Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lokasi Pembangunan Kereta Gantung Ada di Luar TN Gunung Rinjani

Kompas.com - 30/12/2022, 13:05 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pembangunan proyek kereta gantung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB), sempat menuai polemik. Salah satunya karena dianggap dapat merusak ekosistem flora dan fauna di kawasan tersebut. 

Menanggapi hal itu, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Dedy Asriadi mengatakan bahwa para pendaki tidak perlu khawatir. 

Baca juga:

"Pembangunan kereta gantung berada di luar kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), bukan di dalam kawasan TNGR," kata Dedy saat dihubungi Kompas.com, Jumat (30/12/2022). 

 

Lokasi kereta gantung di Rinjani

Lebih rinci, pembuatan kereta gantung Rinjani dan fasilitas penunjangnya akan dibangun di atas kawasan hutan seluas 500 hektar, seperti disampaikan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB.

Ilustrasi mengibarkan merah putih di Gunung Rinjani.SHUTTERSTOCK/RICKY KURNIAWAN Ilustrasi mengibarkan merah putih di Gunung Rinjani.

"Tempat bikin kereta gantung ada sekitar 500 hektar itu," kata Kepala DPMPTSP NTB Mohammad Rum, dikutip dari Kompas.com pada Rabu (21/12/2022).

Rum menyebutkan, pembangunan fasilitas yang menelan anggaran Rp 2,2 triliun itu dilakukan di luar kawasan TNGR.

Baca juga: 5 Desa Wisata di Lombok untuk Liburan, Tawarkan Wisata Alam

Lokasi puncak pemberhentian kereta gantung terletak sekitar dua kilometer di bawah Pos Pelawangan Rinjani.

"Kalau dari pelawangan kan itu datar, nanti kalau ingin melihat danau ya harus berjalan kaki, itu sekitar 2-3 kilometer ke Danau Segara Anak," kata Rum.

Menurutnya, selain kereta gantung sepanjang sembilan kilometer dari Karang Sidemen menuju TNGR, fasilitas itu akan dilengkapi dengan resor dan sejumlah spot wisata.

Adapun peletakan batu pertama pembangunan kereta gantung yang berada di Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah, telah dimulai pada Minggu (18/12/2022).

Baca juga: Itinerary 2 Hari 1 Malam di Lombok, ke Pantai hingga Sirkuit Mandalika

Minta masyarakat tidak khawatir

Gubernur NTB saat melakukan peletakan batu pertama pembangunan kereta gantung Rinjani, Minggu (18/12/2022)Dok. Warga Gubernur NTB saat melakukan peletakan batu pertama pembangunan kereta gantung Rinjani, Minggu (18/12/2022)

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah meminta masyarakat tidak takut berlebihan terhadap pembangunan kereta gantung Rinjani di Desa Karang Sidemen.

"Soal lingkungan, tidak selama pembangunan merusak lingkungan, seperti yang ada di China. Waspada dan hati-hati ya, tapi kita tidak perlu paranoid, seolah-olah modernitas salah dan harus kita tolak," kata Zul, dikutip dari Kompas.com, Rabu (21/12/2022).

Baca juga:

Ia juga tidak memungkiri perdebatan pro dan kontra pembangunan kereta gantung Rinjani. Hal itu, kata Zul, terjadi karena kurangnya sosialisasi tentang pembangunan sehingga menyebabkan miskomunikasi. 

Kendati demikian, ia menyebut pihaknya agar terus memperbaiki jika nantinya ada kekurangan, dan meminta masyarakat tidak gaduh terlebih dahulu. 

Kereta gantung sebagai solusi bagi wisatawan tertentu

Keindahan kaldera Gunung Rinjani dengan Danau Segara Anak dan gunung anakan Barujari menjadi salah satu daya tarik wisata di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. KOMPAS/Iwan Setiyawan Keindahan kaldera Gunung Rinjani dengan Danau Segara Anak dan gunung anakan Barujari menjadi salah satu daya tarik wisata di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Dihubungi terpisah, sebelumnya Zul sempat menyampaikan bahwa kereta gantung dapat menjadi solusi untuk pengunjung yang ingin menikmati pemandangan Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak tanpa perlu melakukan pendakian.

Hal ini dinilai akan menguntungkan orang-orang yang secara fisik tidak bisa melakukan pendakian ke Gunung Rinjani.

Baca juga: Kota Batu Akan Punya Kereta Gantung Wisata, Sajikan Panorama Pegunungan

Zul menilai, pembangunan kereta gantung akan memudahkan para wisatawan berusia lanjut atau dengan keterbatasan fisik yang ingin menikmati keindahan alam yang ada.

“Orang tua juga ingin melihat bukit-bukit itu, karena kalau disuruh mendaki kan tidak semua kuat yang umur 60-70 tahun,” ungkap Zul, dikutip dari Kompas.com, Minggu (18/12/2022). 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com