Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata ke Dufan Bersama Penyandang Disabilitas, Ini 6 Tipsnya

Kompas.com - 05/01/2023, 06:36 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dunia Fantasi (Dufan) merupakan taman bermain berisi berbagai wahana yang menyenangkan sekaligus menantang adrenalin.

Jika ingin pergi bersama teman atau kerabat penyandang disabilitas, ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan. 

Seperti disampaikan oleh pendiri komunitas Wisata Kreatif Jakarta bernama Ira Lathief, yang menggelar agenda Trip to Dufan bersama penyandang disabilitas beberapa waktu lalu. 

Baca juga: 4 Wahana Dufan yang Ramah untuk Penyandang Disabilitas

Ia menjelaskan, hanya ada beberapa wahana yang aman dinaiki penyandang tunadaksa, penderita penyakit jantung, dan epilepsi. 

"Pihak Dufan memang menyampaikan, ada tiga wahana yang bisa dinikmati secara nyaman untuk semua disabilitas, seperti Turangga-rangga, Bianglala, dan Istana Boneka, itu secara fisik bisa untuk yang pakai kursi roda atau tunadaksa lainnya," ujar Ira kepada Kompas.com, Kamis (22/12/2022). 

Adapun untuk yang memiliki keterbatasan fisik lain namun tidak mengganggu aktivitasnya, kata dia, seperti tunarungu dan tunawicara bisa bermain apa saja. 

Baca juga:

Tips pergi ke Dufan bersama penyandang disabilitas

Selain hal di atas, apa saja tips lainnya yang bisa diterapkan? Berikut Kompas.com rangkum. 

1. Selalu temani dan beri pendampingan

Sebelum peserta Trip to Dufan mulai perjalanan, diadakan briefing menggunakan bahasa isyarat. KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Sebelum peserta Trip to Dufan mulai perjalanan, diadakan briefing menggunakan bahasa isyarat.

Wahyuningsih atau Wawah, seorang ibu dari penyandang disabilitas yang mengikuti agenda ke Dufan pada hari itu menyampaikan bahwa anaknya harus selalu didampingi. 

Ia memiliki seorang anak berusia 12 tahun dengan kebutuhan khusus tunagrahita atau keterbelakangan mental, yang bernama Salimah.

Sejak kecil, Wawah menjelaskan bahwa anaknya harus selalu ditemani, termasuk saat bermain wahana. 

Baca juga: 10 Hotel Murah Dekat Ancol untuk Tahun Baruan, Cuma Rp 100.000-an 

Sebab, kata dia, penyandang disabilitas tunagrahita memiliki keterbatasan dalam hubungan sosial, termasuk dalam berkomunikasi.

Sehingga, pendampingan harus selalu dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan. 

"Bisa dengar, tapi ngomongnya masih susah, baca juga belum. Jadi enggak bisa dilepas, kasian," ujar Wawah. 

Baca juga: Kisah Relawan Pendamping, Temani Penyandang Disabilitas Wisata di Jakarta Seharian

Selain itu, keluarga atau pendamping juga sangat dibutuhkan untuk menginformasikan kepada customer service atau petugas yang berjaga di pintu masuk wahana.

Dengan memberitahukan bahwa sedang mengajak keluarga atau teman yang penyandang disabilitas, bisa memudahkan petugas dalam membantu dan memberitahukan wahana apa saja yang aman dinaiki.

 

2. Siapkan barang kebutuhan pribadi

Penyandang disabilitas saat menaiki wahana di Dufan, Ancol, Jakarta, Selasa (3/12/2019).Nicholas Ryan Aditya/KOMPAS.com Penyandang disabilitas saat menaiki wahana di Dufan, Ancol, Jakarta, Selasa (3/12/2019).

Berikutnya, hal penting yang tidak boleh terlewatkan saat pergi bersama penyandang disabilitas ke taman bermain adalah membawa segala kebutuhan pribadi mereka. 

"Saya bawa minum dan makanan banyak. Karena dia (Salimah) mudah pusing kalau udah kurang minum dan makan, tapi obat enggak ya Alhamdulillah," ujar Wawah.

Ia menjelaskan, sejak usia 4 tahun anaknya sudah berhenti mengonsumsi obat-obatan.

Biasanya, saat tiba-tiba dingin atau panas tinggi, penanganan cukup dengan cara dikompres. 

Baca juga: Paket Umrah Penyandang Disabilitas, Apa yang Didapat?

Adapun untuk penyandang disabilitas lainnya yang memerlukan alat bantu tertentu seperti kursi roda atau obat, pastikan agar barang tersebut tidak tertinggal saat berkunjung ke tempat wisata. 

3. Perhatikan aturan naik tiap wahana

Aturan bagi pengunjung yang ingin naik wahana Hysteria di Dufan, Ancol. KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Aturan bagi pengunjung yang ingin naik wahana Hysteria di Dufan, Ancol.

