Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Museum Taman Prasasti Jakarta, Bekas Pemakaman Orang Asing

Kompas.com - 01/02/2023, 09:04 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Museum Taman Prasasti Jakarta merupakan sebuah museum ikonis dengan ratusan koleksi prasasti nisan yang tertancap di dalamnya.

Beralamat di Jalan Tanah Abang 1, Jakarta Pusat, museum seluas 1,3 hektar itu dulunya sebuah kompleks pemakaman khusus orang asing di Batavia yang dibuat oleh Pemerintah Belanda pada 1795.

"Itu bertahan sampai 1975," ucap Petugas Museum Taman Prasasti, Eko Yudi, saat ditemui Kompas.com, Sabtu (28/1/2023).

Baca juga: Itenarary Seharian di Jakarta Selatan, Mampir ke Simpang Temu

Berikut sejumlah fakta menarik seputar Museum Taman Prasasti yang Kompas.com rangkum buat kamu.

Fakta Museum Prasasti

1. Bekas pemakaman orang asing di Batavia

Sebelum menjadi museum, sejak tahun 1795 lokasi ini dulunya merupakan kompleks pemakaman yang dibuat oleh pemerintah Belanda khusus untuk orang asing yang tinggal di Batavia.

Pemakaman di Museum Taman PrasastiCahyu Cantika Amiranti Pemakaman di Museum Taman Prasasti

Selain orang Belanda, terdapat juga beberapa orang berkebangsaan Inggris, Amerika, dan Indonesia yang dimakamkan di sana.

Di museum ini, pengunjung bisa melihat batu nisan HF Roll, pendiri STOVIA atau sekolah kedokteran zaman Belanda yang menjadi cikal bakal Fakultas Kedukteran Universitas Indonesia.

Baca juga: Serunya Ikut Dinas Rahasia di Museum Taman Prasasti Jakarta

Ada juga batu nisan Olivia Marianne Raffles, istri dari Thomas Stamford Raffles yang menjabat sebagai Gubernur Hindia Belanda periode 1811-1816.

Selain itu, di sini kamu juga bisa menemjkan batu nisan Marius Hulswit, sang perancang sekaligus yang membangun Gereja Katedral pada tahun 1899-1901, hingga nisan seorang aktivis Soe Hok Gie.

Awalnya pemakaman tersebut memiliki luas 5,5 hektar, dengan jumlah makam mencapai ribuan.

Baca juga: Cara ke Museum Polri Jakarta Naik MRT dan Transjakarta

Hingga pada akhirnya Gubernur DKI Jakarta terdahulu, Ali Sadikin, ingin menjadikan pemakaman tersebut sebagai Museum Prasasti.

Sisa tanah yang digunakan untuk museum pun dikecilkan hingga 1,3 hektar.

2. Tidak ada lagi jenazah di dalamnya

Makam di Museum Taman PrasastiCahyu Cantika Amiranti Makam di Museum Taman Prasasti

Meski dulunya bekas kuburan, kini tidak ada lagi jenazah yang bersemayam di bawah nisan Museum Taman Prasasti.

"Ini museum, ya. Tidak ada jenazah, sudah diangkat semua jenazahnya, makanya disebut Museum Prasasti, isinya batu-batu nisan saja," kata Yudi.

Baca juga: Menginap di Museum Polri, Jelajah Tengah Malam Cuma Berbekal Senter

Semua jenazah sudah dipindahkan ke sejumlah lokasi. Ada yang diurus pihak keluarga, ada yang dipindahkan area Tanah Kusir dan Menteng Pulo Jakarta (kini Kasablanka).

"Pemindahan itu sudah selesai dilakukan dari tahun 1970-an, dan dibuka jadi museum tahun 1977 sudah tidak ada lagi jenazahnya," tambahnya.

 

3. Ada 32 nisan yang tidak pindah posisi

Museum Taman Prasasti, salah satu tempat bersejarah di Jakarta Pusat yang bisa dikunjungi.WIKIMEDIA COMMONS/MUHAMMAD ZAMRONI Museum Taman Prasasti, salah satu tempat bersejarah di Jakarta Pusat yang bisa dikunjungi.

Yudi memaparkan, kini tercatat ada 993 koleksi prasasti nisan di Museum Taman Prasasti Jakarta.

Dari jumlah tersebut, hanya ada 32 nisan in situ, atau nisan yang posisinya tidak berpindah sejak awal lokasi ini menjadi kompleks pemakaman hingga saat ini.

"Kami sudah penataan ulang, hanya ada 32 nisan in situ, artinya lokasi nisan tidak berubah sejak awal sampai sekarang," tuturnya.

Baca juga: Ratusan Koleksi Museum Katedral Jakarta, Ada Potongan Tulang

Adapun ciri-ciri nisan in situ ini bisa dilihat dari ukurannya yang lebih besar dibandingkan prasasti nisan lainnya.

"Yang ada rumahnya, ada patungnya itu asli. Kalau lempengan itu sudah pindah sana-sini," kata dia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

4. Bukan untuk syuting horor

Kelly Brito, Lucero Zunîga, dan Ibu Lucero, wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Museum Taman Prasasti, Jakarta Pusat, Kamis (29/6/2017). Mereka datang ke museum untuk tahu lebih banyak sejarah Indonesia.KOMPAS.com/NURSITA SARI Kelly Brito, Lucero Zunîga, dan Ibu Lucero, wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Museum Taman Prasasti, Jakarta Pusat, Kamis (29/6/2017). Mereka datang ke museum untuk tahu lebih banyak sejarah Indonesia.

Museum Taman Prasasti terbuka untuk aneka aktivitas komunitas, hingga bisa menjadi tempat syuting dan pemotretan.

Namun, museum ini tidak mengizinkan pengambilan gambar bertemakan horor.

Baca juga: Wisata Baru Jakarta Holeo Golf & Museum, Ada Aktivitas Apa Saja?

"Kami terbuka untuk segala permintaan, tur, pemotretan, dan boleh syuting film, yang penting jangan horor saja, karena kami lebih ke edukasi."

"Kalau tujuannya memperkenalkan museum dalam konteks horor itu enggak boleh," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com