Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Desa Dikembangkan untuk Isi Lapangan Kerja di Parapuar Labuan Bajo

Kompas.com - 31/01/2023, 07:10 WIB
Nansianus Taris,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Sejumlah desa penyangga di tempat wisata Parapuar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), dikembangkan agar warganya dapat mengisi lapangan kerja di tempat wisata baru tersebut.

"Tahun ini kami akan mulai membangun kawasan Parapuar. Kami berharap bisa turut terlibat untuk menjadikan tiga desa penyangga di sekitaran Parapuar menjadi kawasan desa yang paling tertata rapi di Labuan Bajo," ujar Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Shana Fatina, saat ditemui di Labuan Bajo, Senin (30/1/2023) siang.

Baca juga:

Adapun tiga desa tersebut yakni Desa Golo Bilas, Desa Gorontalo, dan Kelurahan Wae Kelambu.

Ia berharap, sebagian besar lapangan kerja di Parapuar dapat diisi oleh warga desa itu melalui pemanfaatan ruang serta peluang dari potensi penyerapan sekitar 2.000 tenaga kerja, hingga selesainya pembangunan zona empat tempat wisata tersebut.

Baca juga: 6 Tips Liburan ke Labuan Bajo untuk Pemula, Open Trip atau Solo Trip?

Tidak hanya itu, desa penyangga tersebut diharapkan bisa menjadi lokasi agrowisata.

Dengan demikian, kegiatan tersebut tidak hanya menjadikan desa tersebut sebagai destinasi, tapi juga dapat menjadi supplier bagi kebutuhan hotel dan restoran yang sudah didata sebelumnya oleh BPOLBF.

Baca juga:

"Penting sekali bagi tiap desa wisata untuk memiliki nilai unik, karena itu akan menjadi pembeda dengan desa wisata lainnya. Kita perlu tahu apa yang mau kita tampilkan sehingga wisatawan menemukan sajian yang berbeda dari desa lainnya. Ini juga akan memudahkan promosi agar wisatawan mau datang berkunjung dan tinggal lebih lama di desa," terangnya.

Pemandangan dari Parapuar Viewpoint di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).Dok. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pemandangan dari Parapuar Viewpoint di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ia menyebut, Desa Golo Bilas memiliki daya tarik budaya, khususnya di Kampung Kaper.

Hingga saat ini, kata dia, sanggar budaya Kampung Kamper banyak dikunjungi wisatawan, salah satu alasannya karena lokasinya berjarak sekitar 10 menit dari pusat Kota Labuan Bajo.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat Pius Baut menyampaikan, melalui pariwisata, desa diberi ruang untuk menyajikan keunikannya agar turut menggerakan perekonomian masyarakat.

Baca juga:

"Labuan Bajo sudah menjadi destinasi MICE (meetings, incentives, conferences and exhibitions), kalau masyarakat lokal memiliki kemampuan, maka bisa memanfaatkan kesempatan ini," ujarnya.

Ia pun mencontohkan Desa Golo Bilas yang dinilainya berlokasi strategis karena berada di jalur Trans Flores.

"Masyarakat bisa memanfaatkan ini untuk menarik wisatawan yang ingin berkunjung ke destinasi lain, agar bisa singgah di Desa Golo Bilas," kata dia.

Apa itu Parapuar?

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat meninjau View Point Parapuar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, pada Sabtu (29/10/2022).Dok. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat meninjau View Point Parapuar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, pada Sabtu (29/10/2022).

Sebagai informasi, dikutip dari laman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Parapuar adalah tempat wisata baru di Labuan Bajo. Nama tempat wisata ini bermakna "pintu masuk ke hutan".

Parapuar terdiri dari empat zona yakni zona budaya, zona rekreasi, zona alam liar, dan zona petualang.

Zona budaya akan difungsikan sebagai pusat budaya, pusat riset, area UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), museum, dan galeri. Zona ini diproyeksikan dapat menarik investasi hingga Rp 350 miliar.

Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat ke Labuan Bajo? Ini Rekomendasi Bulannya

Zona rekreasi ditujukkan untuk wellness tourism (wisata kebugaran) dengan target investasi Rp 200 miliar.

Ada pula zona alam liar yang mencakup kebun binatang mini dan cagar biosfer komodo. Target investasinya Rp 40 miliar.

Di zona petualang, akan ada fasilitas aktivitas luar ruangan, antara lain jogging track dan cable car, yang diproyeksikan menarik investasi Rp 210 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com