Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Beda Imlek dan Cap Go Meh, Jangan Sampai Keliru

Kompas.com - 21/01/2023, 12:45 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

3. Sejarah 

Menurut sejarah, perayaan Imlek sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, seperti dikutip dari Kompas.com (6/1/2022). Perayaan ini bermula ketika warga keturunan Tionghoa kuno berkumpul untuk merayakan masa akhir panen.

Walau awal mulanya Imlek hanya dirayakan oleh warga keturunan Tionghoa di China, namun lambat laun tradisi ini dirayakan di berbagai negara.

Baca juga: Vihara Hok Tek Tjeng Sin di Tanah Abang Buka 24 Jam Saat Imlek 2023

Vihara Boen Hay Bio di Tangsel sudah dipersiapkan sedemikian rupa untuk menyambut perayaan Imlek 2023KOMPAS.com/ANNISA RAMADANI SIREGAR Vihara Boen Hay Bio di Tangsel sudah dipersiapkan sedemikian rupa untuk menyambut perayaan Imlek 2023

Menurut cerita rakyat kuno, ada binatang mengerikan yang selalu menakuti penduduk desa ketika Imlek, bernama nian.

Binatang ini dipercaya memiliki kepala seperti singa dengan tanduk tajam yang digunakan untuk menyerang mangsa. Makhluk mitologi ini keluar pada hari terakhir kalender lunar, pada tengah malam untuk memangsa penduduk desa, terutama anak-anak.

Pada suatu hari, seorang lelaki tua dengan rambut perak datang dan berjanji akan mengusir nian selamanya. Saat malam tiba, ia mengenakan pakaian merah, menyalakan lilin, dan petasan untuk menakuti nian.

Baca juga: Bukan Hari Raya Keagamaan, Apa Itu Imlek?

Kemudian, warga keturunan Tionghoa mengikuti cara lelaki tua itu mengusir nian setiap malam Imlek.

Mengutip Kompas.com (26/2/2021), tradisi Cap Go Meh diyakini berasal dari warga keturunan Tionghoa di daratan China Selatan. Mereka meyakini pada hari ke-15 bulan pertama kalender lunar, para dewa keluar dari surga untuk membagikan keselamatan, kesejahteraan, dan nasib baik.

Oleh sebab itu, warga keturunan Tionghoa tersebut merayakannya dengan menyalakan lampion, menggelar pertunjukkan barongsai dan liong, serta menyajikan makanan-makanan khas seperti lontong Cap Go Meh.

Baca juga: Kenapa Imlek Identik dengan Lampion Merah? Berikut Maknanya

4. Tradisi perayaan

Seperti disampaikan sebelumnya, Cap Go Meh merupakan puncak perayaan rangkaian Tahun Baru Imlek.

Melansir dari China Highlights, puncak perayaan Tahun Baru Imlek tersebut, ditandai dengan festival lampion, atau dikenal dengan nama Yuan Xiao Jie. 

Lampion melambangkan bahwa warga Tionghoa telah melepaskan tahun lalu dan menyambut tahun baru dengan keberuntungan.

Baca juga: Thailand Siapkan Perayaan Imlek Megah di Berbagai Wilayah

Lampion Imlek di Pasar Gede Solo, Selasa (10/1/2023).KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Lampion Imlek di Pasar Gede Solo, Selasa (10/1/2023).

Dihubungi terpisah, Sekretariat Badan Pengurus Perkumpulan Boen Tek Bio, Tedy Santibalo menjelaskan, lampion adalah simbol dari harapan warga Tionghoa pada tahun baru. Baik dari sisi kesehatan, rezeki, kesuksesan, dan aspek kehidupan lainnya yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

“Tahun baru, harapan baru. Mengharapkan kemakmuran, rezeki , kesuksesan, kesehatan yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Harapan tersebut disimbolkan  dengan penerangan kehidupan kita, dengan lampion sebagai penerangan kehidupan,” jelasnya kepada Kompas.com, Kamis (19/1/2023).

Baca juga: Libur Panjang Imlek, Wisata ke 7 Kawasan Pecinan di Indonesia

Sementara itu, warna merah pada lampion melambangkan kemakmuran, kesatuan, dan rezeki.

“Masyarakat Tionghoa percaya bahwa lampion memberi jalan dan menerangi rezeki bagi penggunanya,” imbuhnya.

Festival lampion itu turut dimeriahkan dengan penampilan barongsai dan liong. Warga keturunan Tionghoa juga menyajikan aneka hidangan khas Imlek seperti kue keranjang, jeruk mandarin, pangsit, dan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com