KOMPAS.com - Sejumlah negara memberlakukan aturan terkait Covid-19 khusus bagi pelaku perjalanan dari China.
Hal ini berkaitan dengan dibukanya perbatasan China mulai 8 Januari 2023, sementara tidak ada transparansi data terkait kasus Covid-19 di negara tersebut.
Padahal, sejumlah laporan mengatakan rumah sakit di China mulai kembali kewalahan menangani kasus Covid-19.
Baca juga: China Segera Buka Perbatasan, Warga Berbondong-bondong Pesan Tiket ke Luar Negeri
Seusai bertemu dengan perwakilan pemerintah China, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan mengeluarkan pernyataan yang meminta negara di Asia Timur tersebut kembali membagikan data spesifik dan real-time secara teratur tentang situasi epidemiologis di sana.
"WHO menekankan pentingnya pemantauan dan publikasi data yang tepat waktu untuk membantu China dan komunitas global merumuskan penilaian risiko yang akurat dan menginformasikan tanggapan yang efektif," kata WHO dalam situs resminya.
Berikut sejumlah negara yang sudah memberlakukan aturan khusus bagi pendatang dari China:
Dikutip dari Kompas.com (1/1/2023), ibu kota Korea Selatan yakni Seoul memberlakukan pembatasan visa, membatasi penerbangan dari China, dan mensyaratkan pengetesan Covid-19 bagi pengunjung dari China.
Wisatawan dari China harus menunjukkan hasil tes negatif Covid-19 pada saat kedatangan di Jepang.
Dikutip dari Kompas.com (2/1/2023), tes dilakukan dalam waktu tujuh hari sejak kedatangan. Jika pendatang yang bersangkutan mendapatkan hasil tes positif Covid-19, maka akan dikarantina selama tujuh hari di fasilitas yang ditunjuk.
Sementara jika tidak bergejala hanya akan dikarantina selama lima hari. Aturan ini sudah diberlakukan sejak 30 Desember 2022.
Baca juga: Jepang Wajibkan Tes Covid-19 bagi Semua Pendatang dari China
Pada 30 Desember 2022, pemerintah Malaysia mengumumkan mereka akan melakukan skrining gejala untuk semua pendatang yang masuk negara tersebut.
Mereka yang kedapatan memiliki gejala, terutama demam, akan dilakukan pengetesan Covid-19.
Malaysia juga akan melakukan pengetesan terhadap air limbah dari pesawat yang tiba dari China untuk mendeteksi jika ada varian baru.
Baca juga: Masuk ke China Tak Lagi Wajib Karantina, Mulai 8 Januari 2023
Mulai 1 Januari, Taiwan melakukan tes Covid-19 bagi pengunjung dari China. Semua penumpang yang tiba dengan penerbangan langsung dan kapal dari China harus menjalani tes PCR saat kedatangan.
View this post on Instagram
Mulai 1 Januari, pengunjung yang tiba di India dari China, Hong Kong, Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Thailand diwajibkan menunjukkan hasil tes negatif Covid-19 tidak lebih dari 72 jam sebelum kedatangan.
Pemerintah India juga akan melakukan tes acak terhadap 2 persen dari pendatang internasional yang masuk ke negara tersebut.
Baca juga: Mengenal Festival Qixi pada 4 Agustus, Perayaan Valentine di China
Pada 30 Desember, Israel mengumumkan bahwa semua pendatang yang bukan warga Israel dan datang dari China akan menjadi subyek tes pra-penerbangan PCR, yang diambil dalam 72 jam sebelum keberangkatan.
Negara tempat menara pisa berada ini adalah negara pertama di Eropa yang menerapkan tes antigen Covid-19 dan analisis genom untuk semua pengunjung yang datang dari China.
Bandara utama di Milan dan Roma sudah mulai mengetes penumpang yang datang dari Beijing dan Shanghai.
Dilansir dari TIME, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS telah mengumumkan pada 28 Desember lalu bahwa negara tersebut akan mewajibkan pendatang dari China, Hong Kong, dan Makau untuk menunjukkan hasil tes negatif Covid-19 yang dilakukan tidak lebih dari dua hari sebelum keberangkatan.
Aturan ini mulai berlaku pada 3 Januari 2023.
Dikutip dari Kompas.com (3/1/2023), mulai 3 Januari 2023 pendatang dari China diwajibkan menunjukkan hasil tes negatif Covid-19 atau bukti vaksinasi dosis lengkap yang disetujui WHO jika hendak masuk ke Spanyol.
Mulai 3 Januari 2023, semua pendatang dari China harus menyerahkan hasil tes negatif Covid-19 yang diambil dalam 48 jam keberangkatan, apapun status vaksinasi mereka.
Baca juga: Spanyol Wajibkan Tes Covid-19 untuk Pelaku Perjalanan dari China
Mulai 5 Januari, penumpang yang terbang dari China ke Perancis harus menunjukkan hasil tes negatif Covid-19 kurang dari 48 jam sebelum keberangkatan.
Mereka juga diwajibkan menggunakan masker di sepanjang perjalanan serta melalui tes acak pada saat kedatangan.
Pemerintah Australia mengumumkan bahwa pengunjung dari China ke Australia harus menyerahkan hasil tes pra-kedatangan Covid-19 dengan hasil negatif untuk masuk ke negara tersebut, mulai 5 Januari.
Baca juga: 10 Mal Terbesar di Dunia, Banyak yang dari Thailand dan China
Pendatang dari China akan diminta menunjukkan hasil tes negatif Covid-19 mulai 5 Januari 2023. Tes diambil dalam waktu dua hari sebelum keberangkatan.
Selain itu, akan diberlakukan pula tes acak terhadap penumpang saat kedatangan.
Baca juga: Kanal Terpanjang di Dunia Dibuka untuk Wisatawan di China
Mulai 5 Januari 2023, penumpang pesawat dari China, Hong Kong, dan Makau yang hendak ke Kanada harus menyerahkan hasil tes negatif Covid-19 tidak lebih dari dua hari sebelum keberangkatan atau menyerahkan bukti vaksinasi Covid-19 terbaru.
Maroko melarang pengunjung yang berangkat dari China masuk, apa pun kewarganegaraannya.
Hal itu dilakukan untuk mencegah adanya lonjakan kasus Covid-19 di negara tersebut.
Baca juga: Turis dari China Dilarang Masuk Maroko, Cegah Gelombang Baru Covid-19
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.