Cap Go Meh identik dengan festival lampion atau lentera China. Bahkan, beberapa kota di Indonesia biasanya menggelar perayaan khusus Cap Go Meh seperti di Bogor, Singkawang, Palembang, dan Makassar.
Melansir dari China Highlights, festival lampion itu disebut dengan Yuan Xiao Jie. Festival tersebut, menandakan bulan purnama pertama kalender lunar sekaligus akhir dari perayaan Tahun Baru Imlek.
Lampion melambangkan bahwa warga Tionghoa telah melepaskan tahun lalu dan menyambut tahun baru dengan keberuntungan.
Baca juga: Benarkah Tidak Boleh Menyapu Saat Imlek?
Dihhubungi terpisah, Sekretariat Badan Pengurus Perkumpulan Boen Tek Bio, Tedy Santibalo menjelaskan, lampion adalah simbol dari harapan warga Tionghoa pada tahun baru. Baik dari sisi kesehatan, rezeki, kesuksesan, dan aspek kehidupan lainnya yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
“Tahun baru, harapan baru. Mengharapkan kemakmuran, rezeki , kesuksesan, kesehatan yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Harapan tersebut disimbolkan dengan penerangan kehidupan kita, dengan lampion sebagai penerangan kehidupan,” jelasnya kepada Kompas.com.
Baca juga: Bukan Hari Raya Keagamaan, Apa Itu Imlek?
Sementara itu, warna merah pada lampion melambangkan kemakmuran, kesatuan, dan rezeki.
“Masyarakat Tionghoa percaya bahwa lampion memberi jalan dan menerangi rezeki bagi penggunanya,” imbuhnya.
Festival lampion pada Cap Go Meh turut dimeriahkan dengan penampilan barongsai dan liong. Warga keturunan Tionghoa juga menyajikan aneka hidangan khas Imlek seperti kue keranjang, jeruk mandarin, pangsit, dan lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.