Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Prediksi Tren Liburan 2023, Staycation hingga Wisata Hemat

Kompas.com - 02/02/2023, 17:05 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mencuatnya isu resesi ekonomi global di tahun 2023 rupanya tidak menyurutkan minat masyarakat untuk berwisata.

Hal ini setidaknya tampak dari hasil survei daring yang dilakukan oleh platform perjalanan dan pemesanan akomodasi Pegipegi.

Dalam laporan Pegipegi Travel Report 2022 disebutkan bahwa 80 persen dari 450 responden memilih tetap berencana jalan-jalan pada tahun ini.

Baca juga:

Adapun survei dilakukan secara daring pada tanggal 2–25 November 2022 dan pengolahan data internal yang bertujuan untuk mengetahui preferensi traveling masyarakat Indonesia sepanjang tahun 2022. Survei ini diikuti oleh lebih dari 450 responden pelanggan Pegipegi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Pegipegi mengolah data nilai median harga hotel partner yang tersebar di 19 wilayah populer di Indonesia, mulai dari akomodasi non-bintang (seperti guest house, homestay, villa), hotel bintang 1 hingga bintang 5.

Di antaranya 19 wilayah tersebut termasuk kota besar seperti Bandung, Bogor, Jakarta, Makassar, Palembang, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya.

Data nilai median yang diambil terdiri dari data harga hotel saat low season (periode Februari-April dan September-Oktober) dan high season (seperti periode liburan sekolah, liburan Lebaran, liburan Natal dan Tahun Baru).

Lebih lanjut, berikut tren liburan yang diprediksi muncul tahun 2023 di tengah munculnya potensi resesi ekonomi dunia, menurut laporan Pegipegi.

Tren liburan 2023

1. Staycation

Ilustrasi staycationDok. SHUTTERSTOCK/SHYNTARTANYA Ilustrasi staycation

Staycation masih diminati tahun ini, termasuk oleh mereka yang memiliki bujet terbatas untuk liburan.

Tren ini disebut masih memungkinkan siapapun beraktivitas bersama keluarga, teman, atau pasangan.

Seperti bercengkerama dengan keluarga sambil menonton streaming film, mengajak anak bermain di kolam renang dan taman bermain, hingga makan malam bersama pasangan di restoran hotel.

Baca juga: 6 Resort Pantai Dekat Jakarta, Bisa untuk Staycation

Selain itu, sebagian besar layanan akomodasi telah berkembang. Tidak sekadar tempat menginap, melainkan bertransformasi menjadi tempat untuk menghabiskan waktu liburan berkualitas.

2. Aktivitas bekerja sambil liburan tumbuh

Ilustrasi wisatawan di Bali.Dok. Pixabay/Sandy Griffin Ilustrasi wisatawan di Bali.

Situasi pasca-pandemi Covid-19 menciptakan pola kerja yang lebih fleksibel dan membuat orang-orang tidak lagi harus bekerja dari kantor.

Sebagian besar perusahaan pun telah melihat dampak positif kebijakan work from home atau flexible working arrangement, baik dari sisi kualitas kehidupan perusahaan hingga performa bisnis. 

"Inilah yang akhirnya memunculkan tren workcation, yang mana seseorang bekerja atau menjalani aktivitas bisnisnya sembari liburan, dengan waktu keberangkatan pada hari Kamis atau Jumat dan pulang di akhir pekan," demikian tertulis dalam keterangan resmi Pegipegi yang diterima Kompas.com, dikutip Selasa (31/1/2023).

Baca juga: 8 Hotel Dekat Sirkuit Mandalika, Bisa untuk Work from Mandalika

Tren berikut diperkirakan terus tumbuh di tahun 2023 seiring upaya pemerintah yang juga telah mengeluarkan kebijakan visa digital nomad.

Sehingga memungkinkan para pekerja jarak jauh (remote worker) datang ke Indonesia untuk bekerja sambil liburan.

Selain itu, telah banyak pula layanan akomodasi yang menawarkan paket menginap jangka panjang bagi tamunya.

 

3. Hidden gem dan glamping untuk healing

Suasana di Koh Kradan, Thailand. Salah satu lokasi yang cocok untuk healing.SHUTTERSTOCK/ANNA EWA BIENIEK Suasana di Koh Kradan, Thailand. Salah satu lokasi yang cocok untuk healing.

Pegipegi Travel Report 2022 menemukan sebanyak 71 persen responden melakukan traveling untuk healing dan menemukan suasana baru.

Selain itu, penggunaan kata "healing" yang secara luas di mesin pencarian Google mencapai 500 persen.

"Temuan Pegipegi Travel Report 2022 juga mengonfirmasi tumbuhnya wellness tourism, atau wisata yang menawarkan konsep menjaga serta memelihara kesehatan mental dan jasmani," bunyi keterangan Pegipegi.

