Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Keunikan Desa Sasak Ende, Rumah Adat hingga Kopi Dicampur Beras

Kompas.com - 08/12/2022, 13:57 WIB
Muhammad Naufal,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

LOMBOK, KOMPAS.com - Desa Wisata Sasak Ende di Sengkol, Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), memiliki keunikan yang wajib dilihat dan dinikmati wisatawan.

Pada Selasa (6/12/2022), tim Kompas.com berkesempatan untuk mengunjungi Desa Wisata Sasak Ende. Berdasarkan pantauan, peradaban suku sasak masih terlihat jelas di lokasi itu.

Baca juga:

Hal ini tercermin dari rumah adat sasak yang berjejer. Tak hanya itu, tradisi suku sasak, seperti seni adu ketangkasan antar-dua pemuda bernama tarian peresean, juga masih ditampilkan di Desa Wisata Sasak Ende.

Aktivitas sehari-hari masyarakat Sasak Ende di tempat ini juga tak lepas dari tradisi. Salah satunya melapisi lantai rumah adat dengan campuran kotoran sapi.

Berbagai tradisi ini dapat dinikmati oleh pengunjung secara gratis. Namun, pengunjung dikenakan biaya parkir kendaraan sebesar Rp 5.000-Rp 10.000.

Daya tarik Desa Wisata Sasak Ende

1. Rumah adat sasak yang dilapisi campuran kotoran sapi

Memasuki kawasan Desa Wisata Sasak Ende, pengunjung akan melihat plang bertuliskan lokasi tempat wisata tersebut.

Dari plang ini, pengunjung akan diarahkan oleh pemandu ke deretan rumah adat warga Sasak Ende yang memiliki ketinggian sekitar 3-4 meter. Berbentuk meruncing, atap rumah adat ini terbuat dari alang-alang yang dianyam.

Warga sengaja membuat atapnya meruncing agar air hujan dapat segera turun begtiu mengenai anyaman alang-alang tersebut.

Baca juga: Berikan Pidato Kenegaraan, Presiden Jokowi Kenakan Pakaian Adat Sasak

Sementara itu, dinding rumah adat tersebut dari anyaman kayu. Tak ada satupun jendela yang dibuat di rumah adat tersebut.

Menariknya, rumah adat Sasak berlantaikan campuran kotoran sapi. Pada penerapannya, warga memuri kotoran sapi yang dicampur air setiap dua pekan sekali.

Jika dibedah, pondasi rumah adat Sasak terdiri dari batu yang dilumuri tanah liat. Kemudian, campuran kotoran sapi menjadi lapisan paling atas lantai rumah adat Sasak.

Meski demikian, rumah adat Sasak tidak menimbulkan bau menyengat ketika campuran kotoran sapi yang dilumurkan telah mengering.

2. Tarian peresean

Suasana saat dua pemuda menampilkan seni adu ketangkasan bernama tarian peresean di Desa Wisata Sasak Ende di Sengkol, Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Selasa (6/12/2022).KOMPAS.com/MUHAMMAD NAUFAL Suasana saat dua pemuda menampilkan seni adu ketangkasan bernama tarian peresean di Desa Wisata Sasak Ende di Sengkol, Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Selasa (6/12/2022).

Tradisi yang masih bernapas di Desa Wisata Sasak Ende lain adalah tarian peresean, atau seni adu ketangkasan antar-dua lelaki.

Di salah satu area di lokasi, dua lelaki memegang senjata masing-masing yang terdiri dari tongkat rotan. Mereka dilengkapi tameng, atau biasa disebut ende, berbentuk kotak.

Aturan mainnya sederhana, yakni petarung yang berhasil melukai lawannya kalah. Antar-petarung dilarang menyerang bagian perut ke bawah.

Setiap pertarungan terdiri dari tiga ronde. Lalu, terdapat seorang pemuda yang bertugas sebagai wasit.

Baca juga: Mengenal Tari Peresean, Tarian Pemanggil Hujan Suku Sasak Lombok

Saat tim Kompas.com melihat seni ketangkasan ini, sembari berapi-api, dua pemuda saling menyerang. Mereka saling mengincar bagian lengan atau pundak.

Tameng yang dipegang di tangan kiri para pemuda ini dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menghindari serangan lawan. Aksi saling lompat untuk memaksimalkan serangan juga sesekali terjadi.

Setelah tiga ronde terlewati, wasit mengumumkan siapa pemenang dari pertandingan ini.

3. Kopi dicampur beras

Suasana Desa Wisata Sasak Ende di Sengkol, Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.KOMPAS.com/MUHAMMAD NAUFAL Suasana Desa Wisata Sasak Ende di Sengkol, Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.

Warga di Desa Wisata Sasak Ende mencampurkan biji kopi hasil panen dengan beras.

Terdapat satu lokasi khusus yang digunakan untuk mencampurkan hasil sangrai biji kopi dengan beras di desa tersebut.

Mulanya, ibu-ibu desa akan terlebih dahulu menyortir biji kopi di sebuah wadah. Mereka lalu menyangrai biji kopi ini dengan wajan yang dipanaskan terlebih dahulu di atas tungku kayu.

Baca juga: Mulai Langka, Sarapan dengan Serabi Sasak di Lombok

Setelah mengeluarkan aroma khasnya, kopi ini dipindahkan ke tempat untuk menumbuk. Di tempat itu, kopi hasil sangrai dicampur dengan beras lalu ditumbuk hingga halus.

Campuran kopi-beras ini dipercayai bisa membuat peminumnya terhindar dari maag.

Akses ke Desa Wisata Sasak Ende

Desa Wisata Sasak Ende dapat dicapai menggunakan kendaraan bermotor pribadi atau transportasi umum seperti taksi. Tempat wisata ini berjarak kurang lebih 8-9 kilometer dari Bandara Internasional Lombok (BIL).

Dari BIL, pengunjung dapat mengambil Jalan Raya Tanak Awu. Setelah menyusuri jalan ini, pengunjung mengambil Jalan Kuta Lombok.

Tak begitu jauh dari awal memasuki Jalan Kuta Lombok, Desa Wisata Sasak Ende terletak di sisi barat jalan tersebut.

Baca juga: Desa Wisata Sesaot NTB, Jalur Geowisata Suku Sasak Kuno

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com