Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Kota Tua di Delanggu, Klaten, Ini Lokasi dan Sejarahnya

Kompas.com - 24/12/2022, 17:05 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

KOMPAS.com – Kecamatan Delanggu di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, biasanya dilalui pengendara dari Kota Solo menuju Yogyakarta, atau sebaliknya.

Delanggu memang dilewati oleh jalan utama Solo – Yogyakarta, sehingga hampir selalu ramai kendaraan, terutama saat ahir pekan atau libur panjang.

Namun, ternyata Delanggu menyimpan kompleks bagunan lawas yang seolah terlihat seperti Kota Tua.

Baca juga: Wahana Soko Alas, Wisata Baru di Desa Ponggok, Klaten yang Instagramable

Lokasinya pun berada tidak jauh dari jalan utama, atau hanya 400 meter dari Perempatan Pasar Delanggu.

Hanya sesaat berkendara dari jalan utama Solo-Yogyakarta, pengendara bisa melihat banyak bangunan lawas di kanan-kiri jalan yang terbengkalai sejak lama.

Lokasi kota tua di Delanggu

Kompas.com sempat berkunjung ke kawasan Kota Tua itu pada Rabu (21/12/2022). Benar saja, tampak dengan jelas bangunan lawas dengan arsitektur Belanda di kanan-kiri jalan.

Bangunan lawas itu seolah berada di dunia lain karena dikelilingi semak-semak yang sudah tinggi.

Baca juga: Panduan Wisata Jembatan Gantung dan Gondola Girpasang Klaten

Hal itu kontras dengan kondisi jalan dan aktivitas masyarakat di sekitarnya, khususnya Lapangan Merdeka.

Kompleks bangunan tua di Delanggu, Kelaten, Jawa Tengah.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Kompleks bangunan tua di Delanggu, Kelaten, Jawa Tengah.

Jalan cukup ramai oleh pengendara dengan aktivitas masyarakat yang berjualan aneka camilan hingga jajanan.

Selain rumah-rumah yang terbengkalai, terlihat bangunan besar yang masih dijaga oleh keamanan, semacam pabrik, tetapi sudah tidak beroperasi.

Sejarah kota tua di Delanggu, bekas pabrik karung goni

Kompas.com pun berhenti di Kantor Desa Delanggu untuk mencari informasi seputar sejarah kawasan bangunan tua tersebut.

“Itu pabrik dan rumah-rumah lawas, peninggalan sejak zaman Belanda dulu. Dibangun sebelum Indonesia merdeka,” kata Sekretaris Desa Delanggu bernama Heri Sutomo kepada Kompas.com, Rabu.

Baca juga: 5 Wisata Air Klaten yang Instagramable, Ada Candramaya Pool & Resort

Ia melanjutkan, awalnya pabrik itu merupakan pabrik gula. Kemudian setelah banyak pabrik gula dibangun, sekitar 1950-an pabrik gula di Delanggu itu menjadi pabrik pendukung yang memproduksi karung goni untuk wadah gula.

“Masa keemasan pabrik karung goni ini sampai tahun 1980-an. Dulu rumah-rumah yang sekarang kosong ini, penuh, ramai sekali. Lainnya belum ramai, daerah sini sudah ramai,” tutur Heri.

Bekas Pabrik Karung Goni di Delanggu, Klaten.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Bekas Pabrik Karung Goni di Delanggu, Klaten.

Ia yang lahir tahun 1970-an, sempat menyaksikan masa kejayaan pabrik. Rumah-rumah kosong yang terbengkalai tersebut dulunya untuk tempat tinggal staf pabrik.

Namun, kejayaan pabrik karung goni di Delanggu mulai redup sekitar tahun 1987. Menurut Heri, hal itu disebabkan oleh adanya karung dari plastik yang lebih modern. Pengguna karung goni pun mulai berkurang.

Baca juga: Umbul Ponggok Klaten Aman bagi yang Tidak Bisa Renang, Ini Caranya

“Pabrik mulai tutup tahun 1990-an, bahkan sebelum reformasi. Tahun 1997 itu, pabrik sudah tutup,” ujar Heri.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Saat ini, pabrik sudah tidak beroperasi sama sekali sejak tutup. Pabrik sekarang menjadi milik perorangan.

Kini, jalan di depan pabrik sering dilewati kereta kelinci yang membawa siswa sekolah dasar. Mereka akan dijelaskan seputar sejarah singkat eks pabrik karung goni di Delanggu itu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com