KOMPAS.com - Selain salju dan warna merah-hijau, Hari Raya Natal juga kerap dikaitkan dengan pohon Natal.
Adapun pohon yang biasanya digunakan saat perayaan tersebut adalah berbagai jenis cemara, yang umumnya berdaun hijau sepanjang tahun (evergreen).
Baca juga:
Lantas, kenapa Natal identik dengan pohon cemara?
Sebelum beranjak ke pohon Natal, perlu diketahui bahwa pohon dan wreath (hiasan berbentuk bundar yang biasanya terdiri dari buah dan ranting) dari pohon berdaun hijau sepanjang tahun kerap digunakan oleh masyarakat zaman dahulu, di antaranya Mesir kuno, China, dan Ibrani.
Dilansir dari Britannica, Kamis (22/12/2022), penggunaan pohon dan wreath merupakan lambang kehidupan yang abadi.
Baca juga:
Tidak hanya itu, masyarakat zaman dahulu menggantung dahan pohon di pintu dan jendela mereka. Dilansir dari History, Kamis (22/12/2022), tradisi tersebut diyakini bisa mengusir penyakit, roh jahat, dan hantu.
Ada pula kepercayaan bahwa sang dewa, yang dilambangkan oleh matahari, tengah "sakit" dan "lemah" sehingga musim dingin muncul setiap tahun.
Masyarakat pada zaman dahulu pun merayakan momen titik balik balik matahari musim dingin (winter solstice), yang jatuh pada 21-22 Desember, dengan harapan agar sang dewa "sembuh".
Dahan pohon yang daunnya hijau sepanjang tahun mengingatkan mereka akan tanaman hijau yang tumbuh ketika kondisi sang dewa "membaik" dan musim panas.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.