Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Wisata Jadi Tren Pandemi, Kunjungan Naik Hingga 50 Persen pada 2022

Kompas.com - 18/12/2022, 21:09 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Program desa wisata dikatakan menjadi salah satu yang diminati masyarakat dalam beberapa tahun terakhir, karena sesuai dengan tren kala pandemi. 

Hal ini berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang melihat adanya peningkatan kunjungan wisatawan ke desa-desa wisata. 

"Hasil dua tahun ini, kita lihat kunjungan ke desa wisata naik 30 hingga 50 persen, terutama di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat," kata Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Vinsensius Jemadu.

Baca juga:

Pernyataan itu ia sampaikan saat ditemui Kompas.com di Rakornas Kemenparekraf 2022 di Jakarta, Jumat (16/12/2022).

"Dan juga (desa wisata di) beberapa daerah di luar Jawa, seperti Kalimantan, Danau Toba, dan Sulawesi," imbuhnya. 

Menurut Vinsen, saat ini dan ke depannya desa wisata diprediksi akan terus populer, bahkan ia sebut sebagai pandemic winner sebagai suatu destinasi wisata.

Salah satu atraksi kesenian di Desa Wisata Air Terjun Moramo Sumbersari, Sulawesi Tenggara.Dok. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Salah satu atraksi kesenian di Desa Wisata Air Terjun Moramo Sumbersari, Sulawesi Tenggara.

Sebab, kata dia, desa wisata sesuai dengan tren pascapandemi saat wisatawan mencari pengalaman autentik dari nilai kearifan lokal dan budaya masyarakat, tidak sekedar jalan-jalan biasa.

"Selain pengalaman, yang menurut wisatawan paling penting dalam tren global sekarang adalah engagement dengan masyarakat, dan bisa merasakan kuliner lokal, budaya lokal, serta experience lainnya," Vinsen melanjutkan. 

Baca juga: Mulai dari Batik Betawi hingga Boneka Ondel-ondel, Andalan Produk Ekraf Khas Betawi

Di sisi lain, tidak hanya desa wisata, produk-produk ekonomi kreatif (ekraf) terutama tiga subsektor yaitu kuliner, kriya, dan fesyen dikatakan Vinsen juga meningkat 50 persen. 

"Ini karena kami berusaha on boarding kan juga di desa wisata. Dengan program bedah desain dan kemasan, nilai-nilainya semakin bertambah dari kemasan, desain, dan aspek lainnya. Bahkan beberapa produk sudah diekspor ke luar negeri," tutur dia. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com