KOMPAS.com - Perayaan Natal merupakan salah satu momen yang dinanti umat Kristiani. Mereka biasanya akan berkumpul bersama keluarga untuk merayakan malam Natal bersama.
Tradisi perayaan Natal yang dilaksanakan setiap 25 Desember, sejatinya tidak hanya sebatas menghias pohon natal, tetapi juga diisi dengan kegiatan unik dan menyenangkan.
Baca juga:
Beberapa daerah di Indonesia juga punya tradisi unik saat merayakan malam Natal. Berikut 10 tradisi perayaan Natal yang Kompas.com rangkum dari berbagai daerah di Indonesia.
Dikutip dari buku "Kala Natal Berbaur dengan Tradisi" (2022) karya Pusat Data dan analisa Tempo terbitan Tempo Publishing, wayang kulit merupakan salah satu kebudayaan indonesia yang ternama.
Di beberapa daerah, pertunjukkan wayang kulit kerap dilakukan untuk memperingati hari-hari tertentu.
Seperti halnya di Yogyakarta, saat Natal masyarakat Yogyakarta akan memainkan pertunjukan wayang kulit dengan teatrikal kelahiran Yesus.
Uniknya, pada saat pertunjukan wayang kulit para pendeta yang memimpin ibadah akan mengenakan kostum khas Yogyakarta, yakni blangkon dan beskap.
Rabo-rabo merupakan tradisi natal yang dilakukan oleh penduduk Kamping Tugu, yaitu kawasan tempat bermukimnya orang Indonesia keturunan Portugis di Jakarta Utara.
Usai kegiatan misa, umat Kristiani di Kampung Tugu akan mengunjungi kuburan di sebelah gereja lokal mereka dan memulai tradisi rabo-rabo.
Tradisi rabo-rabo diisi dengan kegiatan bermain musik keroncong dan menari bersama mengelilingi area kampung.
Mereka akan bernyanyi dan saling mengunjungi kerabat. Kerabat yang dikunjungi nantinya harus mengikuti permainan hingga terbentuklah rantai pemain di jalanan.
Kegiatan mengunjungi rumah kerabat ini dilakukan hingga sampai di rumah terakhir kawasan tersebut.
Baca juga: Rabo-rabo, Tradisi Tahun Baru Kampung Tugu Jakarta
Puncak tradisi rabo-rabo ialah acara mandi-mandi. Masyarakat akan berkumpul di rumah kerabatnya dan menggambar wajah satu sama lain menggunakan bedak putih.
Aktivitas ini menyimbolkan penebusan dosa dan pengampunan untuk memulai tahun baru dalam keadaan bersih.
Masyarakat Flores merayakan Natal dengan menembakkan meriam bambu dalam tradisi Mangarai.
Tradisi ini mulanya bertujuan untuk memberi kabar duka bahwa seseorang telah meninggal dunia. Hal ini dilakukan karena pada zaman dahulu transportasi antardesa di sana masih terbatas.
Akan tetapi belakangan meriam bambu digunakan untuk mengekspresikan kegembiraan atas kelahiran Yesus Kristus.
Saat malam Natal meriam bambu akan terpasang di setiap sudut kota, dan nantinya akan diledakkan saat perayaan Natal.
Baca juga: Tradisi Meriam Bambu di Flores Menyambut Kelahiran Yesus Kristus
Perayaan natal dengan meriam bambu di Flores juga dimeriahkan dengan pertunjukan kembang api.
Marbinda ialah tradisi mengorbankan hewan untuk memelihara kebersamaan, kehangatan, memeriahkan semangat Natal, dan mensyukuri nikmat yang diterima.
Selain itu, tradisi marbinda juga bertujuan untuk membawa tahun baru yang lebih penuh semangat.Tradisi ini masih eksis dilakukan di daerah permukiman masyarakat suku Batak di Sumatera Utara.
Masing-masing warga akan mengumpulkan uang untuk membeli hewan, dan nantinya daging dari hewan yang sudah disembelih akan dibagikan kepaa warga yang ikut menyumbang.
Barapen merupakan ritual kuliner yang dilakukan sebagai ekspresi kegembiraan Natal di Papua. Tradisi barapen dilakukan dengan melibatkan pembakaran batu yang akan digunakan untuk memanggang babi.
Acara ini bertujuan sebagai rasa syukur, kebersamaan, dan berbagi sebagai bagian dari perayaan bagi Yesus Kristus.
Beberapa tempat acara juga sengaja didesain sedemikian rupa dengan dekorasi yang unik. Acara semakin meriah dengan alunan musik yang menemani selama 24 jam saat puncak perayaan Natal.
Sebelum perayaan massal, penduduk setempat akan memasak daging babi, ubi, kangkung, pepaya, dan makanan lainnya di dalam lubang berisi batu panas.
Baca juga: Belum Makan Barapen, Belum Injak Tanah Papua...
Aktivitas memasak bersama ini dilakukan selama setengah hari, tujuannya untuk menyatukan ikatan sesama penduduk setempat.
Di Manado, Sulawesi Utara, penduduk setempat merayakan Natal dengan melakukan tradisi kunci taon. Tradisi ini dimulai pada 1 Desember dan berakhir padaa akhir tahun.
Dikutip dari laman resmi Indonesia Travel, tradisi kunci taon diawali dengan serangkaian ibadah di Gereja. Setelah itu para umat Kristiani akan berziarah ke makam kerabat.
Baca juga: 7 Tradisi Perayaan Natal Unik Dunia, Pakai Sepatu Roda saat Kebaktian
Biasanya saat kunjungan ziarah, mereka akan membersihkan dan menghias area kuburan dengan lampu serta ornamen yang meriah.
Perayaan Natal berlanjut hingga penutupan tradisi pada pekan pertama Januari. Pada acara penutupan masyarakat akan pawai mengelilingi kampung sembari mengenakan kostum-kostum unik.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.