Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Itinerary Wisata Sehari di Dekat Stasiun Gondangdia Jakarta

Kompas.com - 09/01/2023, 12:04 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Stasiun Gondangdia di Jakarta Pusat kerap dilalui sebagai tempat pemberhentian KRL Commuterline. Tapi jika diamati, ada banyak hal menyenangkan yang bisa dilakukan di sekitar stasiun ini.

Wisatawan bisa berwisata sejarah serta kulineran kaki lima di sekitar Stasiun Gondangdia saat sore tiba. Selain itu, kamu juga bisa menyantap kudapan ringan di sekitar Stasiun Gondangdia dari pagi hari, loh!

Baca juga:

"(Penjual) di sini ada yang dari pagi, ada yang dari sore juga, kalau sore buka biasanya dari jam tiga sore udah buka," kata salah seorang pegawai Dimsum Rapnesia, Tendi, kepada Kompas.com, Jumat (2/12/2022).

Sebagai informasi, berdasarkan pantauan Kompas.com, Jumat, gerai kuliner ada di dua sisi stasiun yakni pintu keluar utara dan pintu keluar selatan.

Lebih lanjut, berikut Kompas.com rangkum hal menarik apa aja yang bisa kamu lakukan seharian di sekitar Stasiun Gondangdia, mulai pagi hingga malam hari.

Wisata seharian di sekitar Stasiun Gondangdia Jakarta Pusat

Wisata sejarah di Gedung Joang 45

Kondisi Museum Joang 45 Saat Ini. Gedung ini beralamat di Jalan Menteng Raya Nomor 31, Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. KOMPAS.com/ANNISA RAMADANI SIREGAR Kondisi Museum Joang 45 Saat Ini. Gedung ini beralamat di Jalan Menteng Raya Nomor 31, Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat.

Pagi hari, kamu bisa berjalan kaki selama sekitar 10 menit dari Stasiun Gondangdia menuju Gedung Joang 45 di Jalan Menteng Raya Nomor 31, Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. Jaraknya sekitar 600 meter dari stasiun.

Gedung yang dulunya dikenal sebagai Gedung Menteng Raya 31 ini mengoleksi benda bersejarah terkait perjuangan rakyat Indonesia mencapai kemerdekaan.

Di dalam gedung, kamu bisa menemukan berbagai arsip sejarah kemerdekaan, mobil REP 1 merek Buick yang menjadi mobil kepresidenan pertama Republik Indonesia (RI), dan mobil REP 2 yang dulunya digunakan oleh Wakil Presiden pertama RI Moh. Hatta.

Baca juga: 14 Tempat Bersejarah di Jakarta Pusat, Ada Museum dan Taman

Selain itu, ada pula patung-patung pendekar perempuan RI, koleksi senjata, lukisan, perpustakaan, dan ruang khusus untuk anak.

Bagi pengunjung yang hendak datang, Gedung Joang 45 buka dari hari Selasa-Minggu pukul 08.00-16.00 WIB. Pada hari Senin, ditutup untuk jadwal pemeliharaan.

Foto-foto di depan Kantor Pos Cikini

Kantor Pos Indonesia di Cikini, Jakarta Pusat.KOMPAS.com/WASTI SAMARIA SIMANGUNSONG Kantor Pos Indonesia di Cikini, Jakarta Pusat.

Berdiri tahun 1920, Tjikini Post Kantoor dibangun guna melayani pengiriman serta menjamin keamanan surat dan barang penduduk, khususnya bagi pedagang yang datang dari luar Pulau Jawa waktu itu.

Alamatnya ada di Jalan Cikini Raya Nomor 2, Cikini, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, sekitar 170 meter berjalan kaki dari Gedung Joang 45.

Baca juga: 5 Tempat Jadul di Cikini Jakarta Pusat, Seolah Kembali ke Masa Lalu

Keunikan arsitektur bergaya kolonial yang masih sangat kental membuat bangunan ini berbeda dari kantor pos lainnya. Secara operasional, saat ini Tjikini Post Kantoor memiliki fungsi yang sama dengan kantor pos umumnya, baik dari pelayanan hingga pengiriman surat dan barang.

