Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampoeng Heritage Kajoetangan di Kota Malang Kini Sepi, Wisatawan Ramai di Pedestrian Kayutangan

Kompas.com - 07/01/2023, 20:08 WIB
Nugraha Perdana,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Namun, nyatanya upaya itu belum terlihat untuk saat ini. Baihaqi berharap agar warga bersabar. Menurutnya, penataan kawasan Kayutangan saat ini belum bisa dirasakan dalam waktu cepat.

"Butuh proses, bangunnya kan 2021, kita butuh kesabaran. Orang membangun itu tidak cukup satu sampai tiga tahun. Dapat dirasakan 5 sampai 10 tahun ke depan," tutur Baihaqi.

Sepinya Kampoeng Heritage Kajoetangan

Sebelumnya diberitakan, memasuki awal tahun 2023, kondisi Kampoeng Heritage Kajoetangan di Kota Malang sepi wisatawan yang berkunjung.

Situasi tersebut disinyalir, karena destinasi wisata spot-spot foto dalam perkampungan itu kalah bersaing dengan kawasan pedestrian yang telah ditata rapi oleh Pemkot Malang.

Memasuki kawasan perkampungan, spot-spot foto masih ada, seperti gambar mural bernuansa Kajoetangan era kolonial belanda dengan lampu-lampu kuno.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Kemudian, spot foto dengan suasana seperti di teras rumah zaman dahulu. Selain itu, pengunjung bisa berfoto di depan rumah-rumah perkampungan dengan nuansa era kolonial.

Dari pantauan pada Selasa (3/1/2023) sekitar pukul 12.00 WIB, suasana Kampoeng Heritage Kajoetangan sepi pengunjung.

Mulai sepi sejak Covid-19

Salah satu warga, Rudi Haris (65) menyampaikan, sepinya pengunjung sudah dirasakan sejak pandemi Covid-19 pada tahun 2020 hingga saat ini.

Meskipun lonjakan kasus Covid-19 di Kota Malang telah menurun, tetapi belum terlalu berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan di Kampoeng Heritage Kajoetangan.

"Libur akhir tahun kemarin mulai ada pengunjung tapi belum signifikan, tetapi liburan sudah selesai ya bisa dilihat sekarang bagaimana kondisinya, paling satu atau tiga orang saja," kata Rudi pada Selasa (3/1/2023).

Ia juga masih bimbang terkait keberlanjutan Kampoeng Heritage Kajoetangan. Dia bersama warga lainnya hanya berharap, wisatawan yang berkunjung ke dalam perkampungan bisa ramai kembali ke depannya.

"Dulu yang ngangkat Kajoetangan dari kampung sini. Pengunjungnya kurang drastis dari yang dulu 100 persen jadi paling satu persen. Apakah ini nanti akan redup atau makin benderang, harapan kita wisatawan yang di atas bisa masuk," katanya.

Bahkan, dia juga pernah menemui salah satu wisatawan yang menganggap bahwa kawasan pedestrian di Jalan Basuki Rahmat merupakan bagian dari Kampoeng Heritage Kajoetangan.

"Ada penilaian masyarakat juga salah bahwa Lampung Heritage itu di atas (kawasan pedestrian), pernah ada anak sekolah dapat tugas sekolah untuk membuat tulisan tentang Kampung Heritage, dia disalahkan gurunya, terus wawancara saya," katanya.

Baca juga: Banyak Pengajuan Paspor di Imigrasi Malang yang Ditolak, Ini Sebabnya

Rudi yang juga anggota Pokdarwis Kampoeng Heritage Kajoetangan sudah mengusulkan beberapa hal kepada Pemkot Malang untuk mengangkat wisata tersebut, seperti meminta penambahan ornamen lampu-lampu bercorak kuno untuk spot-spot foto.

Dirinya juga tidak menyalahkan pemerintah sepenuhnya karena menurutnya Pemkot Malang juga telah berupaya dengan membuat video promosi.

"Pernah mengusulkan untuk menambah lampu-lampu bercorak di dalam seperti lampu diatas (kawasan pedestrian). Pemerintah juga sudah membuat video untuk promosi," katanya.

Dia juga berharap, ke depan seiring kebijakan PPKM dicabut oleh pemerintah, dapat ada event-event di Kampoeng Heritage Kajoetangan untuk mendatangkan wisatawan.

"Dulu seperti musik keroncong sering main disini, terus ada festival jajan lawas, tapi pandemi tidak boleh ada acara. Saya berharap PPKM ini dicabut mudah-mudahan ada event lagi yang bisa meramaikan Kampung Heritage," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com