Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Museum Ambarawa, Stasiun Berusia 1,5 Abad

Kompas.com - 07/01/2023, 20:56 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Museum Kereta Api Ambarawa, atau dikenal pula sebagai Museum Kereta Api Indonesia ini menampilkan koleksi perekeretaapian dari masa Hindia Belanda hingga pra kemerdekaan Republik Indonesia, mulai dari sarana, prasarana dan perlengkapan administrasi.

Menurut rilis resmi dari PT Kereta Api Wisata (KA Wisata) yang Kompas.com terima, museum yang terletak di Jalan Stasiun, Panjang Kidul, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang itu awalnya adalah sebuah stasiun yang bernama Stasiun Willem I.

Baca juga:

Stasiun Willem I dibangun oleh perusahaan kereta api swasta bernama Nedherlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) dan diresmikan pada tanggal 21 Mei 1873, sebagai tempat pemberhentian akhir dari jaringan kereta api yang dibangun oleh NISM.

Kuat dugaan, penyematan nama Willem I mengacu kepada Benteng Willem I yang berada tidak jauh dari stasiun.

Pembangunan jalur kereta api di Ambarawa

Adapun jalur kereta api di Ambarawa dibangun oleh NISM pada tahun 1873, bertepatan dengan peresmian Stasiun Willem I (Stasiun Ambarawa).

Pembangunan tersebut merupakan syarat yang harus dipenuhi NISM, agar mendapatkan izin konsensi pembangunan jalur kereta api pertama Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta).

Kereta Wisata di Museum Kereta Api Ambarawa.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Kereta Wisata di Museum Kereta Api Ambarawa.

NISM juga diwajibkan membangun jalur kereta api cabang lintas Kedungjati-Ambrawa sepanjang 37 kilometer guna keperluan militer, hingga akhirnya jalur lintas ini berhasil dibuka oleh NISM pada tahun 1907.

Dua tahun sebelumnya, yakni pada 1 Februari 1905 dilanjutkan pembangunan jalur kereta api ke Secang-Magelang yang terdapat jalur kereta khusus dengan rel bergerigi.

Renovasi Stasiun Ambarawa

Renovasi bangunan Stasiun Ambarawa dilakukan dua tahun setelah pembuatan jalur kereta khusus Secang-Magelang. Renovasi stasiun dilakukan dengan mengganti material yang semula berupa kayu dan bambu menjadi batu bata.

Pada awal pengoperasiannya, Stasiun Ambarawa digunakan sebagai sarana pengangkutan komoditas ekspor dan transportasi militer di sekitar Jawa Tengah.

Stasiun Ambarawa sekitar tahun 1905.Dok. PT KAI Stasiun Ambarawa sekitar tahun 1905.

Setelah jalur KA Ambarawa dinonaktifkan tahun 1976, Stasiun Ambarawa dicanangkan sebagai Museum Kereta Api oleh Gubernur Jawa Tengah pada saat itu, Supardjo Rustam.

Rencana ini bertujuan menyelamatkan tinggalan lokomotif uap serta sebagai salah satu daya tarik wisata di Jawa Tengah.

Stasiun Ambarawa dipilih karena Ambarawa memiliki latar belakang historis yang kuat dalam perjuangan kemerdekaan, yakni Pertempuran Ambarawa.

Baca juga: PPKM Dicabut, Kabupaten Semarang Optimistis Kunjungan Wisata Naik

Lebih lanjut, Stasiun Ambarawa pada masa itu juga menyimpan teknologi kuno yang masih bisa dioperasikan.

Beberapa koleksi sarana perkeretaapian heritage di antaranya 24 Lokomotif Uap, lima Lokomotif Diesel, enam kereta kayu, serta buah gerbong dari berbagai daerah.

"Selain jadi tempat wisata sejarah, museum ini dapat disewa untuk kegiatan pameran, ruang pertemuan, pemotretan, syuting, pesta pernikahan, festival, bazar, workshop, dan lain sebagainya," Humas PT Kereta Api Wisata Ilud Siregar dalam rilis yang Kompas.com terima.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com