Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu Air Tanah dalam Karya Aquifer di Art Jakarta Gardens 2023

Kompas.com - 10/02/2023, 08:35 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sederet karya seni dari para seniman Tanah Air hingga mancanegara terpajang di Art Jakarta Gardens 2023, yang masih berlangsung hingga Minggu (12/2/2023) depan di Hutan Kota by Plataran, Jakarta Pusat.

Salah satu karya yang menyita perhatian dan tampak berbeda dari yang lainnya ialah instalasi bernama Aquifer, buah karya dari Digital Nativ yang berkolaborasi bersama iForte.

Baca juga:

"Karya ini menarik hubungan antara pengambilan air tanah, urbanisasi, penurunan tanah, banjir, intrusi air laut, dan pencemaran air tawar," kata seniman dari Aquifer, Miebi Sikoki, kepada Kompas.com, Rabu (9/2/2023).

Lebih lanjut, instalasi Aquifer dibuat dengan mengusung tema seputar penggunaan air tanah di Jakarta.

Aquifer bahas isu ketersediaan air tanah Jakarta

Lewat Aquifer, seniman ini ingin menunjukkan alasan pentingnya sistem manajemen terpusat untuk sumber air tanah dan air permukaan.

Jika dilihat, instalasi ini dilengkapi 25 tabung yang diterangi laser dengan (kayu) dowel otomatis atau alat yang bergerak naik turun dalam pipa, dan satu layar interaktif.

"Tabung-tabung yang diterangi laser mewakili berbagai titik penarikan air tanah di berbagai kecamatan di wilayah Jakarta," terang Miebi.

Baca juga:

Mengacu terhadap data dari Analisis Ketersediaan Air Tanah, alat dalam tabung dikendalikan secara otomatis untuk menunjukkan tingkat air tanah saat ini dan proyeksi yang akan datang dalam cakupan kecamatan tersebut.

Sementara itu, layar interaktif akan menampilkan data perbandingan, antara permintaan dan pasokan air. 

Instalasi Aquifer di Art Jakarta Gardens 2023Instagram/@digitalnativ Instalasi Aquifer di Art Jakarta Gardens 2023

"Dengan menggunakan data dari Badan Pusat Statistika Provinsi DKI Jakarta (2017-2021), kami membagi volume air yang terjual oleh PAM (perusahaan air minum) dengan jumlah pelanggan PAM," terangnya.

Dengan mengambil nilai rata-rata ini, pihaknya mengalikan nilai tersebut dengan jumlah populasi penduduk untuk memberikan perkiraan jumlah permintaan air bersih (bagian berwarna biru).

Baca juga:

"Dari jumlah permintaan air bersih ini, kami menandai jumlah air yang disediakan oleh PAM (P), dan mengasumsikan sisanya menggunakan air tanah (G)," paparnya.

Adapun semua tabung dan layar menampilkan data perkiraan ketersediaan air setiap kecamatan, dari satu tahun ke tahun berikutnya secara bersamaan.

Oleh sebab itu, melalui instalasi ini, pengunjung bisa mengetahui seberapa tinggi ketersediaan air tanah di suatu wilayah di Jakarta, dan memperkirakan jumlahnya beberapa tahun mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com