Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/11/2022, 17:05 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

ENDE, KOMPAS.com - Seperti desa-desa lain di kawasan Danau Kelimutu, panorama alam Desa Pemo sangat menakjubkan. Hawa sejuk khas daerah pegunungan membuat siapa saja jadi betah.

Bukit dan lembah saling mengapiti, berbalut hijaunya perkebunan kopi warga. Perkebunan itu bisa dijadikan spot wisata yang mendatangkan keuntungan ekonomi bagi warga desa.

Selain perkebunan kopi, ada pula perkebunan kemiri, jagung, padi, jambu mete, bambu, pisang, dan kacang-kacangan. Ada juga fauna seperti gurung garugiwa, monyet, kuda, dan hewan peliharaan masyarakat setempat.

Baca juga: Pati Ka Dua Bapu Ata Mata, Ritual Beri Makan Leluhur di Danau Kelimutu

Berbagai kekayaan alam, baik flora dan fauna ini menjadi salah satu pilihan bagi pengunjung untuk berwisata, di samping ke danau tiga warna atau Danau Kelimutu.

Asalkan itu dikelola dengan konsep ekowisata yang mumpuni, pasti akan memberikan keuntungan bagi masyarakat setempat.

Keunggulan Desa Pemo di sekitar Danau Kelimutu

Desa Pemo merupakan salah satu desa penyangga kawasan wisata Danau Kelimutu. Secara administratif, desa ini berada di Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan jumlah penduduk 375 jiwa (data tahun 2020).

Menariknya, selain daya tarik alam, Desa Pemo juga memiliki kekayaan budaya. Masyarakat setempat, misalnya, masih menjalankan proses pembuatan rumah adat yang dilakukan lima tahun sekali.

Mereka juga memiliki tradisi menenun yang diwariskan nenek moyang dan pembuatan alat musik dari kulit binatang.

Khusus menenun, warga Desa Pemo masih melestarikan tenun tradisional. Hal ini tampak dari proses dan penggunaan bahan baku alami.

Mulai dari pengolahan kapas mentah menjadi benang, proses pewarnaan yang masih tradisional dengan menggunakan tumbuhan alami sebagai pewarna, hingga proses tenun yang dilakukan secara manual atau tradisional, tanpa ada sentuhan teknologi modern.

Baca juga: Jangan Sampai Ketinggalan Sunrise, Ini Waktu Terbaik Memotret Danau Tiga Warna Kelimutu

Selanjutnya, wisata budaya yang masih terawat dengan baik hingga sekarang adalah upacara Pati Ka Du'a Bapu Ata Mata atau Pati Ka Ata Mata.

Ritual ini merupakan ritual adat memberi makan kepada orang yang sudah meninggal. Dalam upacara ini, ada ucapan syukur atas apa yang masyarakat menikmati selama setahun.

Ritual Pati ka du,a bapu ata mata biasanya dilaksanakan pada setiap tanggal 14 Agustus sebagai puncak dari kegiatan Sepekan Festifal Danau Kelimutu yang digagas Pemerintah Kabupaten Ende.

Cara hidup warga Desa Pemo yang menarik wisatawan

Yang tidak kalah hebatnya juga adalah cara hidup warga desa setempat. Mulai dari cara bercocok tanam hingga karakteristik masyarakat, menjadi daya tarik khusus bagi wisatawan.

Bayangkan bila berkunjung ke Pemo, kemudian disambut keramahan warga, tentu memberikan kesan yang baik bagi wisatawan. Lalu menikmati alam dan budaya yang indah, sungguh pengalaman yang sangat berkesan.

Halaman:


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

4 Aktivitas di Pameran Jalur Rempah, Lihat Pameran dan Konser

4 Aktivitas di Pameran Jalur Rempah, Lihat Pameran dan Konser

Jalan Jalan
5 Hotel Dekat Bundaran HI untuk Malam Tahun Baruan, Bisa Jalan Kaki

5 Hotel Dekat Bundaran HI untuk Malam Tahun Baruan, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
5 Negara Penyumbang Turis Asing Terbanyak ke Bali pada Oktober 2023

5 Negara Penyumbang Turis Asing Terbanyak ke Bali pada Oktober 2023

Travel Update
Antisipasi Lonjakan Saat Libur Nataru, Surabaya Perbanyak Petugas dan Terapkan Kapasitas

Antisipasi Lonjakan Saat Libur Nataru, Surabaya Perbanyak Petugas dan Terapkan Kapasitas

Travel Update
Pameran Jalur Rempah: Lokasi, Jam Buka, Harga Tiket

Pameran Jalur Rempah: Lokasi, Jam Buka, Harga Tiket

Travel Update
10 Tempat Wisata Viral Sepanjang 2023, Curug hingga Jembatan Kaca

10 Tempat Wisata Viral Sepanjang 2023, Curug hingga Jembatan Kaca

Travel Update
15 Wisata Puncak yang Hits buat Liburan Tahun Baru 2024

15 Wisata Puncak yang Hits buat Liburan Tahun Baru 2024

Jalan Jalan
Pameran Jalur Rempah Digelar di Jakarta, Cuma sampai 31 Desember

Pameran Jalur Rempah Digelar di Jakarta, Cuma sampai 31 Desember

Travel Update
Rute ke MuseumKu Gerabah Yogyakarta, 20 Menit dari Malioboro 

Rute ke MuseumKu Gerabah Yogyakarta, 20 Menit dari Malioboro 

Travel Tips
Alasan Puncak Masih Diminati Warga untuk Rayakan Tahun Baru

Alasan Puncak Masih Diminati Warga untuk Rayakan Tahun Baru

Hotel Story
Taman Nasional Way Kambas Buka Lagi 20 Desember, Bisa Mandikan Gajah

Taman Nasional Way Kambas Buka Lagi 20 Desember, Bisa Mandikan Gajah

Travel Update
Berdiri di Perahu untuk Selfie, Turis di Venesia Jatuh ke Kanal

Berdiri di Perahu untuk Selfie, Turis di Venesia Jatuh ke Kanal

Travel Update
6 Wisata Perosotan Pelangi di Jawa Tengah, Meluncur di Hutan Pinus

6 Wisata Perosotan Pelangi di Jawa Tengah, Meluncur di Hutan Pinus

Jalan Jalan
Palembang Kejar Target 2,3 Juta Kunjungan Wisatawan hingga Akhir Tahun

Palembang Kejar Target 2,3 Juta Kunjungan Wisatawan hingga Akhir Tahun

Travel Update
Kunjungan Turis Asing ke Sri Lanka Tembus 1,27 Juta Orang

Kunjungan Turis Asing ke Sri Lanka Tembus 1,27 Juta Orang

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com