Baca juga: 5 Tempat Healing di Surabaya, Bisa Santai di Hutan Kota

Masyarakat di perkotaan juga kian tertarik melakukan glamorous camping, atau glamping di layanan akomodasi yang menawarkan pengalaman menginap nyaman di tengah alam.

Selain itu, wisatawan kalangan Gen-Z, akan mengeksplorasi lebih jauh destinasi-destinasi alam cantik di Indonesia yang belum diketahui banyak orang (hidden gems).

Lantaran, kegemaran mereka dalam mengeksplorasi wisata alam tersembunyi ini akan dipamerkan sebagai bagian momen perjalanannya melalui media sosial.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Sehingga diperkirakan pada tahun 2023 akan semakin banyak masyarakat yang traveling dengan mendekatkan diri ke alam, sambil memanfaatkan momen perjalanannya untuk merawat tubuh, jiwa, dan menyegarkan pikiran.

4. Kereta api, bus, dan travel semakin diminati

Ilustrasi kereta api jarak jauh.SHUTTERSTOCK/AKHMAD DODY FIRMANSYAH Ilustrasi kereta api jarak jauh.

Dibanding tahun 2023, Pegipegi mencatat terjadi kenaikan transaksi tiket kereta api sebesar 90 persen. Sedangkan untuk bus dan travel lebih dari 200 persen.

Ini menunjukkan kecenderungan masyarakat yang kembali menikmati romansa momen perjalanannya, seperti bercengkerama dengan rekan traveling dan menikmati pemandangan selama perjalanan.

Tren ini terus berkembang seiring berbagai upaya peningkatan layanan berbagai armada kereta api, bus, dan travel yang semakin mendukung kenyamanan masyarakat dalam perjalanan.

Baca juga: Cara Naik Kereta Panoramic Keberangkatan Bandung dan Surabaya Gubeng

Salah satunya ialah lewat kehadiran kereta panoramic yang menawarkan pengalaman berbeda saat naik kereta api, hingga sleeper bus yang kian memberi kenyamanan bagi penumpangnya dengan fasilitas yang lengkap.

 

5. Group traveling semakin tumbuh

Ilustrasi liburan dengan campervan. Indonesia Travel/NANA DJUANA Ilustrasi liburan dengan campervan.

Pandemi Covid-19 menyebabkan orang-orang membatasi dirinya berinteraksi dengan sekitar.

Pola itu membuat wisatawan saat ini relatif akan merencanakan liburan mereka dengan lebih matang untuk memastikan momen kebersamaan saat traveling berjalan lebih menyenangkan.

Baca juga: Liburan ke Luar Negeri Bujet Rp 5 Juta, Bisa ke Mana Saja?

6. Wisata hemat menjadi alternatif

Ilustrasi wisatawan.Dok. Shutterstock/eggeegg Ilustrasi wisatawan.

Meski risiko krisis ekonomi mengancam, masyarakat masih melihat traveling sebagai salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan.

Adanya kemungkinan resesi ekonomi diperkirakan turut mendorong masyarakat untuk lebih bijak dalam mengalokasikan bujet berwisata.

Baca juga: 7 Tips Mencari Promo Hotel Agar Liburan Lebih Hemat 

Alhasil, frugal travel (wisata hemat) akan menjadi tren yang diprediksi tumbuh pada tahun 2023, sebagai solusi alternatif dalam bepergian.

"Pegipegi Travel Report 2022 menunjukkan, sebagian besar responden mengalokasikan bujet per perjalanan dalam rentang Rp 1 juta sampai Rp 5 juta dengan frekuensi traveling yang sering dalam durasi waktu yang singkat," bunyi keterangan Pegipegi.

Selain itu, tren frugal travel juga ditunjukkan lewat riset Pegipegi terhadap median (nilai tengah) harga hotel di sembilan wilayah populer Indonesia, yang berada di rentang Rp 250.000–Rp 500.000.

Artinya, banyak layanan akomodasi menawarkan kisaran harga sewa tersebut didasari minat masyarakat yang mencari akomodasi dengan harga terjangkau.

Baca juga: 5 Hotel Dekat Jakarta Escape, Bisa untuk Staycation

Hal ini karena harga akomodasi dan transportasi menjadi perhatian utama yang dicari oleh wisatawan ketika menyusun rencana perjalanan.

"Sensitivitas pada anggaran membuat sebagian travelers tak mempermasalahkan memesan transportasi dengan waktu tempuh yang agak lambat, dan menginap di layanan akomodasi standar selama hasrat mereka melakukan traveling terpenuhi," tulis keterangan Pegipegi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com