Tips penting lainnya bagi yang membawa keluarga atau kenalan penyandang disabilitas, selalu perhatikan aturan atau ketentuan naik tiap wahana, baik di Dufan maupun tempat lain. 

Untuk area Dufan, terlihat aturan tertulis disertai gambar yang cukup jelas dipajang di pintu masuk wahana.

Misalnya, larangan naik bagi pengunjung yang hamil, memakai kursi roda, mengidap penyakit jantung, atau patah tulang, di beberapa wahana esktrem. 

Baca juga: Viral Video Wahana Tornado Dufan Berhenti, Ini Faktanya

"Tim kami, mbak Ira, sudah datang sebelum hari-H untuk meriset wahana apa saja yang boleh dan tidak boleh dinaiki sama pengunjung tertentu, kita patuhi aturan itu saja," ujar pemandu dari Wisata Kreatif Jakarta bernama Yulia Mareta. 

Menurut Reta, pendamping sebaiknya melakukan riset wahana apa saja yang aman dan sebaliknya, sebelum mengajak keluarga penyandang disabilitas. 

4. Pakai alat bantu

Alat bantu berupa kertas atau papan tulis untuk berkomunikasi dengan penyandang disabilitas. KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Alat bantu berupa kertas atau papan tulis untuk berkomunikasi dengan penyandang disabilitas.

Untuk memudahkan komunikasi terutama dengan penyandang disabilitas yang tidak bisa mendengar atau berbicara, kata Ira, sebaiknya gunakan alat bantu. 

Baca juga: 8 Restoran Jakarta yang Cocok Dijadikan Tempat Dinner Romantis

Sebenarnya, kata dia, akan lebih baik jika pendamping memahami bahasa isyarat.

Namun, jika tidak bisa, menggunakan alat bantu seperti kertas atau semacamnya akan sangat memudahkan.

"Siapkan kertas atau bawa papan tulis, supaya mudah. Ada juga cara komunikasi paling kekinian, pakai ponsel, tulis lewat status Whatsapp, enak cara ngobrolnya di sini," tutur Ira.

 

 

5. Hindari musim liburan

Pengunjung menaiki wahana di Dufan, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, Kamis (29/10/2020). Liburan panjang dimanfaatkan warga untuk berwisata ke tempat wisata pantai tersebut, jumlah pengunjung tercatat mencapai sekitar 22.000 pada pukul 15.00. Kuota pengunjung dibatasi 25 persen dari kapasitas maksimal atau 25.000 orang pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi ini.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Pengunjung menaiki wahana di Dufan, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, Kamis (29/10/2020). Liburan panjang dimanfaatkan warga untuk berwisata ke tempat wisata pantai tersebut, jumlah pengunjung tercatat mencapai sekitar 22.000 pada pukul 15.00. Kuota pengunjung dibatasi 25 persen dari kapasitas maksimal atau 25.000 orang pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi ini.

Tips lainnya, hindari musim liburan. Tidak hanya akan membuat antrean menjadi lebih padat dan panjang, kondisi fisik penyandang disabilitas harus diperhatikan. 

Selain itu, Reta mengatakan bahwa dalam kondisi ramai saat akhir pekan atau periode liburan, tidak smeua wahana harus dinaiki. 

"Teman-teman yang mau ke Dufan bisa riset dulu ada permainan apa, dan memprediksi season apa hari ini, kira-kira ramai atau enggak. Lalu bisa pilih mana aja yang mau dinaiki," kata Reta. 

Baca juga: 9 Kafe Rooftop di Jakarta Pusat, Bisa Lihat Gedung Pencakar Langit

Menurut pengalamannya, jumlah ideal wahana yang bisa dinaiki saat sedang padat atau ramai biasanya adalah lima atau enam wahana.

Banyak wahana yang dinaiki juga ia katakan tidak bisa dipaksa, harus disesuaikan dengan kondisi fisik dan hati teman-teman penyandang disabilitas. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

6. Jaga komunikasi dan sabar

Penyandang disabilitas saat menaiki wahana Istana Boneka di Dufan, Ancol, Kamis (22/12/2022). KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Penyandang disabilitas saat menaiki wahana Istana Boneka di Dufan, Ancol, Kamis (22/12/2022).

Pergi bersama penyandang disabilitas, pendamping juga sebaiknya sabar dan selalu menjaga komunikasi. 

"Kita harus memberikan pengertian kepada mereka, untuk menunggu antrean, agar mengerti wahana mana yang boleh dan tidak boleh," ujar Reta. 

Ia berpesan agar keluarga atau pendamping bisa selalu menjaga kondisi hati para penyandang disabilitas, untuk menghindari luapan emosi saat mengantre wahana atau hal-hal tidak diinginkan lainnya. 

Baca juga:

Selain itu, kata dia, sebaiknya pendamping bisa mengomunikaskan pengumuman dari petugas, seperti imbauan atau informasi penting kepada para penyandang disabilitas sebelum naik wahana. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com