Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Tradisi Bau Nyale di Lombok, Berawal dari Putri Mandalika

Kompas.com - 10/02/2023, 12:30 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

2. Bau Nyale dan cerita Putri Mandalika

Masyarakat Lombok percaya, Nyale merupakan jelmaan dari Putri Mandalika. Legenda Putri Mandalika terkenal hampir di seluruh penjuru Pulau Lombok.

Menurut cerita, sang putri yang berparas cantik memilih menceburkan diri ke laut guna menghindari peperangan antar-pangeran yang merebutkan dirinya.

Sebagaimana dikutip dari Kompas.com pada Selasa (17/1/2023), dahulu terdapat sebuah Kerajaan Seger yang dipimpin oleh raja yang arif dan bijaksana bersama dengan permaisurinya. Mereka dikaruniai seorang putri yang cantik.

Semasa kecilnya, sang putri dijuluki "tojang beru" (baru muncul). Ketika menginjak dewasa, kecantikannya begitu memesona. Namanya pun diubah menjadi Putri Mandalika yaitu Putri yang memiliki cahaya kejelitaan.

Baca juga: Puncak Bau Nyale 2023 Akan Dipusatkan di Pantai Tanjung Aan

Kecantikan Putri Mandalika memikat hati banyak pangeran. Para pangeran itu kemudian melamarnya, namun semuanya ia tolak lantaran khawatir jika menerima salah satu lamaran, maka akan menimbulkan persaingan tidak sehat di antara para pangeran dan berakibat peperangan.

Namun, dua orang pangeran sangat bersikeras ingin meminangnya. Mereka mengancam akan menghancurkan kerajaan jika Putri Mandalika tidak menerima pinangannya.

Putri Mandalika pun gundah dan memohon petunjuk pada Tuhan. Setelah mendapat petunjuk melalui mimpi, Sang Putri akhirnya memutuskan untuk menceburkan diri ke laut lepas.

Sebelum terjun ke laut, Putri Mandalika konon berseru:

"Wahai ayahanda dan Ibunda serta semua pangeran rakyat negeri Tonjang Beru yang aku cintai. Hari ini aku telah menetapkan bahwa diriku untuk kalian semua. Aku tidak dapat memilih satu di antara pangeran. Karena ini takdir yang menghendaki agar aku menjadi nyale yang dapat kalian nikmati bersama pada bulan dan tanggal saat munculnya nyale di permukaan laut."

Baca juga: Kisah di Balik Festival Bau Nyale Bisa Jadi Nilai Jual Pariwisata

Sesaat setelah Sang Putri menceburkan diri, muncullah binatang kecil yang jumlahnya sangat banyak yang kini disebut sebagai nyale.

Binatang itu berbentuk cacing laut. Mereka menduga bahwa binatang itu adalah jelmaan dari Sang Putri.

Lalu beramai-ramai mereka berlomba-lomba mengambil binatang itu sebanyak-banyaknya untuk dinikmati sebagai rasa cinta kasih.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com