Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Makna Filosofis Batik Parang yang Tidak Boleh Dipakai Sembarangan

Kompas.com - 08/12/2022, 11:02 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

 

Makna filosofis batik parang 

Berikut sejumlah makna filosif motif batik parang seperti dihimpun Kompas.com.

1. Penghormatan raja Jawa kepada leluhur

Bani mengatakan makna filosofis batik parang adalah bentuk penghormatan raja-raja Jawa kepada leluhurnya.  Asal batik parang adalah pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo, guna menghormati leluhurnya yakni Panembahan Senapati.

Bani mengatakan, motif batik parang merupakan simbol perjuangan Panembahan Senapati saat melakukan tirakat di pantai selatan Yogyakarta.

“Hingga akhirnya, Panembahan Senapati mendapatkan ilham dan keberanian untuk mendirikan Kerajaan Mataram,” imbuhnya.

Baca juga: Harus Tahu, Serba-serbi Motif Batik Daerah di Indonesia

2. Petuah agar manusia tidak mudah menyerah

Mengutip dari laman Indonesia Travel, makna filosofis batik parang adalah nilai sekaligus petuah agar manusia tidak mudah menyerah terhadap segala yang terjadi dalam kehidupan.

Pola garisnya yang saling berkesinambungan menggambarkan konsistensi manusia dalam memperbaiki diri dari waktu ke waktu dan pantang menyerah untuk mencapai kesejahteraan.

Selain itu, motif batik parang upaya manusia terus memperbaiki hubungan dengan Tuhan, alam, maupun sesamanya. 

3. Pedang para ksatria

Mengutip dari laman Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, ada dua versi makna filosofis motif batik parang.

Versi pertama, motif ini berasal dari bentuk pedang para ksatria dan penguasa saat berperang. Ksatria yang mengenakan motif ini diyakini kekuatannya bisa berlipat ganda.

Baca juga: Makna Motif Batik Mega Mendung Khas Cirebon

4. Ombak laut selatan

Versi lain mengatakan, motif batik parang ini diciptakan Panembahan Senapati saat mengamati gerak ombak laut Selatan yang menerpa karang di tepi pantai.

Jadi, pola garis lengkung pada motif batik parang bermakna ombak lautan yang menjadi pusat tenaga alam.

5. Lambang kekuasaan

Motif batik parang juga mengandung makna filosofis kedudukan raja. Komposisi miring pada motif batik parang ini, menjadi lambang kekuasaan, kebesaran, kewibawaan, dan kecepatan gerak.

Baca juga: Ragam Motif Batik Betawi dari Berbagai Zaman

Batik parang termasuk dalam batik larangan di wilayah Kraton Yogya dan Solo karena makna istimewanyaRepro bidik layar via Kraton Yogya Batik parang termasuk dalam batik larangan di wilayah Kraton Yogya dan Solo karena makna istimewanya

Tidak boleh dipakai sembarangan

Beragam makna filosofis motif batik parang tersebut, membuat pemakaiannya terikat dengan aturan-aturan tertentu, sehingga tidak semua orang boleh memakainya atau disebut sebagai awisan dalem di Keraton Yogyakarta. 

Bani menjelaskan, motif batik parang merupakan batik yang khusus digunakan oleh para raja. Oleh sebab itu, masyarakat umum tidak boleh sembarangan menggunakan motif batik parang utamanya saat berada di area keraton.

Batik parang atau lereng dilarang digunakan masyarakat biasa karena merupakan batik yang dikhususkan untuk raja ketika berada di penghadapan,” tandasnya.

Baca juga: Makna Pengorbanan pada Motif Batik Kopi Pecah Banyuwangi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com