Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Tradisi Bau Nyale di Lombok, Berawal dari Putri Mandalika

Kompas.com - 10/02/2023, 12:30 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masyarakat Lombok di Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki sebuah tradisi unik menangkap cacing laut atau Bau Nyale, yang dirayakan satu kali setiap tahunnya.

Pada tahun ini, Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, NTB telah menetapkan puncak Bau Nyale akan digelar pada Jumat (10/2/2023) dan Sabtu (11/2/2023) di Pantai Seger, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.

Baca juga:

"Malam puncak Festival Pesona Bau Nyale dilaksanakan pada tanggal 10 Februari 2023 dan dilanjutkan dengan Pengambilan Nyale (Bau Nyale) pada tanggal 11 Februari 2023," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) NTB Jamaluddin Maladi dalam keterangan resminya, Kamis (9/2/2023).

Lebih lanjut, berikut fakta seputar tradisi Bau Nyale dari Suku Sasak yang Kompas.com rangkum buat kamu.

Fakta tradisi Bau Nyale di NTB

1. Apa yang dimaksud Bau Nyale?

Pantai Pondok Dende, Lombok Tengah, Selasa (22/2/2022), menjadi pantai yang selalu dituju warga untuk menggelar Tradisi Bau Nyale (menangkap cacing laut). Tradisi Bau Nyale digelar tiap tahun oleh masyarakat Suku Sasak di sepanjang pantai selatan Pulau Lombok pada tanggal 20 bulan 10 penanggalan Suku Sasak, yang tahun ini jatuh pada 22 Februari 2022.KOMPAS.com/FITRI RACHMAWATI Pantai Pondok Dende, Lombok Tengah, Selasa (22/2/2022), menjadi pantai yang selalu dituju warga untuk menggelar Tradisi Bau Nyale (menangkap cacing laut). Tradisi Bau Nyale digelar tiap tahun oleh masyarakat Suku Sasak di sepanjang pantai selatan Pulau Lombok pada tanggal 20 bulan 10 penanggalan Suku Sasak, yang tahun ini jatuh pada 22 Februari 2022.

Bau Nyale tersusun dari dua kata, yakni Bau dan Nyale.

Dilansir dari Kompas.com pada Selasa (17/1/2023), kata "bau" artinya menangkap, sedangkan "nyale" adalah sejenis cacing yang hanya muncul setahun sekali di beberapa lokasi tertentu di pantai selatan Pulau Lombok.

Nyale atau cacing laut ini dipercaya masyarakat Lombok sebagai jelmaan Putri Mandalika yang dapat mendatangkan kesejahteraan bagi mereka yang menghargainya, serta keburukan bagi orang yang meremehkannya.

Baca juga: Puncak Bau Nyale Digelar 10-11 Februari 2023

2. Bau Nyale dan cerita Putri Mandalika

Patung Putri Mandalika, legenda putri yang berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat, terkait dengan Tradisi Bau Nyale atau menangkap cacing laut yang dipercaya sebagai jelmaan Putri Mandalika, Selasa (22/2/2022). Tradisi Bau Nyale digelar tiap tahun oleh masyarakat Suku Sasak di sepanjang pantai selatan Pulau Lombok pada tanggal 20 bulan 10 penanggalan Suku Sasak, yang tahun ini jatuh pada 22 Februari 2022.KOMPAS.com/FITRI RACHMAWATI Patung Putri Mandalika, legenda putri yang berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat, terkait dengan Tradisi Bau Nyale atau menangkap cacing laut yang dipercaya sebagai jelmaan Putri Mandalika, Selasa (22/2/2022). Tradisi Bau Nyale digelar tiap tahun oleh masyarakat Suku Sasak di sepanjang pantai selatan Pulau Lombok pada tanggal 20 bulan 10 penanggalan Suku Sasak, yang tahun ini jatuh pada 22 Februari 2022.

Masyarakat Lombok percaya, Nyale merupakan jelmaan dari Putri Mandalika. Legenda Putri Mandalika terkenal hampir di seluruh penjuru Pulau Lombok.

Menurut cerita, sang putri yang berparas cantik memilih menceburkan diri ke laut guna menghindari peperangan antar-pangeran yang merebutkan dirinya.

Sebagaimana dikutip dari Kompas.com pada Selasa (17/1/2023), dahulu terdapat sebuah Kerajaan Seger yang dipimpin oleh raja yang arif dan bijaksana bersama dengan permaisurinya. Mereka dikaruniai seorang putri yang cantik.

Semasa kecilnya, sang putri dijuluki "tojang beru" (baru muncul). Ketika menginjak dewasa, kecantikannya begitu memesona. Namanya pun diubah menjadi Putri Mandalika yaitu Putri yang memiliki cahaya kejelitaan.

Baca juga: Puncak Bau Nyale 2023 Akan Dipusatkan di Pantai Tanjung Aan

Kecantikan Putri Mandalika memikat hati banyak pangeran. Para pangeran itu kemudian melamarnya, namun semuanya ia tolak lantaran khawatir jika menerima salah satu lamaran, maka akan menimbulkan persaingan tidak sehat di antara para pangeran dan berakibat peperangan.

