Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

100 Tahun Observatorium Bosscha, Berikut 6 Faktanya 

Kompas.com - 30/01/2023, 22:16 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

 

KOMPAS.com - Observatorium Bosscha tepat berusia 100 tahun atau satu abad pada hari ini, Senin, 30 Januari 2023.

Observatorium yang berada di Lembang, Bandung ini diresmikan pada 1 Januari 1923 silam.

Baca juga: 100 Tahun Bosscha, Observatorium Modern Pertama di Asia Tenggara

Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Reini Djuhraeni Wirahadikusumah mengatakan, peringatan 100 tahun Observatorium Bosscha menjadi momentum untuk menghormati kontribusinya kepada ilmu astronomi di Indonesia dan dunia.

“Pada 30 Januari 2023, kami merayakan peringatan 100 tahun Observatorium Bosscha dengan semangat kolaboratif, untuk menghormati kontribusinya, sekaligus menghormati semua individu dan kelompok yang telah bekerja dengan observatorium selama bertahun-tahun,” ujarnya dalam siaran pers dalam laman resmi ITB, dikutip Senin (30/1/2023).

Baca juga: Vervoloog Malabar, Jejak Kebaikan Hati Bosscha yang Kini Reyot Tak Terawat

Menginjak usia satu abad, Observatorium Bosscha tetap kokoh berdiri. Selain usianya yang mencapai 100 tahun, ada sejumlah fakta menarik mengenai Observatorium Bosscha, sebagai berikut. 

Observatorium Bosscha di Lembang, BandungWikimedia Commons Observatorium Bosscha di Lembang, Bandung

1. Asal nama Bosscha

Ternyata, nama Observatorium Bosscha diambil dari nama inisiatornya yakni Karel Albert Rudolf (K.A.R) Bosscha, seperti dikutip dari Kompas.com (8/8/2022).

K.A.R Bosscha menghimpun para peminat astronomi guna membentuk sebuah perkumpulan untuk merealisasikan ide pembangunan observatorium. Kemudian, terbentuk Perhimpunan Astronomi Hindia Belanda atau Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereniging (NISV).

Dalam rapat itu, K.A.R Bosscha bersedia menjadi penyandang utama dana pembangunan dan berjanji akan membelikan teropong bintang. 

Sebagai penghargaan atas jasa K.A.R. Bosscha dalam pembangunan observatorium ini, maka nama Bosscha diabadikan sebagai nama observatorium ini. 

Baca juga: 100 Tahun Observatorium Bosscha Bertahan dari Polusi Nyala Lampu Kota

2. Ada teropong terbesar ketiga di dunia

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil kunjungi Observatorium Bosscha pada peringatan 100 tahun di Lembang, Bandung Barat, Senin (30/1/2023).KOMPAS.COM/Bagus Puji Panuntun Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil kunjungi Observatorium Bosscha pada peringatan 100 tahun di Lembang, Bandung Barat, Senin (30/1/2023).

K.A.R. Bosscha merealisasikan janjinya dengan membelikan sebuah teropong besar, yakni teropong reflektor dobel Zeiss.

Teleskop ini memiliki panjang 11 meter dan berdiameter 60 centimeter (cm) dengan berat 17 ton. Dengan ukurannya itu, teropong ini merupakan teropong terbesar ketiga di bumi bagian selatan. 

Baca juga: Janji Lindungi Observatorium Bosscha, Kang Emil: Sedang Persiapan Jadi Kawasan Cagar Budaya

K.A.R. Bosscha memesan teropong reflektor dobel Zeiss dari perusahaan optik ternama Jerman, Carl Zeiss Jena. Teropong tersebut ditempatkan di Observatorium Bosscha pada 7 Juni 1928.

 

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

 

 

Observatorium Bosscha, BandungShutterstock Observatorium Bosscha, Bandung

3. Pernah rusak akibat Perang Dunia II

Selama Perang Dunia II segala aktivitas penelitian di Observatorium Bosscha berhenti. Bahkan, observatorium rusak terdampak Perang Dunia II sehingga harus direnovasi.

Pada 17 Oktober 1951, NISV secara resmi menyerahkan Observatorium Bosscha kepada pemerintah Indonesia.

Baca juga: Observatorium Bosscha Tegaskan Tidak Terlibat dalam Produksi Film Pengabdi Setan 2

Oleh pemerintah Indonesia, Observatorium Bosscha observatorium dititipkan untuk dikelola oleh Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam (FIPIA) Universitas Indonesia (UI), yang kemudian menjadi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Teknologi Bandung (ITB).

Sejak saat itu, Observatorium Bosscha berfungsi sebagai lembaga penelitian dan pendidikan formal astronomi di Indonesia di bawah pengelolaan ITB.

4. Bangunan cagar budaya 

Pada 2008, Bosscha ditetapkan sebagai obyek vital nasional.

Kemudian, Observatorium Bosscha ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya Nasional melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 184/M/2017.

Baca juga: Sejarah Berdirinya Observatorium Bosscha

Refraktor ganda Zeiss sumbangan KAR Bosscha di Observatorium Bosscha, Lembang, Bandung Barat. KOMPAS/MOHAMMAD HILMI FAIQ Refraktor ganda Zeiss sumbangan KAR Bosscha di Observatorium Bosscha, Lembang, Bandung Barat.

5. Lokasi memantau hilal dan gerhana 

Observatorium Bosscha masih aktif menjadi lokasi pemantauan bulan sabit (hilal) untuk menentukan awal Ramadhan dan Idul Fitri. Selain itu, Observatorium Bosscha juga menjadi lokasi untuk memantau gerhana bulan.

Untuk beberapa kegiatan, pihak Observatorium Bosscha menyiarkan secara daring lewat kanal Youtube. Jadi, masyarakat Indonesia bisa turut memantau kegiatan di Observatorium Bosscha.

Salah satu contohnya adalah pemantauan hilal untuk menentukan awal Ramadhan 1443 Hijriah tahun lalu.

Baca juga: Mau Lihat Gerhana Bulan Total Bersama Bosscha ITB? Daftar di Sini

6. Tutup sementara kunjungan publik 

Sayangnya, Observatorium Bosscha tutup kunjungan publik untuk sementara. Penutupan kunjungan publik tersebut dimulai sejak Minggu (15/3/2020) dan masih tutup hingga berita ini ditulis.

Baca juga: Ini Rencana Penyambutan Bosscha Saat Gerhana Matahari Total 2023

Mengutip Kompas.com (15/3/2020), alasan penutupan tersebut adalah mencegah penyebaran pandemi Covid-19. Terlebih, Observatorium Bosscha kerap menerima kunjungan rombongan. 

“Status pandemi Covid-19 serta penyebaran virus yang sedang meningkat di Indonesia, dan observatorium Bosscha menerima pengunjung, terutama kelompok siswa dan siswi sekolah, dalam jumlah besar yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia," bunyi keterangan resmi Observatorium Bosscha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com