Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna 7 Instalasi Chiharu Shiota: The Soul Trembles di Museum MACAN

Kompas.com - 27/11/2022, 17:29 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

3. Where Are We Going?

Berikutnya, terdapat karya perahu yang menggunakan benang warna putih. Instalasi ini menggambarkan bentuk perahu yang semakin lama semakin abstrak.

"Kapal atau perahu ini dimulai dari bawah sampai naik ke atas, menggambarkan perjalanan," ujar Asri. 

Baca juga: Cara Pesan Tiket Museum MACAN Jakarta via Situs Web

Perbedaan dari instalasi sebelumnya adalah dari segi penggunaan warna. Menurut Shiota, warna putih terkait dengan simbol kesucian yang juga menyimbolkan kematian dan awalan baru.

Bagi Shiota, warna putih sebagai blank canvas (kanvas kosong) yang bisa menggambarkan apa pun yang kita inginkan sebagai simbol awalan yang baru.

4. Out of My Body

Pameran Chiharu Shiota: The Soul Trembles yang ditampilkan di Museum MACAN pada 26 November 2022 - 30 April 2023.KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Pameran Chiharu Shiota: The Soul Trembles yang ditampilkan di Museum MACAN pada 26 November 2022 - 30 April 2023.

Beranjak ke ruangan selanjutnya, terdapat karya berbentuk jaring merah yang menggantung dengan potongan replika tangan dan kaki di bawahnya. 

Karya ini, kata Asri, berkaitan dengan sebuah karya tubuh manusia yang dililit oleh selang infus berwarna merah, yang diciptakan saat Shiota baru saja berhasil melawan kanker. 

"Ini terkait dengan pengalaman beliau pasca-keguguran dan kanker. Adapun penggambaran tubuh seperti ini diambil cetakannya dari suami dan anaknya," jelas Asri. 

5. In Silence

In Silence, salah satu instalasi dalam pameran Chiharu Shiota: The Soul Trembles di Museum MACAN, 26 November - 30 April 2023. KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI In Silence, salah satu instalasi dalam pameran Chiharu Shiota: The Soul Trembles di Museum MACAN, 26 November - 30 April 2023.

Karya selanjutnya menggunakan benang berwarna hitam dengan piano yang sudah terbakar dan sejumlah kursi kosong.

Asri mengatakan, benang hitam ini menggambarkan sesuatu yang infinite (tak terbatas), seperti ketiadaan, keraguan, kecemasan, dan kematian.

"Piano dan sejumlah kursi-kursi kosong yang sudah terbakar sengaja disusun seperti ingin ada pertunjukan konser piano dengan penonton yang tak terlihat," ujarnya. 

Baca juga: Museum Taman Prasasti Jakarta: Jam Buka, Tiket Masuk, dan Aktivitas

Adapun Shiota mendapat inspirasi dari pengalaman masa kecilnya saat berumur sembilan tahun.

Kala itu, rumah tetangganya kebakaran dan terlihat piano yang sudah terbakar di depan rumah. Shiota mencium bau hangus dari piano dengan rasa tercekat. 

"Suatu benda atau obyek yang tadinya berfungsi untuk mengeluarkan suara sekarang sudah tidak bisa lagi mengeluarkan suara tersebut. Namun beliau merasa, justru obyek ini menjadi indah dalam kondisi yang sudah terbakar," imbuh Asri. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com