Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Ciam Si, Tradisi Ramal Khas China Kuno Jelang Imlek

Kompas.com - 17/01/2023, 06:09 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bagi masyarakat Tionghoa, Imlek menjadi sebuah perayaan menyambut pergantian tahun dalam kalender China.

Biasanya ada sejumlah tradisi yang dilakukan di masing-masing kelenteng, seperti mencuci patung, hingga mencoba baca nasib lewat ramalan atau Ciam Si.

Baca juga:

Adapun ramalan atau Ciam Si merupakan sebuah tradisi kuno dari masyarakat Tionghoa untuk meminta peruntungan setiap pergantian tahun.

Kompas.com sempat mengikuti walking tour ke kawasan Pecinan Glodok, Jakarta Barat bersama Jakarta Good Guide.

Salah satu lokasi untuk Ciam Si, yang saat itu juga kami kunjungi, adalah Vihara Dharma Bhakti.

Pemandu Jakarta Good Guide, Huans Sholehan mengatakan, Ciam Si bisa ditemukan pada setiap kelenteng dan boleh dicoba secara gratis oleh siapa saja.

Baca juga: Lilin Harapan, Tradisi Tahun Baru Imlek di Kelenteng Toa Se Bio Glodok

Namun, pemohon tidak boleh sekadar mencoba berlandaskan rasa iseng.

"Ini tidak boleh iseng-iseng, jadi pemohon harus meyakini yang ingin ditanyakan," tutur Huans, yang memandu Kompas.com, Jumat (13/1/2023) itu.

Salah satu isi kertas dalam Ciam Si, Jumat (13/1/2023).Kompas.com/Wasti Samaria Simangunsong Salah satu isi kertas dalam Ciam Si, Jumat (13/1/2023).

Lebih lanjut, Ciam Si memanfaatkan media berupa batang-batang bambu yang diletakkan pada wadah seperti gelas, yang juga terbuat dari bambu.

Selain itu, ada juga dua bilah kayu berbentuk oval yang disebut siao poe. Setiap batang bambu diberi nomor pada salah satu permukaannya.

Baca juga:

Setelah memohon hal yang ingin diketahui, barulah batang bambu di dalam gelas boleh dikocok, hingga terlontar satu batang bambu yang bertuliskan nomor.

Nomor tersebut baru dianggap benar dan sesuai, bila posisi jatuhnya kedua sisi sia poe berlainan.

Jika keduanya tertelungkup, berarti kocokan bambu harus diulang.

"Jika keduanya terlentang, artinya bisa benar bisa tidak, dan jika yang satu tertelungkup dan yang satu terbuka, artinya jawaban tersebut sah," terang Huans.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah mencari kertas di dalam laci, sesuai dengan nomor yang tertera pada batang bambu.

Kertas tersebut berisi syair berbahasa Indonesia kuno yang menggambarkan jawaban dan saran atas pertanyaan yang diucapkan saat mengocok bambu.

Baca juga: Cara ke Glodok Naik Transportasi Umum, Dekat dari Pusat Kota

Untuk artinya bisa ditanya langsung pada tetua yang ada di kelenteng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com