Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Oleh-oleh Khas Lumajang, Pisang Agung hingga Nasi Kelor

Kompas.com - 25/01/2023, 11:06 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat berkunjung ke Ranu Regulo di Lumajang, jangan lewatkan menjajal oleh-oleh khas Lumajang untuk dibawa pulang.

Oleh-oleh yang ditawarkan di Lumajang umumnya merupakan olahan sumber daya alam yang cukup banyak dijumpai di sekitar.

Baca juga:

Selain membeli oleh-oleh untuk dibawa pulang, wisatawan juga bisa menjajal makanan khas Lumajang. Kompas.com merangkum lima oleh-oleh khas Lumajang yang bisa dicoba.

Oleh-oleh khas Lumajang

1. Keripik pisang

Salah satu sumber daya alam yang cukup banyak dijumpai di Lumajang yaitu buah pisang. Oleh karena itu tak heran banyak masyarakat di Lumajang mengolah pisang menjadi beragam makanan, salah satunya keripik pisang.

Dikutip dari laman Disbudpad Lumajang, daerah Lumajang identik dengan pisang. Pisang yang digunakan untuk membuat keripik pisang yaitu pisang agung asli Lumajang.

Baca juga: 4 Aktivitas di Ranu Regulo, Tempat Healing Murah di Lumajang

Untuk variasi rasa, di sini keripik pisang dikemas dengan beragam topping, seperti topping cokelat, keju, vanila, cappucino, dan green tea.

2. Tape pisang

Olahan pisang selanjutnya yang bisa dibeli yaitu tape pisang. Olahan tape pisang khas Lumajang terkenal dengan teksturnya yang lembut dan rasa manis yang pas.

Biasanya olahan tape pisang bisa dijumpai di toko oleh-oleh daerah lumajang atau bisa juga di gerai masyarakat sekitar.

Baca juga: 4 Tips Wisata ke Ranu Regulo di Lumajang, Tentukan Waktu Berkunjung

3. Kerupuk kulit pisang

Bagaian dari buah pisang yang bisa dikonsumsi tidak hanya daging buahnya saja, tetapi juga dari kulitnya.  

Selain rasanya yang enak, olahan keripik kulit pisang bisa menjadi alternatif untuk mengurangi limbah kulit pisang yang terbuang percuma.

Dikutip dari laman Kompas.com (29/1/2021), salah satu olahan rumahan kerupuk kulit pisang di Desa Kalibendo, Kecamatan Pasirian, Lumajang, pernah mendapat pesanan hingga 500 kilogram oleh putra Presiden Joko Widodo, yakni Kaesang Pangarep.

Baca juga: 5 Wisata Lumajang yang Searah ke Bromo, Ada Ranu Pani

Kulit pisang di nantinya akan direbus untuk menghilangka bagian getahnya, kamudian dihaluskan, dan diolah dengan tepung dan aneka bumbu penyedap.

 

4. Pisang agung

Selain olahan pisang, kamu juga bisa membeli pisang agung yang belum diolah.

Pisang agung khas Lumajang memiliki ukuran cukup besar dibanding buah pisang pada umumnya.

Baca juga: Panduan Wisata ke Simbar Semeru Lumajang, Nikmati Gagahnya Atap Pulau Jawa

Namun perlu diiingat, saat membawa buah pisang pastikan pisang tidak terkena benturan dan tidak disimpan di tempat bersuhu panas. Hal ini dapat menyebabkan pisang lebih cepat busuk.

5. Nasi Kelor

Ketua TP-PKK Jawa Timur mencoba nasi kelor, makanan khas Lumajang, Jumat (19/8/2022)KOMPAS.com/Miftahul Huda Ketua TP-PKK Jawa Timur mencoba nasi kelor, makanan khas Lumajang, Jumat (19/8/2022)

Nasi kelor merupakan nasi berwara hijau hasil olahan daun kelor yang dimasak bersama dengan beras dan dibungkus denga daun pisang.

Dikutip dari laman Kompas.com (19/8/2022) Ketua TP-PKK Jawa Timur Arumi Bachsin mengatakan bahwa nasi kelor merupakan inovasi yang luar biasa sebagai makanan khas daerah.

Baca juga: Pemandian Alam Selokambang di Lumajang, Segarnya Mata Air Gunung Semeru

Biasanya nasi kelor disantap bersama lauk seperti tumis pare, serundeng basah, ikan asin, dan sambal daun bawang.

Nasi kelor bisa kamu beli sebagai bekal makanan setelah berkunjung ke Lumajang, Jawa Timur.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com