Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Makna Relief Candi Borobudur

Kompas.com - 29/11/2022, 21:02 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - Candi Borobudur mempunyai banyak daya tarik yang mampu memikat para wisatawan. Salah satunya adalah relief yang mengitari bangunan candi.

Adapun struktur bangunan Candi Borobudur berbentuk vertikal yang terbagi dalam tiga zona, meliputi Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu. 

Baca juga: Asal Usul Candi Borobudur, Warisan Budaya yang Pernah Terbengkalai 

Berdasarkan informasi dari situs Balai Konservasi Borobudur, candi bercorak Buddha ini mempunyai 1.460 panil relief cerita dan 1.212 panil relief hias.

Relief tersebut berada pada tingkatan Kamadhatu dan Rapadhatu. Sedangkan, pada tingkatan Arupadhatu tidak terdapat relief maupun hiasan lainnya, yang menggambarkan kemurnian tertinggi.

Baca juga: 5 Fakta Relief Lalitavistara di Candi Borobudur

Bentuk Candi Borobudur melambangkan kosmologi Buddha Mahayana dengan tiga tingkatan yaitu kamadhatu, rupadhatu, dan arupadhatu.SHUTTERSTOCK Bentuk Candi Borobudur melambangkan kosmologi Buddha Mahayana dengan tiga tingkatan yaitu kamadhatu, rupadhatu, dan arupadhatu.

Makna relief Candi Borobudur 

Relief Candi Borobudur memiliki makna serta kisah perjalanan hidup Sidharta Gautama atau Sang Buddha. Dengan memahami makna relief Candi Borobudur, wisatawan bisa menikmati kisahnya ketika berkunjung ke candi tersebut.

Pada tingkatan Kamadhatu terdiri dari 160 relief yang menjelaskan Karmawibhangga Sutra, yaitu hukum sebab akibat. Relief ini menggambarkan sifat dan nafsu duniawi manusia. 

Baca juga: Pasar Seni Desa Kenalan Borobudur, Satukan Air Suci dari 3 Sumber Berbeda

Selanjutnya, tingkat Rupadhatu mewakili dunia antara, menggambarkan perilaku manusia yang sudah mulai meninggalkan keinginan duniawi. 

Pada tingkatan ini, terdapat 1.300 panil relief yang terdiri dari relief Lalitavistara, Jataka, Avadana, dan Gandawyuha. Berikut penjelasan singkat mengenai makna masing-masing relief tersebut. 

Baca juga: Candi Borobudur Ternyata Tidak Masuk Daftar 7 Keajaiban Dunia

1. Makna relief Lalitavistara 

Relief Lalitavistara terdiri dari 120 panil relief yang menggambarkan perjalanan hidup Sidharta Gautama, yang kemudian dikenal sebagai Sang Buddha. 

Kisah dalam relief itu bermula pada saat para dewa di surga mengabulkan permohonan Bodhisattva untuk turun ke dunia menjelma menjadi manusia bernama Sidharta Gautama.

Sidharta lahir di kalangan bangsawan dari seorang ibu bernama Ratu Maya. Ia lahir di Taman Lumbini, yang sekarang disebut Nepal.  

Baca juga: Asal-usul Nama Candi Borobudur, Ternyata Berasal dari Sejenis Tanaman

Bagian dari Relief Lalitavistara yang terdapat di Candi BorobudurDok. kebudayaan.kemdikbud.go.id Bagian dari Relief Lalitavistara yang terdapat di Candi Borobudur

Setelah melahirkan Sidharta, Ratu Maya meninggal sehingga  Sidharta diasuh oleh bibinya Gautami. Setelah dewasa, Sidharta menikah dengan Yasodhara yang dikenal sebagai Dewi Gopa.

Dalam suatu perjalanan, Sidharta menjumpai pengemis tua yang buta, orang sakit, dan orang mati sehingga membuat Sidharta menjadi gelisah. 

Kemudian, Sidharta bertemu dengan seorang pendeta yang berwajah damai. Umur tua, sakit, dan mati tidak menjadi ancaman bagi seorang pendeta tersebut. 

Setelah mengalami empat perjumpaan tersebut, Sidharta merasa tidak tentram tinggal di istana. Akhirnya, ia diam-diam meninggalkan istana dan memutuskan menjadi pendeta. 

Baca juga: 7 Wisata Sekitar Candi Borobudur, Bisa Jadi Alternatif Tempat Liburan

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

 

Kabut berarak di sekitar Candi Borobudur, magelang, Jawa Tengah.KOMPAS IMAGES / FIKRIA HIDAYAT Kabut berarak di sekitar Candi Borobudur, magelang, Jawa Tengah.

