KOMPAS.com – Wisata halal atau wisata ramah muslim, selama ini mungkin masih kerap disamakan dengan wisata religi.
Namun, ternyata wisata halal dan wisata religi adalah dua hal yang berbeda. Lalu, seperti apa bedanya?
Penjelasan perbedaan mengenai perbedaan wisata halal dan wisata religi, disampaikan oleh Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin di Istana Kepresidenan Yogyakarta, Sabtu (4/3/2023).
Baca juga: Thailand Semakin Ramah Muslim, Ada Aplikasi Cari Resto Halal
“Kalau mengunjungi masjid itu bukan wisata halal, itu ya, itu namanya wisata religi,” kata dia dalam keterangan resmi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Sabtu.
Wapres Ma’ruf melanjutkan, wisata halal adalah adanya layanan halal di destinasi atau tempat wisata, seperti tempat ibadah atau restoran halal.
"Jadi sebenarnya wisata halal itu layanan yang halal di wisata itu. Itu yang barangkali persepsinya yang keliru,” kata dia.
Menurut Ma’ruf, persepsi semacam itu membuat orang-orang berpendapat bahwa wisata halal adalah mengubah suatu tempat wisata jadi religi.
Adapun wisata halal ditujukan untuk menarik minat turis atau wisatawan muslim, baik dari dalam maupun dari negara mayoritas muslim.
Baca juga: 3 Pasar Utama Wisata Ramah Muslim Indonesia, Ada Eropa
Itu karena wisatawan muslim memerlukan tempat untuk melaksanakan ibadah, juga makanan yang tejamin kehalalannya.
Sehingga dengan adanya fasilitas atau layanan halal di suatu destinasi dan tempat wisata, wisatawan muslim tidak perlu khawatir saat hendak bersantap atau beribadah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.