Dikutip dari Kompas.com, Senin (26/12/2021), sejak tahun 2014, Kantor Post Cikini telah beroperasi selama 24 jam setiap harinya untuk melayani pelanggan.

Makan siang di Bakoel Koffie Cikini

Bakoel Koffie bersejarah sejak 1878.KOMPAS.com/WASTI SAMARIA SIMANGUNSONG Bakoel Koffie bersejarah sejak 1878.

Bila lelah berjalan kaki, kamu bisa mampir di Bakoel Koffie Cikini, sekitar 70 meter dari kantor pos. 

Sembari ngopi dan menyantap hidangan, pengunjung bisa melihat pemandangan Jalan Cikini yang bisa dilihat langsung dari jendela besar di dalam kafe.

Sejarah Bakoel Koffie dimulai pada abad ke-19 ketika seorang imigran dari Guangdong bernama Liauw Tek Soen dan istrinya, yang merupakan warga Indonesia, mendirikan warung nasi di daerah Molenvliet Oost (sekarang Jalan Hayam Wuruk 56-57 Jakarta Barat).

Baca juga: Cikini Walking Tour, Menilik Bangunan Kuno di Pusat Kota Jakarta

Kala itu, ada seorang pedagang menawarkan biji kopinya kepada Tek Soen sehingga ia mulai menjual kopi. Biasanya kopi hanya dijual kepada saudagar Belanda untuk dinikmati oleh kalangan atas Belanda. 

Tek Soen pun membeli biji kopi tersebut dan justru kopilah yang menjadi minuman kopi favorit di warungnya.

Jelajah Taman Ismail Marzuki

Foto stok: Taman Ismail Marzuki (TIM)KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Foto stok: Taman Ismail Marzuki (TIM)

Jelang sore hari, perjalanan bisa berlanjut ke Taman Ismail Marzuki (TIM) yang berjarak sekitar 400 meter dari Bakoel Koffiee Cikini.

Di TIM, kamu bisa menemukan galeri-galeri seni temporer yang dipamerkan secara gratis, planetarium, dan Perpustakaan Jakarta yang bisa dikunjungi pukul 09.00 WIB-17.00 WIB.

Selain menikmati ragam fasilitas TIM, kamu bisa duduk santai di sejumlah titik dengan pohon-pohon yang teduh, sembari bercengkrama bersama kerabat.

Baca juga: Wajah Baru Taman Ismail Marzuki, Ini Rute dan Akses Transportasi

Jajan sore di Stasiun Gondangdia

Salah satu gerai kuliner dimsum di Stasiun GondangdiaKompas.com/Wasti Samaria Simangunsong Salah satu gerai kuliner dimsum di Stasiun Gondangdia

Saat magrib tiba, kamu bisa kembali ke Stasiun Gondangdia, yang berjarak sekitar satu kilometer dari Taman Ismail Marzuki.

Namun, sebelum pulang, ada baiknya mengisi perut dulu dengan aneka kuliner kaki lima yang terletak di bawah jembatan rel Stasiun Gondangdia.

Jajanan kaki lima ini ada yang buka dari pagi, ada juga yang buka mulai pukul 15.00 WIB. Terdapat makanan berat, seperti nasi bebek madura, pecel lele lamongan, dan nasi goreng.

Baca juga: Pempek Megaria, Kedai Pempek Legendaris Sejak 1989 di Bioskop Metropole Cikini

Berbagai kuliner kaki lima di sekitar Stasiun Gondangdia.Kompas.com/Wasti Samaria Simangunsong Berbagai kuliner kaki lima di sekitar Stasiun Gondangdia.

Kamu juga bisa menemukan berbagai kudapan ringan, seperti bakso, roti sarikaya, dimsum, kue pancong, sate, siomay, dan batagor.

Harganya pun relatif terjangkau, seperti untuk nasi goreng mulai Rp 15.000, nasi bebek sekitar Rp 20.000, dimsum mulai Rp 10.000 isi empat, cilor mulai Rp 5.000, roti kukus mulai Rp 8.000, dan kue pancong mulai Rp 4.000.

Baca juga: Sejarah Singkat Rumah Raden Saleh di Cikini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com