Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uji Peruntungan Lewat Ciam Si, Ramalan China Kuno

Kompas.com - 20/01/2023, 21:01 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ciam Si atau ramalan merupakan sebuah tradisi kuno dari masyarakat Tionghoa untuk meminta peruntungan jelang Tahun Baru Imlek. Aktivitas ini bisa dilakukan oleh siapa saja di kelenteng manapun, asal pemohon yakin dan tidak berlandaskan rasa iseng.

Kompas.com sempat mencobanya, Kamis (19/1/2023) lalu di Wihara Hok Tek Tjen Sin, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

"Ciam si itu bisa meminta permohonan, bisa juga ingin mengetahui sesuatu, disampaikan saja yang diperlukan," kata salah satu petugas Vihara Hok Tek Tjen Sin bernama Doni, saat memandu Kompas.com mencoba ciam si, Jumat.

Baca juga:

Adapun media yang digunakan ialah berupa batang-batang bambu kecil panjang yang diletakkan dalam wadah gelas bambu warna merah. Setiap batang ini ditandai nomor pada salah satu permukaannya.

Jumlah batang bambu di masing-masing vihara pun beragam. Ada yang 30, 60, dan 100. Di Wihara Hok Tek Tjen Sin, jumlahnya adalah 30 batang.

Ada juga dua potongan kayu berbentuk setengah oval yang disebut siao poe. Siao poe inilah yang harus dilempar begitu membuat permohonan.

Siao poe dan media bambu untuk Ciam Si, di Vihara Hok Tek Tjeng Sin, Tanah Abang, Jakarta Pusat.Kompas.com/Wasti Samaria Simangunsong Siao poe dan media bambu untuk Ciam Si, di Vihara Hok Tek Tjeng Sin, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

"Pokoknya posisi jatuh siao poe harus berlawanan agar sah, yang satu telungkup, satunya harus telentang. Kalau keduanya telungkup atau keduanya terlentang, itu harus diulang melemparnya," terang Doni.

Sembari menyampaikan keinginan, siao poe pun dilempar. Dengan posisi satu telungkup dan satu telentang, artinya dewa/dewi menyetujui langkah selanjutnya.

Di wihara ini, permohonan disampaikan kepada Dewi Kwan Im. Usai melempar siao poe, adalah mengocok batang-batang bambu yang ada di dalam gelas bambu, hingga salah satu batang terlempar ke luar gelas.

Baca juga: Jalan-jalan di Lampion Imlek Pasar Gede Solo, Bisa Tukar Sampah dengan Kue Keranjang

Berikutnya, silakan cek nomor yang tertera pada batang. Kebetulan, Kamis itu Kompas.com mendapatkan nomor 20, lalu mengecek isi pesan di laci yang sesuai dengan nomor pada batang.

"Di dunia, segala permintaan apa-apa tentu baik, tidak celaka, tidak jelek, dan tidak khawatir di depan Kui Jin diundang peruntungan tunggu di jalan," demikian bunyi pesan nomor 20.

Jangan iseng dan atau sekadar coba-coba

Sebelumnya, Jumat (13/1/2023), Kompas.com juga pernah mengocok batang bambu dan mengambil kertas ciam si tanpa mengucap permohonan terlebih dulu, saat mengunjungi Wihara Dharma Sakti di Pecinan, Glodok, Jakarta Barat.

Salah satu isi kertas dalam Ciam Si, Jumat (13/1/2023).Kompas.com/Wasti Samaria Simangunsong Salah satu isi kertas dalam Ciam Si, Jumat (13/1/2023).

Batang bambu yang terlempar adalah nomor 29, dengan pesan berbunyi sebagai berikut.

"Orang yang dapat tjiamsie ini hatinya tidak jujur. Mau coba-coba dan bikin susah Toapekong. Harus bajar dendaan memasang hio, membajar hio, lilin dan kertas, membeli minjak," bunyi surat dalam laci nomor 29.

Baca juga: Bukan Hari Raya Keagamaan, Apa Itu Imlek?

Jadi sebaiknya jangan iseng ya! Bila kurang mengerti isi pesan, pemohon bisa meminta petunjuk dari petugas wihara tempat melakukan ciam si.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com