KOMPAS.com - Akhir pekan ini, Minggu (25/12/2022), umat Kristen dan Katolik akan merayakan Hari Raya Natal. Setelah beribadah, mengunjungi gereja tertua di Indonesia bisa menjadi kegiatan untuk mengisi libur Natal.
Selain tempat ibadah, sejumlah gereja tertua di Indonesia menjadi bangunan bernilai sejarah. Sejumlah bangunan gereja merupakan peninggalan masa kolonial yang usianya mencapai ratusan tahun.
Baca juga: Serba-serbi Jelang Natal 2022 di Gereja Katedral Jakarta, Jemaat Bisa Parkir di Masjid Istiqlal
Kompas.com merangkum sejumlah gereja tertua di Indonesia yang bisa dikunjungi saat libur Hari Raya Natal.
Gereja yang berada di Pulau Nusalaut, Maluku ini dibangun pada 1715-1719, sehingga usianya sudah 307 tahun.
Mengutip laman Kemendikbud, gereja ini dibangun oleh Belanda dan masyarakat lokal pada masa kepemimpinan Raja Sila, yang bernama Djouw Louwis Pati Sila.
Informasi ini tertera dalam sebuah prasasti yang tertempel di samping pintu masuk gereja. Terdapat dua buah prasasti yang tertempel di dinding sebelah kanan pintu masuk, yang berisi informasi sejarah pembangunan gereja.
Pada mulanya, bangunan gereja ini memakai atap dari bahan rumbia. Namun pada tahun 1715, atap gereja sudah digantikan dengan seng.
Ciri khas bangunan gereja ini adalah keberadaan sebuah kayu menyerupai mahkota raja atau biasa disebut petarana raja. Benda tersebut masih bisa ditemui para jemaat hingga saat ini.
Baca juga: 6 Gereja Kuno di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Libur Natal
Bangunan gereja tua juga dapat ditemui di ibu kota, salah satunya adalah Gereja Sion di Jakarta Barat.
Mengutip Kompas.com (23/12/2021), peletakan batu pertama Gereja Sion dilakukan pada 1693, sehingga usia gereja saat ini adalah 329 tahun.
Gereja Sion dikenal sebagai Gereja Portugis. Gereja yang awalnya bernama Portugese Buitenkerk ini, dulunya menjadi tempat ibadah bagi tawanan VOC berkebangsaan Portugis.
Arsitektur Gereja Sion masih mempertahankan gaya kolonial. Daya tarik gereja ini adalah mimbar yang berbentuk menyerupai mahkota.
Baca juga: Gereja Sion, Gereja Tertua di Jakarta yang Usianya Lebih dari Tiga Abad
Gereja yang berada di Semper, Jakarta Utara ini usianya diperkirakan sekitar 346 tahun. Berdasarkan informasi dari Kompas.com (23/12/2021), Gereja Tugu dibangun pada 1676 sampai 1678, dan sempat direnovasi pada 1737.
Gereja ini diketahui sempat hancur ketika terjadi pemberontakan Tionghoa pada 1740. Namun, kemudian dibangun kembali pada 1744.
Gereja Tugu dibangun oleh Belanda sebagai tempat ibadah bagi warga Kampung Tugu yang dulunya merupakan tempat pengasingan orang Portugis.
Kampung Tugu kemudian berkembang pesat lantaran banyak orang Portugis yang tinggal dan menikah di tempat itu. Saat ini, Gereja Tugu masih digunakan sebagai tempat ibadah.
Baca juga: Gereja Tugu, Tempat Napak Tilas Portugis di Jakarta Utara
Gereja Katedral merupakan salah satu gereja Katolik pertama di Jakarta. Gereja bergaya Neo-Gothic ini dibangun pada 1808, sehingga usianya sekitar 214 tahun.
Mengutip Kompas.com (26/12/2019), bangunan pertama Gereja Katedral sangat sederhana, yakni rumah bambu berukuran kecil.
Pada 1810 Pemerintah Hindia Belanda, memberikan tempat baru untuk Gereja Katedral, tepatnya di kawasan Senen. Sayangnya, pada 1826 terjadi kebakaran besar yang menghanguskan banyak bangunan di kawasan Senen, termasuk bagian pastoral Gereja Katedral.
Setelah tragedi itu, umat Katolik memperoleh tempat baru untuk dijadikan gereja yaitu rumah dinas gurbernur jenderal yang telah kosong. Lokasi tersebut merupakan cikal bakal lokasi Gereja Katedral sekarang menetap.
Pada 1890, Gereja Katedral ambruk dengan sendirinya. Kemudian, bangunan gereja direnovasi dalam dua tahap, sehingga proses pembangunannya memakan waktu hingga 10 tahun.
Bangunan Gereja Katedral sekarang diresmikan pada tanggal 21 April 1901 oleh Mgr. Edmundus Sybrandus Luypen SJ dan diberi nama De Kerk van Onze Lieve Vrowe ten Hemelopneming, atau Gereja Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga.
Baca juga: Gereja Katedral, Gereja Katolik Pertama di Jakarta yang Usianya Lebih dari Seabad
Selain Gereja Katedral, ada gereja tua lainnya di Jakarta Pusat yaitu Gereja Immanuel.
Mengutip Kompas.com (24/12/2021), peletakan batu pertama Gereja Immanuel dilakukan pada 24 Agustus 1835, sehingga usianya sekitar 187 tahun.
Pada masa kolonial Belanda, tempat ibadah ini diperuntukkan bagi para petinggi Belanda atau orang-orang penting pada masa itu. Oleh sebab itu, Gereja Immanuel memiliki arsitektur mewah dan megah dengan kubah besar dan pilar-pilar tinggi.
Nama awal Gereja Immanuel adalah Willemskerek, yang dipilih untuk menghormati Raja Belanda, Willem 1. Lokasinya berada di Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.