Bangunan Loji Gandrung tampak menonjol dan kuat akan sentuhan klasik.
Dikutip dari situs Badan Otorita Borobudur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, atapnya berbentuk sirap kayu dan menutup hingga keseluruhan bangunan, kemudian membentuk mirip segi lima.
Bagian atas bangunan yang sudah eksis sejak masa pemerintahan Belanda ini berupa menara berbentuk semu dengan kaca patri yang menunjukkan kemegahan Kota Surakarta.
Baca juga: 5 Tempat Nongkrong di Solo yang Instagramable
Dikutip dari Indonesia.go.id, arsitektur bangunan ini memadukan budaya Eropa dan Jawa, sehingga menghasilkan gaya indis.
Sentuhan budaya Jawa terlihat dari atap sirap kayu dan bagian puncaknya.
Loji Gandrung menyimpan sejarah panjang dan merupakan titik kumpul penting.
Misalnya, ketika Jepang menduduki Surakarta, tempat ini dijadikan markas pusat pimpinan pasukan.
Jenderal Gatot Subroto pun dikatakan pernah menggunakan Loji Gandrung sebagai tempat untuk menyusun strategi militer menghadapi Agresi Militer II Belanda bersama sekutu pada 1948-1949.
Baca juga: Lokasi Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Dekat Terminal Tirtonadi dan Stasiun Solobalapan
Presiden pertama Indonesia, Soekarno juga pernah mengunjungi dan menginap di Loji Gandrung.
Salah satu kamar di sana bahkan dikenal sebagai Ruanh Soekarno karena pernah beberapa kali digunakannya untuk beristirahat ketika berkunjung ke Solo.
View this post on Instagram
Hingga saat ini, furnitunya masih dipertahankan, sehingga pengunjung bisa melihat seperangkat piano di kamar Soekarno, serta benda-benda antik lain yang tersebar di berbagai ruangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.