Sembari melihat-lihat koleksi, pengunjung juga bisa belajar beberapa hal terkait keris dengan bertanya ke pemandu yang ada di dalam ruang pameran.
Ternyata, tidak semua benda yang disebut keris memenuhi unsur keris. Hal ini karena keris harus memenuhi dua unsur utama yang menjadi kaidah dalam pembuatan keris tersebut, yakni unsur Bopo Angkoso (Angkasa) dan Ibu Pertiwi.
"Material keris itu besi dan pamor. Kan keris itu sebenarnya simbol penciptaan, dari menyatunya ayah (Bapa Angkasa) dan ibu (Ibu Pertiwi)," terang Dayu.
Ibu Pertiwi diibaratkan sebagai bumi yang dipijak. Di bumi inilah bisa ditemukan unsur besi sebagai bahan utama pembuatan keris.
Baca juga:
Sementara itu, unsur putih pada keris yang seperti warna perak, berasal dari batu meteorit.
"Itu merupakan bahan utama yang harus ada pada keris. Jika ada unsur lainnya seperti kiasan emas, hanyalah ornamen susulan yang ditambahkan, menambahkan nilai sebuah keris," ujarnya.
Itulah mengapa jika tidak memenuhi kedua unsur utama tersebut, belum bisa dikatakan sebagai keris, melainkan benda yang bentuknya menyerupai keris.
Di bagian luar pameran, tepatnya di sisi kanan dan kiri bangunan utama, terdapat ruangan Keris Mart atau bursa keris.
Di tempat tersebut, pengunjung bisa membeli atau menjual keris miliknya, serta berkonsultasi dengan para perajin keris dari berbagai daerah di Nusantara.
Baca juga: Dulu di Belanda, Kini Keris Bugis Ada di Museum Nasional
Terakhir, pengunjung bisa mengikuti diskusi seputar keris bersama Komunitas Palmerah, yang berlangsung pada Jumat (25/11/2022), mulai pukul 15.00 WIB.
Adapun diskusi tersebut mengangkat tema "Kearifan Tradisi di Tengah Budaya Urban" bersama para ahli dan pengamat keris.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.