Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Relief Lalitavistara di Candi Borobudur

Kompas.com - 23/11/2022, 19:07 WIB
Louis Brighton Putramarvino,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Candi Borobudur yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah merupakan salah satu bangunan ikonik di Indonesia.

Pada candi ini, terdapat berbagai macam relief yang terukir di dindingnya. Relief merupakan pahatan yang menampilkan perbedaan bentuk dan gambar dari permukaan rata di sekitarnya.

Salah satu relief yang terukir di Candi Borobudur adalah relief Lalitavistara. Berikut lima fakta seputar relief Lalitavistara yang terdapat di Candi Borobudur.

1. Lokasi relief Lalitavistara

Dilansir dari video YouTube di kanal BRIN Indonesia, Ahli Arkeologi Balai Konservasi Borobudur Hari Setyawan mengatakan, relief bisa ditemukan di dinding utama Candi Borobudur pada lorong satu.

Kabut berarak di sekitar Candi Borobudur, magelang, Jawa Tengah.KOMPAS IMAGES / FIKRIA HIDAYAT Kabut berarak di sekitar Candi Borobudur, magelang, Jawa Tengah.

"Apabila kita naik ke Candi Borobudur (dan) masuk melalui tangga timur, maka pada saat kita menghadap ke arah candi relief tersebut (Lalitavistara) adalah relief pertama yang kita lihat," kata Hari.

Di dinding Candi Borobudur terdapat dua deret relief. Relief Lalitavistara dapat ditemukan di deretan atas.

2. Arti relief Lalitavistara

Lalitavistara merupakan kitab Buddha dalam bahasa Sansekerta. Pada lapisan relief Lalitavistara terdapat kisah hidup dan ajaran Sang Buddha Gautama seperti dikutip dari laman Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Dilansir dari Kompas.com (26/04/2020), kisah tersebut dimulai dari turunnya Sang Buddha dari surga Tusita hingga ketika dia memberikan khotbah pertamanya di Taman Rusa dekat Benares.

Bentuk Candi Borobudur melambangkan kosmologi Buddha Mahayana dengan tiga tingkatan yaitu kamadhatu, rupadhatu, dan arupadhatu.SHUTTERSTOCK Bentuk Candi Borobudur melambangkan kosmologi Buddha Mahayana dengan tiga tingkatan yaitu kamadhatu, rupadhatu, dan arupadhatu.

Hari menambahkan bahwa relief Lalitavistara dipahatkan berdasarkan kondisi lingkungan Jawa kuno, tepatnya pada masa Kerajaan Mataram Kuno yang saat itu dikuasai Dinasti Syailendra.

Artinya, semua penggambaran yang terukir di relief tersebut, baik itu manusia, pepohonan, alat transportasi, dan fauna, semuanya diukir sesuai kondisi lingkungan Jawa kuno sekitar abad 8-10 Masehi.

Baca juga: Asal Usul Candi Borobudur, Warisan Budaya yang Pernah Terbengkalai 

Melalui relief ini, kita dapat melihat semua elemen lingkungan dan aspek sosial budaya. Kamu juga bisa melihat cara manusia pada saat itu saling berinteraksi. Baik antara bangsawan, rakyat, pendeta, ataupun guru.

3. Flora dan fauna di relief Lalitavistara

Di relief Lalitavistara juga terdapat ukiran flora dan fauna. Tidak hanya di relief tersebut saja, tetapi di bagian relief lainnya juga.

Dilansir dari laman indonesia.go.id, di Candi Borobudur terdapat 315 individu fauna dan 63 jenis flora yang terukir di bagian reliefnya.

4. Cara membaca relief Lalitavistara

Menurut Hari, relief Lalitavistara memiliki 120 panel. Panel-panel tersebut dapat dibaca mulai dari sisi timur menggunakan metode pradaksina.

Ilustrasi wisatawan mancanegara (wisman) di Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.Dok. Shutterstock/Lukas Uher Ilustrasi wisatawan mancanegara (wisman) di Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.

Metode pradaksina dilakukan dengan berjalan mengelilingi candi searah jarum jam hingga berakhir di tangga timur di sisi kanan.

5. Ada payung di relief Lalitavistara

Selain flora dan fauna, di relief Lalitavistara juga terpahat ukiran payung. Relief payung tersebut juga terdapat di relief lainnya yaitu Jataka, Awadana, dan Gandawyuha.

Dilansir dari laman Kemendikbud, relief payung tersebut digambarkan menaungi Sang Buddha, Sang Bodhisatwa, pohon Bodhi, dan orang-orang yang dihormati.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com