2. Makna relief Jataka

Relief Jataka terdiri dari 128 panil relief, yang berkisah tentang reinkarnasi sang Buddha sebelum lahir sebagai Sidharta Gautama. 

Relief ini menceritakan penjelmaan sang Buddha sebagai binatang berbudi luhur serta rela berkorban. Cerita relief jataka antara lain kisah kera dan banteng. 

Kera yang nakal suka mengganggu banteng, namun banteng diam saja karena takut kera akan pergi dari hutan dan mengganggu kedamaian binatang-binatang lain. Akhirnya dewi hutan bersujud kepada banteng karena pengorbanannya itu. 

Kisah jataka lainnya adalah pengorbanan seekor gajah yang rela dimakan oleh para pengungsi yang kelaparan.

Baca juga: Syarat Wisata ke Candi Borobudur Saat Ini, Boleh Naik ke Atas?

Koridor dengan relief pada Candi Borobudur.SHUTTERSTOCK/kayennkim Koridor dengan relief pada Candi Borobudur.

3.  Makna relief Avadana 

Relief Avadana terdiri dari 100 panil relief, yang terdiri dari beberapa kisah. Salah satunya adalah kisah Sudhana dan Manohara.

Mengutip laman Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, relief Avadana bercerita tentang seorang pria bernama Sudhana yang tengah duduk di samping kolam teratai.

Ia menemukan seorang peri bernama Manohara yang sedang mandi. Berbekal mantra yang telah dipelajarinya, Sudhana melumpuhkan Manohara sehingga tidak bisa terbang kembali ke kahyangan. 

Baca juga: Kenapa Jumlah Wisatawan di Candi Borobudur Harus Dibatasi?

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Balai Konservasi Borobudur (BKB) berhasil mengkaji kehadiran spesies fauna (hewan) untuk melengkapi cerita panil serta menambah nilai Candi Borobudur sebagai wisata sejarah dan edukasi.Dokumentasi LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Balai Konservasi Borobudur (BKB) berhasil mengkaji kehadiran spesies fauna (hewan) untuk melengkapi cerita panil serta menambah nilai Candi Borobudur sebagai wisata sejarah dan edukasi.

Cerita selanjutnya mengatakan bahwa Manohara menikah dengan Sudhana, kemudian mereka tinggal di istana. Namun, para wanita di istana cemburu dengan kecantikan Manohara dan berencana untuk membunuhnya. 

Tapi, sebelum niatan itu terlaksana, Manohara telah mendapatkan kembali kekuatannya sehingga dapat pulang kembali ke kahyangan.

Tri Suci Waisak-Biksu berjalan di antara stupa candi saat menjalankan prosesi pradaksina di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (6/5). Prosesi ini dalam menyambut Perayaan Tri Suci Waisak 2556 BE. Perayaan tersebut memperingati tiga peristiwa penting yaitu kelahiran, kesempurnaan dan wafatnya sang Budha Gautama.



Kompas/P Raditya Mahendra Yasa (WEN)

26-05-2012P RADITYA MAHENDRA YASA Tri Suci Waisak-Biksu berjalan di antara stupa candi saat menjalankan prosesi pradaksina di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (6/5). Prosesi ini dalam menyambut Perayaan Tri Suci Waisak 2556 BE. Perayaan tersebut memperingati tiga peristiwa penting yaitu kelahiran, kesempurnaan dan wafatnya sang Budha Gautama. Kompas/P Raditya Mahendra Yasa (WEN) 26-05-2012

4. Makna relief Gandawyuha

Mengutip dari Hari Setyawan, dkk., dalam Interpretasi Relief Gandawyuha di Candi Borobudur (Studi Kasus Relief Gandawyuha Dinding Lorong II), disebutkan bahwa relief tersebut berjumlah 460 panil. 

Relief Gandawyuha dipahatkan mulai dari lorong dua hingga lorong empat. Relief ini mengisahkan perjalanan Sudhana dalam menggali dan mencari kebenaran sejati dalam  perjalanannya. 

Baca juga: Borobudur Akan Jadi Kawasan Green Tourism, Andalkan Kendaraan Listrik

Ilustrasi relief Candi Borobudur.Dok. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ilustrasi relief Candi Borobudur.

Sudhana menemui lebih kurang 30 guru dan menerima wejangan yang hampir sama. Relief  Gandawyuha yang terpahat pada lorong Candi Borobudur merepresentasikan tahapan akhir   dari tujuan seseorang untuk mencapai Nirwana.

Baca juga: 10 Tempat Terbaik Melihat Sunrise, Ada Candi Borobudur dan Gunung Batur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com