuk siger khas Lampung.

Baca juga: 25 Tempat Wisata Alam Lampung yang Wajib Dikunjungi

Siger dengan desain identik itu berukuran raksasa dan tampak mencolok bagi siapapun yang melewati ruas jalan tol tersebut.

Untuk diketahui, seperti dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, siger adalah mahkota pengantin perempuan Lampung dengan bentuk segitiga, berwarna emas, serta terbuat dari lempengan tembaga, kuningan, atau logam yang dicat warna emas.

Ternyata, desain siger pada bangunan utama rest area Tol Terpeka memang sengaja dilakukan sebagai cara untuk menunjukkan kearifan lokal atau ciri khas daerah tempat rest area tersebut berdiri. Termasuk rest area KM 215 Tol Terpeka yang kami singgahi.

"Memang kami berusaha menunjukkan kearifan lokal dengan bangunan yang menjadi ciri khas Lampung, (yakni) berbentuk siger," ujar Branch Manager (BM) Tol Terpeka Yoni Satyo ketika ditemui di rest area KM 215 Tol Terpeka, Sabtu (19/11/2022).

Baca juga: 7 Wisata Alam Lampung Barat yang Wajib Dikunjungi

Adapun Tol Terpeka memiliki sembilan rest area, dengan empat rest area memasang hiasan bentuk siger. Sementara lima lainnya mengadopsi desain lain sesuai dengan daerah tempatnya berdiri.

"Kayak di (area) Sumatera Selatan ada perahu, Pendopo Sumsel. Untuk menunjukkan kelebihan masing-masing," tuturnya.

Rest Area KM 215 Tol Terpeka, Tol Trans-Sumatra.Kompas.com/Fikria Hidayat Rest Area KM 215 Tol Terpeka, Tol Trans-Sumatra.

Selain melalui desain bangunan, hal lain yang dilakukan PT Hutama Karya (Persero) selaku pengelola Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS) untuk menonjolkan kearifan lokal di rest area adalah bekerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda).

Bentuknya adalah memberikan ruang bagi UMKM untuk ikut menjual karyanya di tenant Dekranasda, tanpa dipungut biaya.

Baca juga: 10 Pantai Lampung yang Wajib Dikunjungi, Bisa Lihat Lumba-lumba Hingga Surfing

Di KM 215, misalnya, salah satu yang ditonjolkan adalah beberapa produk berbahan dasar bambu. Adapun bambu adalah ciri khas Tulang Bawang Barat, lokasi rest area tersebut berdiri.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Beberapa di antaranya adalah tas dengan anyaman bambu, kotak tisu, hingga tumblr.

Beberapa kerajinan bambu produk UMKM yang dipajang di etalase Dekranasda Tulang Bawang Barat di rest area KM 215, Tol Trans-Sumatra.KOMPAS.com/NABILLA TASHANDRA Beberapa kerajinan bambu produk UMKM yang dipajang di etalase Dekranasda Tulang Bawang Barat di rest area KM 215, Tol Trans-Sumatra.

"Harapannya rest area menjadi etalase dari kabupaten masing-masing," ujar Yoni.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com