Meski kasus Covid-19 di China melonjak, namun menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), keberadaan varian baru di negara tersebut tidak terbukti.
Menanggapi hal tersebut, para ahli menilai adanya kemungkinan kurangnya pengujian dan pendataan terkait kasus Covid-19 di China oleh WHO.
Baca juga:
Tidak hanya itu, terdapat perbedaan data terkait dampak Covid-19 di China. Beijing, ibu kota China, mengonfirmasi ada 22 kasus kematian sejak Desember lalu.
Sementara itu, perusahaan data sains Inggris, Airfinity, memperkirakan ada lebih dari dua juta kasus Covid-19 dan 14.700 kasus kematian per hari di China.
Pada Selasa (3/1/2023), Pemerintah China menanggapi syarat tes Covid-19 bagi pelaku perjalanan dari China oleh sejumlah negara.
"Kami percaya bahwa pembatasan masuk yang diterapkan oleh beberapa negara yang menargetkan China tidak memiliki dasar ilmiah, dan beberapa penerapan yang berlebihan bahkan lebih tidak bisa diterima," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, dikutip dari apnews.com.
Baca juga:
Ning menambahkan, pihaknya dengan tegas menentang upaya untuk memanipulasi tindakan Covid-19 untuk tujuan politik.
"Dan (kami) akan mengambil tindakan pencegahan berdasarkan prinsip timbal balik,” katanya.
Namun, ia tidak menyebutkan langkah apa yang akan diambil oleh China.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.