Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Stasiun Pasar Senen, Punya Terowongan Peron Pertama di Indonesia

Kompas.com - 23/01/2023, 20:49 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - Masyarakat yang pernah berkunjung ke DKI Jakarta tentunya tidak asing dengan Stasiun Pasar Senen atau lebih populer dengan nama Stasiun Senen.

Stasiun kelas besar tipe A ini melayani penumpang dari berbagai kelas kereta, mulai ekonomi hingga eksekutif dengan rute ke berbagai daerah di Pulau Jawa. Stasiun Pasar Senen juga melayani perjalanan KRL atau commuter line. 

Baca juga: Stasiun Pasar Senen dan Gambir Jakarta Kini Punya Hutan Mini Instagramable

Sebelum menjadi stasiun besar seperti sekarang, Stasiun Pasar Senen ternyata memiliki sejarah yang menarik untuk diketahui.

Ilustrasi Stasiun Pasar Senen saat musim liburan.Dok. KAI Ilustrasi Stasiun Pasar Senen saat musim liburan.

Sejarah Stasiun Pasar Senen

Berikut fakta sejarah Stasiun Pasar Senen seperti dihimpun oleh Kompas.com dari sumber KAI Heritage dan Pesona Indonesia.

1. Bukan lokasi awal

Stasiun Pasar Senen berlokasi di Kecamatan Senen, Jakarta Pusat tepatnya di dekat Gelanggang Remaja Planet Senen dan seberang pusat perbelanjaan Pasar Senen.

Ternyata, lokasi stasiun saat ini bukan lokasi awal pembangunannya, seperti dikutip dari laman KAI Heritage.

Mulanya, Stasiun Pasar Senen diresmikan oleh perusahaan kereta api swasta pada masa pemerintahan Belanda, yakni Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappij (BOSM). Peresmian ini bersamaan dengan pembukaan lintas Batavia (sekarang Jakarta) - Bekasi pada 31 Maret 1887.

Baca juga: 4 Fakta Sejarah Stasiun Bogor, Cagar Budaya yang Berusia 142 Tahun 

Proses pembangunan Stasiun Pasar Senen sekitar Mei 1924Spoorwegstation op Java dalam KAI Heritage Proses pembangunan Stasiun Pasar Senen sekitar Mei 1924

Dalam pengembangan lintas Batavia-Bekasi tersebut, BOSM mengalami kendala keuangan. Kemudian, pemerintah Indonesia turun tangan, dengan syarat jika seluruh jalur selesai dibangun, maka pengelolaan diserahkan kepada perusahaan kereta api negara, yakni Staatssporwegen (SS).

Pada 1913, SS juga membeli jaringan perkeretaapian Jakarta-Buitenzorg (sekarang Bogor) milik perusahaan kereta api swasta Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM).

Setelah mengelola perkeretaapian di Jakarta, SS mulai merenovasi stasiun-stasiun besar, tak terkecuali Stasiun Pasar Senen.

Arsitek yang merenovasi bangunan Stasiun Pasar Senan adalah Van Gendt. Stasiun Pasar Senen yang baru, dibangun 100 meter arah timur dari stasiun awal.

Akhirnya, Stasiun Pasar Senen dibuka untuk kedua kalinya pada 19 Maret 1925.

Baca juga: Libur Imlek, 63.000 Tiket Kereta Api dari Stasiun Gambir dan Pasar Senen Terjual

2. Cagar budaya

Stasiun Pasar Senen telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya yang terdaftar di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dengan nomor registrasi RNCB.19930329.02.000810.

Penetapan status cagar budaya itu berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 475 Tahun 1993, tertanggal 29 Maret 1993 dan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.13/ PW.007/MKP/05 tertanggal 25 April 2005.

Baca juga: Menilik Sejarah Stasiun Gambir, Awalnya Hanya Bangunan Kecil 

3. Terowongan stasiun pertama

Ilustrasi terowongan Stasiun Pasar SenenDok. PT KAI Daop 1 Jakarta Ilustrasi terowongan Stasiun Pasar Senen

Jika naik kereta api dari Stasiun Pasar Senan, sejumlah penumpang diarahkan ke peron lain melalui terowongan.

Ternyata, terowongan bawah tanah tersebut merupakan terowongan penyeberangan di stasiun pertama di Indonesia, berdasarkan informasi dari laman KAI Heritage.

Terowongan bawah tanah ini menggunakan konstruksi beton bertulang yang dikerjakan oleh Dienst van Constructie SS atau dinas konstruksi.

Baca juga: 7 Fakta Sejarah Stasiun Manggarai, Saksi Perpindahan Ibu Kota ke Yogyakarta

 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com