Meski aliran vulkanik dapat menimbulkan potensi ancaman di masa depan terhadap arteri utama tersebut, namun saat ini masih terjadi di jarak beberapa kilometer dan dinilai masih tidak berbahaya bagi komunitas manapun.
Baca juga: Pendaki Indonesia Capai Puncak Gunung Tertinggi di Amerika Utara
Artinya, pengunjung masih bisa menikmati pemamdangan tersebut. Kendati demikian, Somanilog tetap ogah ikut berdesakan di tengah keramaian itu.
"Lalu lintasnya gila. Itu tidak layak," tuturnya.
Jumlah pengunjung Taman Nasional Gunung Api Hawaii rupanya belum meningkat sejak letusan Mauna Loa terjadi Minggu malam. Namun, kenaikan diperkirakan terjadi akhir pekan depan sejalan dengan pola musiman normal.
Saddle Road, yang letaknya ada di luar taman, diperkirkaan tidak akan lama menjadi lokasi tontonan utama. Sebab, lava merah panas perlahan akan tiba di sana.
Baca juga: Pendaki Indonesia Kibarkan Bendera Merah Putih di Gunung Tertinggi Eropa
Ilmuwan yang bertanggung jawab di Hawaiian Volcano Observatory, Ken Hon mengatakan, arusnya melambat dan pada Kamiw kemarin berada di 5,3 kilometer selatan jalan raya.
Pada tingkat itu, ia memperkirakan setidaknya akan bertahan selama seminggu sebelum lahar panas tiba di sana.
"Kami tidak benar-benar tahu ke arah mana aliran lahar akan mengalir pada akhirnya," ucap Hon.
View this post on Instagram
Penyumbatan jalan akan menimbulkan masalah, terutama bagi mereka yang menggunakannya untuk mobilitas harian dari Hilo dan bagian lain di sisi timur pulau Hawaii.
Baca juga: Terpikat Pesona Gunung Ciremai, Gunung Tertinggi di Jawa Barat
Jika itu terjadi, pengguna jalan terpaksa harus mengambil rute pantai ke dan dari Kailua-Kona, menyebabkan waktu tempuh perjalanan bertambah setidaknya satu jam waktu berkendara untuk sekali jalan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.