Namun untuk saat ini audio teater masih dalam proses perbaikan, sehingga pemutaran film dihentikan sementara waktu.
Naik ke lantai dua, pengunjung akan menemukan ruang Zona Masa Lalu dalam Pustaka yang memamerkan koleksi buku-buku tua dan benda seputar paduan suara tertua di Katedral Jakarta.
Paduan Suara Sesilia, namanya, mereka bernyanyi saat pemberkatan Katedral Jakarta pada tanggal 21 April 1901.
Kemudian, memasuki ruang Zona Kemartiran, ini cukup menarik, sebab pengunjung bisa melihat beragam benda suci (relikwi) peninggalan orang-orang suci yang mati martir atau orang yang mati dalam memperjuangkan kebenaran agama.
Ada yang dalam bentuk potongan tulang sebagai relikwi tingkat satu. Kemudian ada pula dari potongan benda-benda yang sering dikenakan para tokoh suci ini yang disebut relikwi tingkat dua, ditaruh dalam liontin.
"Itu kotak timah hitam, isinya potongan tulang milik para martir, namanya Santo Petrus dan itu sempat ditanam di bawah altar gereja pertama Katedral," tutur Susy.
Ruang berikutnya dinamakan Zona Kunjungan. Pada zona ini tampak beberapa benda kenang-kenangan dari dua orang Paus yang dulunya pernah berkunjung ke gereja Katedral Jakarta.
"Ruangan ini sangat istimewa, karena menyimpan foto dan benda-benda yang diberikan sebagai hadiah kenangan dari dua orang Paus untuk Gereja Katedral, tahun 1970 dan 1989," terangnya.
Bahkan, kata Susy, ada pula surat kaleng yang berisi ancaman terhadap keselamatan jiwa Paus Johanes Paulus ke II saat kunjungannya ke Indonesia, tahun 1989, seperti surat dari teroris.
Berikutnya ialah ruang Zona Liturgi, yang memperlihatkan benda-bena peninggalan seperti jubah, baju uskup orang Indonesia pertama, dan lain sebagainya.
Zona terakhir yaitu Zona Peninggalan Abad 17 sampai 19. Di ruang ini, salah satu koleksi tertuanya berupa Monstrans buatan tahun 1700-an.
Ini adalah salah satu alat liturgi yang dipakai dalam misa khusus seperti misa Jumat pertama setiap bulan, dan penghormatan Sakramen Maha Kudus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.