KOMPAS.com - Stasiun Bogor menjadi salah satu stasiun commuter line atau kereta rel listrik (KRL) paling sibuk, seperti dikutip dari Kompas.com (30/10/2022).
Stasiun yang berada di Jalan Nyi Raja Permas ini melayani para penumpang yang mayoritas berasal dari Bogor menuju Depok dan Jakarta.
Baca juga: 7 Tempat Wisata Dekat Stasiun Bogor, Ada Banyak Taman dan Museum
Penumpang KRL yang berhenti di Stasiun Bogor pasti akan menemukan bangunan bergaya megah dengan tulisan angka 1881 di bagian atasnya.
Angka 1881 tersebut ternyata melambangkan tahun pembangunan stasiun. Berikut fakta-fakta sejarah Stasiun Bogor yang dihimpun Kompas.com.
Baca juga: 6 Tempat Nongkrong Instagramable Dekat Stasiun Bogor
Stasiun Bogor dibangun pada 1881 sehingga usianya sekarang mencapai 142 tahun, seperti dikutip dari laman KAI Heritage.
Stasiun Bogor dibangun oleh Belanda melalui perusahaan kereta api Staats Spoorwegen (SS).
Dulunya, Stasiun Bogor hanya terminal pemberhentian terakhir untuk jalur kereta api Batavia (sebutan Jakarta pada masa pendudukan Belanda) menuju Buitenzorg (sebutan Bogor pada pendudukan Belanda).
Terminal atau stasiun kecil tersebut sudah beroperasi sejak 1872 di bawah pengelolaan Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) selama kurang lebih 40 tahun.
Namun, baru pada 1881 gedung Stasiun Bogor dibangun untuk menampung jumlah penumpang yang semakin bertambah.
Baca juga: 10 Tempat Nongkrong Dekat Stasiun Bogor, Pas buat Santai Sambil Ngobrol
Saat ini, Stasiun Bogor telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya berdasarkan SK Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No: PM. 26/PW.007/MKP/2007 tertanggal 26 Maret 2007.
Bangunan Stasiun Bogor memiliki luas kurang lebih 5.955 meter persegi. Meskipun usianya sudah ratusan tahun, namun bangunan Stasiun Bogor masih terlihat megah dan terawat.
Secara keseluruhan, bangunan Stasiun Bogor terbagi menjadi dua yaitu bangunan utama dan bangunan emplasemen .
Adapun arsitektur bangunan utama bergaya khas Indische Empire dengan ciri bangunan simetris dan memberikan penekanan pada bagian tengah.
Sementara, pintu masuk dan lobby utama bergaya neoklasik. Sejumlah jendela di Stasiun Bogor memiliki penutup kayu yang menegaskan karakter bangunan neoklasik.
Baca juga: 10 Vila Dekat Stasiun Bogor, Cocok buat Healing dan Keluarga
Stasiun Bogor sudah dilewati KRL pertama kalinya pada 1930, dengan ruet KRL Batavia (Jakarta Kota)- Buitenzorg (Bogor), seperti dikutip dari laman KAI Commuter.
Adapun elektrifikasi jalur kereta api pertama kali dilakukan untuk lintas Tanjungpriok-Meester Cornelis (sekarang Jatinegara). Proyek elektrifikasi jalur kereta ini pada masa pendudukan Belanda pada 1923, kemudian selesai pada 24 Desember 1924.
Baca juga: Cukup Jalan Kaki dari Stasiun Bogor, 5 Tempat Wisata Murah di Bogor
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.