KOMPAS.com - Peringatan musibah tsunami Aceh tepat 18 tahun pada esok hari, Senin (26/12/2022). Meskipun sudah 18 tahun berlalu, namun masyarakat masih mengingat musibah yang menelan korban jiwa lebih dari 220.000 orang tersebut
Mengutip Kompas.com (26/12/2021), gelombang tsunami yang diperkirakan setinggi 30 meter tersebut bermula dari gempa bumi berkekuatan magnitudo 9,3 SR di dasar Samudera Hindia.
Baca juga: Mengenang 26 Desember 2004 di Museum Tsunami Aceh
Sejumlah ahli menyebut, gempa itu sebagai gempa terbesar kelima yang pernah ada dalam sejarah.
Gempa yang disusul tsunami tersebut meluluhlantakkan bumi Aceh pada 26 Desember 2004 pada pukul 07:58:53 WIB.
Ada beberapa tempat di Aceh untuk mengenang musibah tsunami Aceh 18 tahun lalu. Mayoritas lokasi tersebut merupakan saksi bisu musibah yang mengguncang tanah Serambi Mekkah.
Masjid Raya Baiturrahman merupakan saksi bisu musibah tsunami Aceh. Ketika itu, Masjid Raya Baiturrahman menjadi salah satu tempat berlindung warga setempat, kala bangunan di sekitarnya luluh lantak karena terjangan tsunami.
Mengutip situs Indonesia.go.id, pemerintah melakukan pemugaran masjid pada 2015 lalu sehingga bangunan masjid bertambah megah.
Halaman depan masjid yang semula berupa hamparan rumput berganti rupa menjadi marmer putih. Pada halaman itu, terdapat 12 payung raksasa, masing-masing enam di sisi selatan dan enam lainnya di utara yang menyerupai Masjid Nabawi, Madinah.
Saat dikembangkan, bentangan payung mencapai 14 meter sehingga menjadi kanopi raksasa.
Baca juga: Megahnya Payung Raksasa Masjid Baiturrahman Aceh, Buka Lengkap Setiap Jumat
Museum Tsunami menjadi tempat yang wajib dikunjungi untuk mengenang peristiwa tsunami Aceh.
Mengutip Kompas.com (4/12/2022), tidak hanya memuat foto-foto peristiwa tsunami 18 tahun silam, namun pengunjung juga diajak merasakan kembali detik-detik munculnya gelombang tsunami yang meluluhlantakkan Serambi Mekkah.
Adapun Museum Tsunami terbagi menjadi empat lantai. Di masing-masing lantai terdapat empat hingga lima zona. Namun, lantai paling atas ditutup untuk umum dan baru akan dibuka untuk evakuasi jika terjadi tsunami.
Salah satu ruangan di Museum Tsunami yang paling sakral adalah Sumur Doa. Di dalam ruangan berbentuk lingkaran dan langit-langit tinggi itu tertulis 3.600 nama korban tsunami Aceh pada dindingnya.
Museum rancangan Ridwal Kamil ini berlokasi di Jalan Sultan Iskandar Muda, Sukaramai, Banda Aceh. Jam bukanya mulai Sabtu hingga Kamis pukul 09.00-16.00 WIB
Sementara harga tiket masuk bagi wisatawan domestik Rp 5.000, wisatawan mancanegara Rp 15.000, dan wisatawan anak, pelajar, serta mahasiswa Rp 3.000.
Baca juga: Museum Tsunami Aceh: Harga Tiket Masuk dan Jam Buka
Salah satu lokasi untuk mengenang dahsyatnya hantaman tsunami Aceh pada 2004 silam adalah kuburan massal.
Mengutip Kompas.com (2/10/2010), ada banyak lokasi kuburan massal korban tsunami Aceh, mengingat jumlah korban meninggal dunia hingga 280.000 orang.
Namun, lokasi pemakaman massal yang terbesar berada di Lambaro, Lhok Nga, Siron, dan Ulee Lheu.
Kuburan massal korban tsunami Aceh kerap didatangi para peziarah. Selain keluarga korban, peziarah juga merupakan masyarakat umum hingga turis asing sebagai wujud simpati atas musibah tersebut.
Berdasarkan informasi dari Kompas.com (21/12/2022), Pemerintah Provinsi Aceh akan memusatkan acara peringatan 18 tahun tsunami Aceh di Kuburan Massal Siron, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar.
Peringatan tersebut rencananya akan diisi dengan zikir, shalawat, santunan anak yatim, dan doa bersama.
Baca juga: Menengok Sisa-Sisa Tsunami Aceh sambil Jalan-jalan
View this post on Instagram
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.