Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Pembuatan Pempek Palembang di Kampung Tanggo Rajo

Kompas.com - 25/11/2022, 08:31 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

PALEMBANG, KOMPAS.com - Salah satu sisi yang menarik untuk dieksplorasi ketika mengunjungi Palembang adalah Kampung Tanggo Rajo alias kampung pempek di Kelurahan 7 Ulu, Kota Palembang.

Jika berangkat dari arah pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) kita perlu menyeberangi Sungai Musi sekitar 5 menit menggunakan perahu ketek atau speed boat.

Baca juga: Merasakan Sensasi Santap Pempek di Warung Apung Palembang

Di perjalanan singkat tersebut, kita bisa berpose di atas kapal dengan latar Jembatan Ampera.

Dermaga Benteng Kuto Besak (BKB), titik keberangkatan menuju Kampung Tanggo Rajo, Kota Palembang.KOMPAS.com/NABILLA TASHANDRA Dermaga Benteng Kuto Besak (BKB), titik keberangkatan menuju Kampung Tanggo Rajo, Kota Palembang.

Belum lama ini, Tim Merapah Trans-Sumatra 2022 Kompas.com sempat mampir ke rumah salah seorang warga yang juga berjualan pempek di BKB, Cek Merry.

Wangi khas ikan langsung menyambut ketika kami melangkah masuk ke dapur mungil Cek Merry.

Baca juga: 25 Tempat Wisata di Palembang, Cocok untuk Liburan

Ketika kami tiba, tangan Cek Merry yang terampil tengah membalut tahu dengan adonan untuk membuat pempek tahu.

"Ada tekwan, model, pempek sate, telor, keriting, kapal selam," katanya di sela membuat pempek sambil menunjukkan beberapa pempek yang sudah selesai digoreng.

Pempek Cek Merry saat baru diangkat.KOMPAS.com/NABILLA TASHANDRA Pempek Cek Merry saat baru diangkat.

Menurutnya, pempek kapal selama adalah jenis yang selalu didahului karena lebih gemuk sehingga butuh waktu lebih lama untuk matang.

Setelah itu, ia akan menggoreng jenis pempek lainnya, seperti kapal selam kecil, keriting, batangan (lenjer), dan lainnya.

Pempek tekwan, kata dia, adalah yang paling rumit karena bentuknya yang kecil.

"Kecil-kecil jadi bikinnya satu, satu, satu," tuturnya.

Baca juga: 6 Area Wisata di Jembatan Ampera Palembang, Mampir Warung Terapung

Sembari mencelupkan adonan pempek ke wajan dan meniriskan yang sudah matang, Cek Merry mengatakan, ada tiga jenis ikan yang digunakannya untuk membuat pempek, yakni kakap putih, kakap abang, dan kakap hitam.

Tidak ada perbedaan rasa dari ketiga jenis ikan tersebut, kecuali dari warna yang sedikit berbeda.

"Kakap abang memamg agak abang (merah), kalau kakap hitam pempeknya agak hitam. Cuma rasanya sama," ucap Cek Merry.

Baca juga: 6 Oleh-oleh Khas Palembang untuk Pencinta Makanan Manis

Cek Merry juga mengatakan tidak menggunakan bahan pemutih makanan untuk pempeknya. Untuk itu, pempek buatannya tidak terlalu awet jika disimpan di luar ruangan.

"Kalau tidak cepat basi, karena enggak pakai pengawet. Kalau pakai pemutih, pempek bisa tahan (sekitar) empat harian, lah," kata dia.

Setiap harinya, Cek Merry membuat pempek dari pagi hingga siang sekitar pukul 11.00. Pempek kemudian akan dijual di atas kapal yang berlabuh di BKB sekitar pukul 15.00.

Perahu Cek Merry berlabuh di Kampung Tanggo Rajo dan akan menyeberangi Sungai Musi ke pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) untuk berjualan pada sore hari.KOMPAS.com/NABILLA TASHANDRA Perahu Cek Merry berlabuh di Kampung Tanggo Rajo dan akan menyeberangi Sungai Musi ke pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) untuk berjualan pada sore hari.

Pempek ukuran kecil dijual Rp 2.000 per butir, sementara kapal selam besar dibanderol Rp 12.000.

Baca juga: 6 Oleh-oleh Serba Gurih Khas Palembang, Ada Kemplang

Pempek dagangannya tergadang habis terjual, terkadang pula tidak. Hal ini tergantung beberapa faktor, termasuk hari dan cuaca.

"Sabtu-Minggu agak banyak (terjual), tergantung cuaca juga," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com