Namun, dua orang pangeran sangat bersikeras ingin meminangnya. Mereka mengancam akan menghancurkan kerajaan jika Putri Mandalika tidak menerima pinangannya.

Putri Mandalika pun gundah dan memohon petunjuk pada Tuhan. Setelah mendapat petunjuk melalui mimpi, Sang Putri akhirnya memutuskan untuk menceburkan diri ke laut lepas.

Sebelum terjun ke laut, Putri Mandalika konon berseru:

"Wahai ayahanda dan Ibunda serta semua pangeran rakyat negeri Tonjang Beru yang aku cintai. Hari ini aku telah menetapkan bahwa diriku untuk kalian semua. Aku tidak dapat memilih satu di antara pangeran. Karena ini takdir yang menghendaki agar aku menjadi nyale yang dapat kalian nikmati bersama pada bulan dan tanggal saat munculnya nyale di permukaan laut."

Baca juga: Kisah di Balik Festival Bau Nyale Bisa Jadi Nilai Jual Pariwisata

Sesaat setelah Sang Putri menceburkan diri, muncullah binatang kecil yang jumlahnya sangat banyak yang kini disebut sebagai nyale.

Binatang itu berbentuk cacing laut. Mereka menduga bahwa binatang itu adalah jelmaan dari Sang Putri.

Lalu beramai-ramai mereka berlomba-lomba mengambil binatang itu sebanyak-banyaknya untuk dinikmati sebagai rasa cinta kasih.

3. Kapan Bau Nyale muncul?

Pantai Pondok Dende, Lombok Tengah, Selasa (22/2/2022), menjadi pantai yang selalu dituju warga untuk menggelar Tradisi Bau Nyale (menangkap cacing laut). Tradisi Bau Nyale digelar tiap tahun oleh masyarakat Suku Sasak di sepanjang pantai selatan Pulau Lombok pada tanggal 20 bulan 10 penanggalan Suku Sasak, yang tahun ini jatuh pada 22 Februari 2022.KOMPAS.com/FITRI RACHMAWATI Pantai Pondok Dende, Lombok Tengah, Selasa (22/2/2022), menjadi pantai yang selalu dituju warga untuk menggelar Tradisi Bau Nyale (menangkap cacing laut). Tradisi Bau Nyale digelar tiap tahun oleh masyarakat Suku Sasak di sepanjang pantai selatan Pulau Lombok pada tanggal 20 bulan 10 penanggalan Suku Sasak, yang tahun ini jatuh pada 22 Februari 2022.

Berdasarkan cerita Putri Mandalika yang beredar, sang putri menceburkan diri ke laut pada tanggal 20 bulan ke-10 tahun sasak.

Maka dari itu, tradisi menangkap nyale berlangsung setiap tanggal 20 bulan 10 dalam penanggalan suku sasak yang pada tahun ini jatuh pada hari Sabtu (11/2/2023).

Baca juga: Bau Nyale, Momen Berburu Cacing Nyale Perwujudan Purti Mandalika

4. Cara menangkap nyale

Penampakan nyale atau cacing laut yang ditangkap di Pantai Pondok Dende, Lombok Tengah, dan dipercaya sebagai jelmaan Putri Mandalika, Selasa (22/2/2022). Tradisi Bau Nyale digelar tiap tahun oleh masyarakat Suku Sasak di sepanjang pantai selatan Pulau Lombok pada tanggal 20 bulan 10 penanggalan Suku Sasak, yang tahun ini jatuh pada 22 Februari 2022.KOMPAS.com/FITRI RACHMAWATI Penampakan nyale atau cacing laut yang ditangkap di Pantai Pondok Dende, Lombok Tengah, dan dipercaya sebagai jelmaan Putri Mandalika, Selasa (22/2/2022). Tradisi Bau Nyale digelar tiap tahun oleh masyarakat Suku Sasak di sepanjang pantai selatan Pulau Lombok pada tanggal 20 bulan 10 penanggalan Suku Sasak, yang tahun ini jatuh pada 22 Februari 2022.

Wujud nyale sendiri begitu unik lantaran berwarna-warni. Dibutuhkan kesabaran agar tangkapan nyale banyak, sebab cacing ini cukup lincah dan licin.

Adapun proses menangkap Nyale dilakukan menggunakan kayu berbentuk huruf ‘U’ yang diikat dengan jaring di belakangnya, dikutip dari Kompas.com, Rabu (16/2/2022).

Nyale yang bermunculan dari dalam karang itu kemudian diserok dengan jaring tersebut.

Begitu mendapat nyale, ada warga yang langsung memakan cacing berprotein tinggi ini tanpa diolah terlebih dulu. Namun ada pula yang membawanya pulang untuk dimasak dan dimakan bersama keluarga.

Baca juga: Ribuan Warga Lombok Berburu Cacing di Festival Bau Nyale

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com